Pertapaan Sonder
Pertapaan Sonder atau Sonder Hermitage Park terdapat di Dukuh Sonder, Berlokasi Desa Tulakan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. EtimologiDinamakan tempat Pertapaan Sonder, Karena tempat tersebut terdapat di Dukuh Sonder dan tempat tersebut merupakan tempat di mana Ratu Kalinyamat melakukan Topo Udo.[1][2] SejarahPada abad XIV Nyai Langgeng atau sering dikenal dengan Ratu Kalinyamat[3] berkuasa atas kerajaan yang berpusat di Kalinyamatan. Pada tahun 1549 suaminya yang bernama Sultan Hadirin terbunuh oleh Arya Penangsang pada suatu pertempuran. Sepeninggal suaminya, Ratu Kalinyamat meninggalkan tahta kerajaan untuk berkelana menuntut keadilan, sampai akhirnya sampai di Dukuh Sonder Desa Tulakan, Kecamatan Banyumanis. Di tempat itu dia bertapa, topo wudo yaitu meninggalkan pakaian kebesaran kerajaan sampai dendamnya kepada Arya Penangsang terbalaskan. Ratu Kalinyamat yang dilukiskan sangat cantik bertapa hanya dengan berbalutkan rambutnya yang panjang terurai. Ia memohon pertolongan kepada Tuhan agar diberikan kekuatan sehingga bisa membalas dendam atas kematian suaminya. Dia bersumpah ”ora pisan-pisan ingsun jengkar saka tapa ingsun yen durung iso kramas getihe lan kesed jambule Arya penangsang” (Ia tidak akan menghentikan laku tapanya jika belum bisa keramas dengan darah Aryo Penangsang). Akhirnya, Aryo Penangsang terbunuh dalam suatu pertempuran dengan Danang Sutawijaya. Aryo Penangsang tewas secara mengenaskan dengan usus terburai oleh kerisnya sendiri. Laku tapa Ratu Kalinyamat dengan sumpahnya itu ditafsirkan oleh masyarakat desa Tulaan sebagai wujud kesetiaan, kecintaan, dan pengabdian sang ratu kepada suaminya. Ia dengan kesadaran dan keiikhlasannya yang tinggi bersedia meninggalkan gemerlapnya kehidupan istana demi membalas dendam atas kematian suaminyaRatu Kalinyamat bertapa sangat lama sampai-sampai rambutnya dikubur di tempat itu. ZiarahSetiap malam Jumat Wage, Pertapaan Sonder selalu dipenuhi peziarah yang datang dari berbagai daerah di sekitar Jepara yang kebanyakan kaum perempuan yang ingin cantik alami, seperti Ratu Kalinyamat. Syaratnya, mereka terlebih dahulu harus mandi di sungai kecil yang ada di dekat situs bekas pertapaan, kemudian disusul dengan laku tapa atau meditasi selama 40 hari. Setiap peziarah harus bersuci terlebih dahulu (berwudlu) sebelum memanjatkan do’a-do’a. Kegiatan yang berkaitan dengan petilasan ini adalah Upacara Jembul Tulakan yang merupakan ritual sedekah bumi yang dilaksanakan setahun sekali. l jadi satu. Referensi
|