Pidato AllahabadPidato Allahabad (bahasa Urdu: خطبہ الہ آباد) adalah sebuah pidato buatan cendekiawan Pakistan Sir Muhammad Iqbal, salah satu peristiwa paling terkenal dalam Sejarah Pakistan. Pisato tersebut disampaikan oleh Iqbal pada sesi tahunan ke-25 Liga Muslim Seluruh India, pada Senin siang, 29 Desember 1930, di Allahabad, India Britania. Dalam pidato tersebut, Iqbal menjelaskan tujuan sebuah negara merdeka bagi provinsi-provinsi mayoritas Muslim di barat laut India, sehingga menjadikannya politikus pertama yang menjelaskan apa yang menjadi dikenal sebagai teori dua negara—bahwa Muslim adalah sebuah negara terpisah dan sehingga diberi kemerdekaan politik dari kawasan dan komunitas lainnya di India.[1] Allama Iqbal mengartikan Muslim India sebagai sebuah bangsa dan menyimpulkan bahwa tidak ada kemungkinan damai di negara tersebut dan sampai mereka diakui sebagai sebuah bangsa dan sistem federal mayoritas Muslim memberikan hak-hak yang sama dengan yang diberikan kepada unit mayoritas Hindu. Ini hanyalah sebuah cara agar Muslim dan Hindu memahami nilai-nilai budaya mereka masing-masing. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa, tak seperti Nasrani, Islam datang dengan "konsep hukum" dengan "signifikansi civic", dengan "gagasan-gagasan agama"-nya dianggap tak terpisahkan dari tatanan sosial: "sehingga, pembangunan sebuah kebijakan pada ranah nasional, jika itu dilakukan tanpa prinsip solidaritas Islamis, merupakan hal yang tak terpikirkan bagi Muslim."[2] Iqbal tak hanya menyoroti kebutuhan persatuan politik masyarakat Muslim, namun ketiadaan perpaduan penduduk Muslim dalam masyarakat besar yang tidak berdasarkan pada prinsip-prinsip Islamis. Namun, ia tidak menyatakan jika gagasan negara Islamnya akan membangun sebuah teokrasi, seperti halnya ia menyangkali sekulerisme dan nasionalsime. Masa kehidupan Iqbal berikutnya terkonsentrasi pada aktivitas politik. Ia mengunjungi Eropa dan Asia Barat untuk menggalang dukungan politik dan keuangan bagi Liga tersebut, dan ia menjelaskan lagi gagasan-gagasannya dalam pidato 1932-nya, dan pada masa Konferensi Meja Bundar Ketiga, ia menentang Kongres dan usulan untuk mengalihkan kekuasaan tanpa pemberian otonomi atau kemerdekaan bagi provinsi-provinsi Muslim.[1] Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Pidato Allahabad.
|