Share to:

 

Placentophagy Manusia

Placentophagy Manusia adalah konsumsi plasenta setelah menjalani persalinan. Meskipun sudah tersebar di kalangan mamalia autheris namun tidak ditemukan budaya manusia yang mengkonsumsi plasenta sebagai tradisi setelah persalinan. Dikutip Dari Bulletin of the Modern York Foundation of Medication (1079) dalam artikel William "OberNot on Placentophagy"terdapat evaluasi yang memungkinkan budaya kuno mempraktikkan pengorbanan manusia atau bisa disebut praktik placentophagy manusia seperti Tahsian, Badarian, Mesir dan lain-lain. Disamping itu adanya survei pada tahun 2010 tertuju pada 179 masyarakat menemukan fakta tentang tidak adanya praktik plasentafagi secara teratur.Ada kemungkinan placentophagy terjadi disaat Pengepungan Yerusalem (587 SM) , yang disebabkan oleh kelaparan yang berlebihan dialami orang Yudea.[1]

Manfaat placentophagy

Berdasarkan bukti ada peningkatan analgesia yang dimediasi opioid (peningkatan toleransi nyeri melalui jalur opioid) pada hewan pengerat postpartum (DiPirro dan Kristal 2004; Kristal 1991), dan mekanisme serupa telah diusulkan pada hewan pengerat lain. Hal ini menunjukkan bahwa hal ini juga mungkin terjadi pada beberapa spesies mamalia.Terlepas dari temuan ini, manfaat adaptif utama dari plasentafagi pada ibu mamalia masih belum jelas.[2]

  1. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. Diakses tanggal 2024-03-31. 
  2. ^ "Human placentophagy". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2024-03-04. 
Kembali kehalaman sebelumnya