Prosedur keadaan daruratProsedur keadaan darurat adalah suatu rencana tindakan yang harus dilakukan dalam urutan atau cara tertentu, dalam menanggapi suatu jenis keadaan darurat yang spesifik yang dapat diperkirakan dengan baik, yaitu situasi yang berisiko langsung terhadap kesehatan, mutu kehidupan, harta benda, atau lingkungan hidup.[1] Bila berbagai keadaan darurat dapat diperkirakan dengan baik, maka rencana darurat dapat disusun untuk menangani setiap ancaman tersebut. Hampir semua keadaan darurat perlu segera diintervensi untuk mencegah memburuknya situasi, walaupun dalam beberapa situasi, mitigasi tidak dimungkinkan dan lembaga yang menangani hanya dapat menawarkan perawatan paliatif setelah kejadian. Rencana keadaan darurat harus dapat menangani kemungkinan-kemungkinan seperti ini. KebutuhanOrganisasi-organisasi sering disyaratkan untuk memiliki prosedur tertulis keadaan darurat untuk memenuhi ketentuan perundangan;[2] tuntutan perusahaan asuransi, lembaga yang berwenang, pemegang saham, pemangku kepentingan dan serikat kerja; untuk melindungi staf, masyarakat, lingkungan hidup, bisnis, harta benda, dan reputasinya.[butuh rujukan] Penilaian risikoSebelum menyiapkan suatu prosedur, sebaiknya perlu melakukan suatu penilaian risiko, memperkirakan seberapa besar kemungkinan terjadinya suatu keadaan darurat, dan jika hal itu terjadi, seberapa seriusnya atau besarnya kerusakan yang diakibatkan. Prosedur keadaan darurat harus memberikan tanggapan yang tepat dan proporsional terhadap situasinya. Suatu penilaian risiko biasanya dalam bentuk tabel, yang memperingkat kemungkinan dan keparahannya. Pengujian dan pelatihanSuatu prosedur keadaan darurat mengidentifikasi tanggung jawab, tindakan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menghadapi suatu keadaan darurat. Setelah selesai dikonsepkan, suatu prosedur mungkin membutuhkan periode konsultasi dengan pihak-pihak yang mungkin terlibat atau terdampak oleh keadaan darurat itu, dan program pengujian, pelatihan, dan peninjauan berkala. Pengendalian penerbitanKetika suatu prosedur keadaan darurat direvisi dan diterbitkan kembali, versi sebelumnya harus ditarik kembali dari penggunanya untuk menghindari kebingungan. Untuk alasan yang sama, penomoran revisi dan jadwal amandemennya sering digunakan dengan prosedur untuk mengurangi potensi kesalahan dan kesalahpahaman.[3] Style and complexityDokumen itu sendiri dapat terdiri dari hanya beberapa baris, mungkin menggunakan titik-titik poin, diagram alir atau mungkin juga seperangkat instruksi dan diagram yang mendetail, tergantung kepada kompleksitas situasi dan kemampuan penanggugjawab untuk menerapkannya dalam keadaan darurat.[4] Perencanaan kelangsungan bisnisPerencanaan kelangsungan bisnis dapat juga didasari oleh prosedur keadaan darurat, memungkinkan organisasi untuk mengenali titik kerentanan dan meminimalkan risiko terhadap bisnis dengan menyiapkan rencana pendukung dan meningkatkan ketahanan. Tindakan membuat prosedur dapat juga menyoroti kegagalan dalam pengaturan yang berlaku yang bila dikoreksi dapat menurunkan tingkat risiko. Ekskalasi situasiWalau menggunakan prosedur yang terdokumentasi baik dan praktik yang baik oleh staf terlatih, masih terdapat potensi kejadian di luar kendali, sering kali disebabkan oleh skenario yang tidak diperkirakan atau kejadian yang yang tidak disengaja. Banyak contoh yang terdokumentasi dengan baik tentang hal ini, di antaranya: kecelakaan Three Mile Island, bencana Chernobyl, dan ledakan platform pengeboran minyak Deepwater Horizon di bulan April 2010. Dalam siaran pers oleh BP pada 8 September 2010, Tony Hayward, pimpinan eksekutif BP yang akan mengakhiri masa jabatannya, menyampaikan hal ini: Laporan investigasi menyampaikan informasi baru yang penting tentang kecelakaan yang mengerikan ini. Jelas sekali bahwa itu adalah serangkaian peristiwa yang kompleks, bukannya kesalahan tunggal, atau kegagalan yang menyebabkan tragedi ini.[perlu rujukan lengkap] Kaji ulangSudah menjadi praktik umum dalam prosedur keadaan darurat untuk melakukan proses kaji ulang di mana pelajaran yang diperoleh dari keadaan darurat sebelumnya, perubahan keadaan, perubahan personil, rincian kontak, dll., dapat di masukan kedalam dokumentasi versi terkini. Contoh-contoh prosedurBeberapa prosedur keadaan darurat yang khusus, di antaranya:
Keadaan darurat lainnya yang potensial berpengaruh pada suatu organisasi, di antaranya:
Referensi
Pranala luar |