Pertemuan Natal 1888[1][2] (Faroese: Jólafundurin 1888) dianggap sebagai awal mula gerakan kemerdekaan Faroe. Pada tanggal 22 Desember 1888, satu-satunya koran di Kepulauan Faroe pada masa itu (Dimmalætting) menyebarkan undangan berikut:
SEMUA DAN SETIAP ORANG
diundang untuk berkumpul di gedung Parlemen pada hari kedua
Natal pada pukul 3 siang hari dan kita akan membincangkan
bagaimana cara mempertahankan bahasa Faroe dan tradisi Faroe.
Walaupun diterpa badai, banyak orang yang berkerumun di gedung Parlemen pada hari itu. Pidato-pidato dikumandangkan dan lagu-lagu patriotik dinyanyikan. Puncak pertemuan adalah ketika penyair Rasmus Effersøe membacakan himne tempur yang ditulis oleh Jóannes Patursson.
Pertemuan ini diakhiri dengan penetapan resolusi yang terdiri dari enam butir:
Begitu ada cukup buku sekolah Faroe, bahasa Faroe sebaiknya digunakan sebagai bahasa di sekolah-sekolah
Dalam pelajaran sejarah, sejarah nasional Faroe harus ditekankan
Dalam pelajaran keagamaan, semua pelajaran hafalan Denmark harus dihapuskan dan subjeknya diantarkan dalam bahasa Faroe
Pendeta harus memiliki kebebasan untuk menggunakan bahasa Faroe di dalam dan di luar gereja
Bahasa Faroe sebaiknya digunakan untuk semua tujuan resmi
Pada akhirnya, resolusi ini menekankan pentingnya mendirikan SMA Rakyat Faroe
Catatan kaki
^Joensen, Jóan Pauli. 2009. Pilot Whaling in the Faroe Islands: History, Ethnography, Symbol. Tórshavn: Faroe University Press, hlm. 198.
^Benati, Chiara. 2009. Faroese: A National Language under Siege? In: Susanna Pertot et al. (eds.), Rights, Promotion and Integration Issues for Minority Languages in Europe, hlm. 189–196. Basingstoke: Palgrave Macmillan, hlm. 191.