Pertempuran Perlintasan KasserinePertempuran Kasserine Pass adalah salah satu bagian dari Kampanye Afrika Utara selama Perang Dunia II. Pertempuran ini terjadi antara Blok Poros melawan Blok Sekutu antara tanggal 19-24 Februari 1943 di Kasserine Pass, Tunisia. Ketika Rommel telah kalah di Pertempuran El Alamein Pertama sebelumnya, Sekutu berusaha kembali menghancurkan pasukannya disini. Meskipun kekuatan pasukan tidak sebanding, tetapi nyatanya Rommel telah mengalahkan sekutu dengan kejeniusannya.
Latar BelakangDilatar belakangi oleh invasi Jerman Nazi ke Afrika Utara pada 1940 di bawah pimpinan Generalfeldmarschall Erwin Rommel. Sekutu yang terdiri atas Inggris dan Prancis kemudian tidak mampu menghadapi serangan tentara Rommel yang sangat besar. Bahkan, wilayah Prancis seperti Maroko, Aljazair, Libya, dan Tunisia jatuh semua ke tangan Nazi. Bahkan Inggris dibawah pimpinan Bernard Montgomery harus mundur sampai ke Mesir. Meskipun kemenangan yang dialami ini terbilang gemilang, namun Adolf Hitler menganggapnya sebelah mata. Apalagi kondisi Jerman di Eropa kala itu terancam kalah oleh Uni Soviet sehingga bantuan yang datang makin berkurang. Di Mesir, Inggris membentuk pertahanan yang kuat terutama di daerah El Alamein dan kubu inilah yang kemudian diserang pasukan Rommel. Namun, saking sulitnya ditembus, pertempuran ini cukup memakan waktu hingga datangnya pasukan Amerika Serikat membantu Inggris. Akibatnya, terjadilah Pertempuran El Alamein Pertama di Kota Alexandria, Mesir. Karena kalah jumlah, pasukan Rommel kemudian dapat dipukul mundur sehingga terpaksa melarikan diri ke Tripoli. PertempuranDitengah perjalanan di Kasserine Pass, Tunisia, pasukan Rommel dicegat oleh pasukan gabungan Amerika Serikat dan Inggris. Masing-masing dipimpin oleh Lloyd Fredenhall dan Kenneth Anderson. Kekuatan Sekutu adalah 30.000 melawan sisa-sisa pasukan Rommel yang hanya berjumlah 22.000 yang sebenarnya tidak sebanding. Apalagi moral pasukan Rommel yang telah sebelumnya kalah itu pasti menurun. Dalam Pertempuran ini, kedua pihak saling menghancurkan mesin tempur. Hingga terjadilah bentrok satu lawan satu bahkan dengan tangan kosong sekalipun. Mesin tempur yang tersisa hanya mampu menyokong sedikit saja. Namun hal inilah yang dimanfaatkan Rommel setelah banyak mesin tempur sekutu hancur sedangkan Rommel terus mempertahankan tanknya secara strategis. Alhasil, pasukan Rommel dapat mengalahkan Sekutu. Akhir PertempuranRommel dapat mundur dengan kemenangan yang gemilang. Kemenangan ini dapat membangkitkan kembali moral pasukan Rommel. Sekutu kehilangan 10.000 orang tentara dan 183 tank. Sedangkan pasukan Rommel hanya kehilangan 2.000 tentara dan 34 tank. Pertempuran kemudian dilanjutkan dengan Pertempuran El Alamein Kedua setelah berhasil memulihkan kekuatan di Tripoli, Libya. |