Pidato GettysburgPidato Gettysburg adalah pidato yang diberikan oleh Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln. Pidato ini merupakan salah satu pidato yang paling sering dikutip dalam sejarah Amerika Serikat.[1][2][3] Pidato ini diberikan diI Soldiers' National Cemetery, Gettysburg, Pennsylvania, pada Kamis siang tanggal 19 November 1863 selama Perang Saudara Amerika, empat setengah bulan setelah tentara Uni mengalahkan konfederasi dalam Pertempuran Gettysburg. Isi pidato
Delapan puluh tujuh tahun yang lalu, para pendahulu kita melahirkan suatu bangsa baru di benua ini, yang dikandung dalam kebebasan, dan didedikasikan untuk cita-cita bahwa semua manusia diciptakan setara. Kini kita terlibat dalam perang saudara yang besar, yang menguji apakah bangsa ini, maupun bangsa mana pun yang memiliki kelahiran dan cita-cita yang serupa, dapat bertahan lama. Kini kita dipertemukan di medan pertempuran perang besar itu. Kita datang untuk mendedikasikan sepetak tanah dari medan pertempuran itu, sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi mereka yang mengorbankan hidupnya di sini agar bangsa ini tetap hidup. Sungguh layak dan sepantasnyalah kita melaksanakannya. Tetapi, jika kita dalami lebih jauh, kita tidak mungkin mendedikasikan - kita tidak mungkin menyucikan - kita tidak mungkin menguduskan tanah ini. Orang-orang pemberani, baik yang hidup maupun yang telah gugur, yang berjuang di sini, telah menyucikan tanah ini, jauh melebihi kemampuan kita yang terbatas untuk menambah atau mengurangi kesuciannya. Dunia hanya akan mengenang sedikit saja, dan tidak akan lama mengingat apa yang kita katakan di sini, tetapi dunia tidak akan lupa pada apa yang mereka lakukan di sini. Justru kitalah, yang masih hidup, yang harus mengabdi pada pekerjaan yang belum selesai, yang telah mereka perjuangkan sejauh ini dengan begitu mulia. Justru kitalah yang hadir di sini yang harus mengabdi pada tugas besar yang masih menanti di hadapan kita - bahwa dari mereka yang gugur dengan mulia inilah, kita semakin teguh mengabdi pada cita-cita yang telah mereka perjuangkan segenap hati sampai akhir - bahwa kita meneguhkan hati agar pengorbanan mereka yang gugur ini tidak akan sia-sia - bahwa bangsa ini, di bawah Tuhan, akan dilahirkan kembali dalam kebebasan - dan bahwa pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, tidak akan binasa dari muka bumi. Catatan kaki
Pranala luarWikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
|