Persembahan seorang janda miskinPersembahan seorang janda miskin (bahasa Inggris: The Widow's Mite[1]) adalah suatu pelajaran yang dicatat dalam Injil Sinoptik (Markus 12:41–44, Lukas 21:1–4), pada waktu Yesus mengajar di Bait Allah di Yerusalem. Injil Markus menunjukkan bahwa dua "peser" (bahasa Yunani: lepton; bentuk jamak: lepta) bersama-sama bernilai satu "duit" (bahasa Yunani: quadrans), koin Romawi terkecil. Sebuah lepton adalah koin yang terkecil dan paling tidak berharga di antara koin yang beredar di Yudea, senilai sekitar enam menit kerja dari upah rata-rata harian.[2] Catatan AlkitabMarkus 12:41-44
Lukas 21:1-4
KomentariTafsiran tradisional cerita ini cenderung untuk melihat kekontrasan perilaku ahli-ahli Taurat dengan janda itu, dan mendorong pemberian murah hati kepada Allah; sering dibaca bersama-sama 2 Korintus 9:7, "...sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." Addison Wright mengamati bahwa tidak ada indikasi mengenai sikap atau kerangka pikiran sang janda. Ia mengemukakan bahwa sebelumnya, di dalam Markus 7:10–13, Yesus menegur para ahli Taurat dan orang Farisi yang munafik karena memiskinkan orang tua.[5]
Di bagian ini segera sebelum Yesus mengambil tempat duduk di seberang peti persembahan, Ia digambarkan mengutuk para pemimpin agama yang berpura-pura saleh, menerima hormat dari orang banyak, dan mencuri harta milik para janda. "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat."[6] Para janda adalah penerima kasih dan belas kasihan Allah yang lembut dan ada catatan jelas mengenai pemeliharaan dan kasih Allah yang khusus bagi wanita yang hidup sendirian, baik karena ditinggal oleh suaminya maupun karena pasangannya meninggal dunia (Lukas 7:11–17; 18:2–8; 21:2–4; Markus 12:42–43).[7] Para pemimpin agama yang membuat para janda menjadi miskin, ternyata juga mendorong para janda itu untuk memberi sumbangan di luar kemampuan mereka. Dalam pendapat Wright, selain memuji janda kemurahan hati, Yesus mengutuk kedua sistem sosial yang membuat janda itu miskin, dan "...sistem nilai yang memotivasi tindakan tersebut, dan ia mengutuk orang-orang yang membuatnya melakukan hal itu."[5] Quentin Quesnell melihat di kisah ini "...teguran dan penolakan terhadap orang-orang zalim."[8] Quesnell mencatat bahwa jika pernyataan Yesus itu dilihat sebagai dukungan terhadap tindakan sang janda, tidak diiringi oleh komentar yang biasa, seperti "Pergi, dan lakukan hal yang sama."[8] Kisah persembahan janda itu diikuti dengan bacaan, Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!" Lalu Yesus berkata kepadanya: "Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan."[9] Wright mencatat ironi bahwa karena Bait Suci segera dihancurkan pada tahun 70 M, persembahan janda itu seakan tidak berarti apa-apa.[5] Namun, Allah mengukur persembahan bukan dari jumlah yang dipersembahkan tetapi dari kasih, pengabdian, dan pengorbanan yang terkandung dalam persembahan itu.[7] Yesus memberikan pelajaran tentang bagaimana Allah menilai pemberian:
Lihat pula
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Lesson of the widow's mite. |