Share to:

 

Petir Sepandjang Malam

Petir Sepandjang Malam
SutradaraS. Waldy
Bill Manoppo
ProduserHalick Heryanto
Ditulis olehIksan Lahardi
PemeranDolf Damora
Hadisjam Tahax
A. Abdurachman
Agus Ramlan
Aisjah
Astaman
Barnas
Bissu Usman
Hellen
Kamsul Chandrajaya
Leonardus Haksama
Marlia Hardi
Maruli Sitompul
Ramlan
Umar Hasby
Tanggal rilis
1967
Durasi... menit
NegaraIndonesia
Penghargaan
Pekan Apresiasi Film Nasional 1967

Petir Sepandjang Malam adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1967 yang disutradarai oleh S. Waldy dan Bill Manoppo dan dibintangi oleh Dolf Damora dan Hadisjam Tahax.

Film ini meraih penghargaan pada Pekan Apresiasi Film Nasional 1967 untuk Pemeran Pembantu Wanita, Sinematografi, Tata Musik, dan Skenario terbaik.

Sinopsis

Polisi dipusingkan oleh ulah Djafar (Hadisjam Tahax), seorang bekas pejuang yang kemudian jadi perampok dan pembunuh. Entah informasi dari mana, Sambas (Dolf Damora) menguntit Djafar, dan dengan sebuah bantuan kemudian menggerebek rumahnya. Tembak menembak terjadi. Rumah terbakar. Anak Djafar dan adik iparnya, Jaya (Maruli Sitompul) meninggal terbakar, sementara ibunya, (Marlia Hardi) diselamatkan polisi. Lima tahun kemudian, Sambas yang sudah naik pangkat menjadi inspektur, hendak cuti ke desanya di Citando. Sebelum berangkat ia diperingatkan oleh atasannya bahwa di desa itu ada sesuatu yang misterius, yang oleh penduduk setempat dianggapnya sebagai hantu atau setan. Karena hujan dan kemalaman untuk menuju ke rumah orangtuanya, ia akhirnya menginap di sebuah pondok yang sudah rusak yang dihuni seorang nenek. Nenek ini adalah ibu Djafar yang selamat dari kebakaran. Djafarpun ternyata juga masih hidup dan dialah yang membunuh polisi yang menyelidiki misteri di desa itu. Misteri terkuak. Anak Sambas diculik Djafar. Sambas mengejar dan menembak mati.[1]

Referensi

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya