Pertempuran Noheji
Pertempuran Noheji (野辺地戦争 , Noheji sensō) adalah pertempuran yang merupakan bagian dari Pertempuran Aizu semasa Perang Boshin di Jepang. Pertempuran ini terjadi pada 7 November 1868 (23 September 1868 menurut kalender lama Jepang). Latar belakangPada 20 September 1868, Aliansi Utara (Ōuetsu Reppan Dōmei) yang pro-Keshogunan Tokugawa diproklamasikan di Morioka, ibu kota klan Nambu penguasa Domain Morioka. Teritori klan Nambu mencakup separuh dari bagian timur laut Provinsi Mutsu hingga ke utara ke Semenanjung Shimokita. Klan Nambu juga mengontrol domain taklukan di Hachinohe. Bagian timur laut Provinsi Mutsu didominasi klan Tsugaru dari Domain Hirosaki yang merupakan rival turun-temurun klan Nambu. Klan Tsugaru juga memiliki domain taklukan di Domain Kuroishi.[1] Klan Tsugaru mulanya berpihak kepada pasukan Aliansi Satchō yang mendukung kekaisaran, dan menyerang Domain Shōnai yang bertetangga.[2][3] Namun, klan Tsugaru kemudian membelot dan bergabung dengan Aliansi Utara (Ōuetsu Reppan Dōmei).[4] Setelah beberapa bulan menjadi pendukung keshogunan, untuk alasan yang masih belum diketahui, klan Tsugaru kembali mendukung Aliansi Satchō dan pihak kekaisaran.[2] Desa Noheji yang kini termasuk wilayah Prefektur Aomori adalah pelabuhan penting bagi klan Nambu di Teluk Mutsu. Noheji dijaga oleh kira-kira 400 prajurit dari Domain Hachinohe setelah kembalinya klan Tsugaru sebagai pendukung pihak kekaisaran. Pada 10 September 1868, pelabuhan Noheji ditembaki oleh kapal perang Shunyo-maru milik Domain Kubota yang dikomandani Nakamuta Kuranosuke dari Domain Saga. Meskipun demikian, serangan tersebut hanya menimbulkan sedikit korban dan kerusakan pada desa. PertempuranPada dini hari 23 September 1868, sebuah pasukan berkekuatan 180 prajurit klan Tsugaru dari Domain Hirosaki dibantu prajurit Domain Kuroishi yang dibagi menjadi tiga kompi, bertemu di Noheji dan merebut Desa Makado yang terpencil. Klan Tsugaru menembaki serta menghancurkan 64 rumah dan satu kuil Buddha. Garnisun klan Nambu di Noheji membalas tembakan, tetapi diserang setelah mendekati rumah-rumah yang sedang terbakar. Pasukan Nambu mencoba mengepung para penyerang dari klan Tsugaru agar mereka tidak dapat melarikan diri, tetapi upaya tersebut hanya sebagian berhasil. Dalam kekacauan yang terjadi selanjutnya, pasukan Tsugaru berhasil melakukan penetrasi hingga ke dalam desa. Ketika markas besar garnisun Nambu hampir berada di depan mata, komandan pasukan Tsugaru, Kojima Nagayoshi tewas sehingga menyebabkan pasukan Tsugaru mundur. Catatan mengenai korban pertempuran ini sangat bervariasi. Berdasarkan jumlah makam di sebuah pemakaman di Noheji, sedikitnya 27 orang tewas dari kedua belah pihak dan dimakamkan di kota ini. Menurut dokumen resmi dari Domain Hirosaki, klan Tsugaru menderita korban 29 orang tewas. Dokumen serupa dari klan Nambu mencatat 45 orang tewas dari pihaknya. Hasil pertempuranSebagai hasil pertempuran kecil-kecilan ini, Domain Tsugaru berhasil membuktikan bahwa pihaknya telah membelot dari Ōuetsu Reppan Dōmei, dan memilih untuk setia kepada istana kekaisaran. Pasukan klan Tsugaru kemudian bergabung dengan tentara kekaisaran dalam penyerbuan ke Republik Ezo di Hakodate.[5] Setelah terbentuknya Pemerintah Meiji, klan Tsugaru berhasil mengelak dari hukuman yang dijatuhkan pemerintah pusat kepada domain-domain utara yang mendukung pemberontak.[6] Pada 6 November 1869, klan Tsugaru dari Domain Hirosaki mengirim dua utusan ke Noheji untuk bertemu para pemimpin Desa Makado. Mereka berdalih klan Tsugaru dipaksa untuk menyerang Noheji di bawah tekanan dari Domain Saga, dan menyumbangkan beras dan kayu untuk membangun kembali desa. Referensi
Daftar pustaka
|