Pertempuran Tishin
Pertempuran Tishin, adalah salah satu dari beberapa pertempuran penting yang terjadi selama Perang Bosnia (1992-1995). Terjadi pada hari Jumat Pagi di bulan Oktober 1992 antara 25 mujahidin Bosnia yang ditugasi mempertahankan bukit Bandera di kota Tazlaj, dekat Tishin dan Doboj di Bosnia Utara melawan pasukan khusus Serbia yang ingin merebutnya. Jalannya PertempuranLetak Bukit Bandera sangatlah strategis karena terletak di antara garis depan pasukan Serbia, Kroasia dan Bosnia saat itu. Siapa yang bisa menguasai bukit tersebut maka ia dapat dengan leluasa menguasai dan mengontrol kota-kota dan desa disekitarnya. Pada bulan Oktober 1992, pasukan darat Bosnia membuat garis pertahanan di puncak bukit yang akan dijaga oleh 25 mujahidin yang kebanyakan berasal dari kota Mekkah, Arab Saudi. Ke-25 orang ini merupakan rombongan pertama mujahidin asing yang datang ke medan perang Bosnia dan semuanya adalah veterang perang Afganistan. Pertempuran dimulai dengan gempuran artileri dari tentara Serbia selama 3 hari. Karena hebatnya gempuran ini memaksa tentara Bosnia yang menjaga di kaki bukit mengundurkan diri sehingga hanya tersisa 25 orang saja diatas bukit. Pada akhir hari ketiga, setelah para mujahidin yang tersisa ini berhasil menyerang garis supply Serbia dan membunuh 3 orang tentaranya serta merampas 2 kuda yang penuh perbekalan, barulah mereka menyadari bahwa mereka telah terkepung dan tidak ada lagi bantuan dari pasukan Bosnia lainnya. Dibawah perlindungan gempuran artileri selama tiga hari berikutnya, Sekitar 200 pasukan khusus Serbia beserta tentara bayaran asal Rumania dan Rusia menyerang garis depan mujahidin. (Pasukan Bosnia memperoleh informasi ini setelah pertempuran dari beberapa tawanan yang berhasil ditangkap dan juga dokumen yang diambil dari tentara yang tewas). Pasukan khusus Serbia menyerang dengan cepat dari 3 arah dan dalam hitungan menit mereka sudah berada sekitar 5-10 meter dari garis pertahanan. Mereka melempari mujahidin dengan granat tangan, beberapa orang mujahidin terluka akan tetapi pertempuran terus berlangsung. Dalam situasi yang sangat sulit tersebut, beberapa mujahidin menunjukkan keberanian tanpa memedulikan keselamatannya lari keluar dari bunker dan menyerang pasukan Serbia sehingga beberapa personilnya tewas meskipun mereka sendiri akhirnya gugur. Karena ada beberapa mujahidin terluka maupun terbunuh, mereka mundur 100 meter untuk membawa rekan-rekannya ke desa muslim terdekat untuk dirawat. Beberapa jam kemudian setelah diperiksa dan dinyatakan hanya menderita luka ringan, beberapa mujahidin (sekitar 10 orang) kembali ke bukit Bandera untuk melanjutkan pertempuran. Mereka dibantu oleh 15 orang mujahidin lokal dan secara bersamaan melancarkan serangan balik ke posisi Serbia yang menjadi panik dan akhirnya mereka melarikan diri dari pertempuran dan beberapa orang sempat dikejar dan ditawan. Ada sekitar 30 atau lebih mayat pasukan Serbia yang berhasil dihitung yang tersebar di sekitar bukit. Mujahidin juga menemukan dokumen Rumania dan Rusia yang membuktikan bahwa kedua negara ini turut membantu Serbia memerangi umat muslim Bosnia. Lima orang yang berhasil ditawan juga membenarkan hal tersebut. Sedangkan korban jiwa di pihak mujahidin ada 6 orang dan 18 orang terluka. Rasa Hormat Muslim BosniaPertempuran Tishin yang terjadi pada musim gugur 1992 merupakan titik balik penghormatan rakyat muslim Bosnia terhadap para mujahidin asing. Ketika rombongan mujahidin tiba pertama kali di Bosnia, penduduk setempat menyangka bahwa mereka adalah tentara bayaran dan menanyakan berapa jumlah uang yang harus mereka bayar. Setelah pertempuran ini, tentara Serbia tidak pernah lagi berani melancarkan serangan ke wilayah dimana mereka mengetahui ada mujahidin yang menjaganya. Dan juga setelah prestasi yang diukir oleh para mujahidin dalam pertempuran ini, dimana hanya dengan 25 orang saja bisa mengalahkan 200 pasukan khusus yang bersenjata lengkap, rakyat Bosnia mengubah cara pandang mereka dan mulai memberi hormat kepada mujahidin yang dinilai dengan tulus berjuang, pemberani dan datang ke Bosnia tidak untuk berperang demi uang maupun popularitas tetapi mereka membela agama dan membantu saudara-saudaranya sesama muslim yang saat itu dibantai secara sistematis oleh Serbia. Pranala luar |