Pupuk Iskandar Muda
PT Pupuk Iskandar Muda atau biasa disebut PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang industri kimia khususnya memproduksi pupuk urea , amoniak , NPK dan Polivit. Anak perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda adalah PT Ima Persada. PT PIM merupakan pabrik pupuk skala besar pertama yang dibangun melalui kontraktor nasional PT Rekayasa Industri pada tahun 1982.[1] SejarahPT PIM berdiri untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bagian barat, yang sebelumnya kebutuhannya dirintis oleh PT Pusri Palembang. Kapasitas produksi pabrik yaitu 570.000 ton/tahun untuk urea, 386.000 ton/tahun untuk amoniak dan 500.000 ton/tahun untuk NPK. Saat ini PT PIM memiliki 2 unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill (butiran) dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. PT PIM mempunyai pelabuhan sendiri yang digunakan untuk menyuplai pupuk secara nasional maupun ekspor. PT PIM berjarak 274 kilometer arah tenggara Banda Aceh atau 335 kilometer arah barat laut Medan, dapat dijangkau melalui darat, laut maupun udara. Terletak di kawasan industri Lhokseumawe tepat di tepi Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia. ProfilPT Pupuk Iskandar Muda atau dengan nama lain PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak dibidang industri pupuk urea dan industri kimia lainnya, merupakan pabrik pupuk urea pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra – putri Indonesia dengan kontraktor nasional PT Rekayasa Industri, sebagai proyek berskala besar pertama yang dipercayakan Pemerintah kepada kontraktor nasional. Didirikan Berdasarkan Akta Notaris Soeleman Ardjasasmita SH No. 54 pada tanggal 24 Februari 1982, dengan nama PT Pupuk Iskandar Muda. Penetapan lokasi pembangunan pabrik PT PIM di Lhokseumawe – Aceh Utara berdasarkan faktor kesediaan cadangan gas bumi sebagai sumber bahan baku, fasilitas water intake dan adanya sarana pelabuhan sebagai tempat bongkar muat peralatan pabrik, serta letak yang sangat strategis bagi negara tujuan ekspor. Pembangunan Pabrik PIM-1 selesai tahun 1984 dengan total investasi sebesar US$ 308,4 juta, sedangkan Pabrik PIM-2 selesai dibangun pada tahun 2005 dengan total investasi sebesar US$ 310,2 juta.[2]\ LogoMakna Bentuk
Makna Warna
Pengembangan BisnisArah pengembangan perusahaan ke depan adalah menjadi perusahaan Cluster Petrokimia di Indonesia wilayah Barat dengan melakukan beberapa diversifikasi produk dan usaha secara bertahap dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan kebutuhan pelanggan dan ketersediaan bahan baku. Dalam lima tahun ke depan perusahaan akan fokus pada optimalisasi aset untuk menghasilkan produk Urea dan Ammonia yang kompetitif dan mengembangkan pupuk majemuk (NPK), selain itu Perusahaan telah melakukan aksi korporasi dengan melakukan pembelian aset eks PT AAF pada akhir tahun 2018 sehingga Perusahaan akan fokus pada optimalisasi dan komersialisasi lahan industri dan perumahan yang telah menjadi aset PIM.[3] Proyek NPK 500.000 MTPYSalah satu rencana jangka panjang Pemerintah di bidang pertanian adalah mencapai kedaulatan pangan. Dengan rencana tersebut, pupuk merupakan salah satu sarana produksi pertanian yang menjadi komoditas strategis dalam mendukung program ketahanan pangan nasional karena dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak dan sebaran permintaan yang luas. Salah satu pupuk yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar adalah Pupuk Majemuk. Terkait dengan hal tersebut maka PIM berencana membangun Pabrik NPK dengan teknologi Chemical Granulation berkapasitas 500.000 MTPY yang direncanakan beroperasi pada pertengahan tahun 2021.[4] Optimalisasi PelabuhanPIM mempunyai pelabuhan existing dengan desain 15.000 DWT dan digunakan untuk penjualan produk baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Dengan adanya pembangunan Pabrik NPK Chemical maka Perusahaan akan mengembangkan pelabuhan sampai 40.000 DWT sehingga dapat digunaka untuk ekspor dan impor bahan baku serta produk untuk kebutuhan pabrik NPK. Selain itu PIM akan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk menggunakan pelabuhan PIM sebagai terminal barang.[5] Iskandar Muda Industrial Area (IMIA)Perusahaan telah melakukan aksi korporasi melakukan pembelian aset eks PT AAF pada tahun 2018 sebagai lahan pengembangan dan lahan untuk beberapa industri lainnya sebagai lahan komersil dan telah diresmikan dengan nama Iskandar Muda Industrial Area (IMIA). Aksi korporasi dilaksanakan mengingat lokasi lahan IMIA sangat strategis, berada dalam kawasan ekonomi khusus yang dilengkapi dengan fasilitas pergudangan, pelabuhan dan berbatasan langsung dengan lokasi PIM sehingga rencana pengembangan dapat diintegrasikan secara langsung. Pada lahan industri nantinya akan dilaksanakan beberapa pengembangan usaha seperti reaktivasi pabrik H2O2, reaktivasi unit Water Treatment Plant (WTP), dan pembangunan infrastruktur jaringan utilitas sehingga dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di lahan industri.[6] Pranala luar
Referensi
|