Pusat Penelitian Kopi dan Kakao IndonesiaPusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (disingkat Puslitkoka) adalah salah satu dari lembaga penelitian di Indonesia yang berada bawah naungan PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) yang merupakan transformasi dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) yang mendapat mandat untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk komoditas kopi dan kakao, mulai dari bahan tanam, budidaya, perlakuan pascapanen sampai dengan pengolahan produk.[1] SejarahPusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) didirikan pada 1 Januari 1911 dengan nama Besoekisch Proefstation dan telah lebih dari satu abad berperan dalam bidang penelitian dan pengembangan kopi dan kakao di Indonesia. Puslitkoka memperoleh mandat untuk melakukan penelitian dan pengembangan komoditas kopi dan kakao secara nasional melalui Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 786/Kpts/Org/9/1981 tanggal 20 Oktober 1981. Ruang lingkup kegiatan penelitian dan pengembangan kopi dan kakao yang dilakukan meliputi bidang pemuliaan tanaman, tanah dan agroklimatologi, perlindungan tanaman, agronomi-fisiologi tanaman, serta pascapanen dan rekayasa alat mesin untuk kopi dan kakao. Dengan dukungan tenaga peneliti dan SDM yang berkompeten, fasilitas penelitian, dan kebun percobaan, serta jejaring kerja sama yang kuat, Puslitkoka berupaya mewujudkan visinya sebagai lembaga penelitian dan pengembangan kopi dan kakao yang mandiri dan unggul di tingkat internasional pada tahun 2025.[1] Misi dan programPuslitkoka memiliki misi antara lain:[1]
Sepuluh Program Puslitkoka 2018-2025 meliputi:[1]
KelembagaanSebagai komponen utama dalam lembaga penelitian, SDM peneliti sampai saat ini berjumlah 39 orang, yang berdasarkan jenjang fungsionalnya terdiri atas: Peneliti Utama sebanyak 9 orang, Peneliti Madya 4 orang, Peneliti Pertama 18 orang, Peneliti Pengembangan 5 dan Calon Peneliti 3 orang. Puslitkoka mempunyai 3 Kebun Percobaan (KP), yang disamping berfungsi sebagai kebun penelitian/riset juga merupakan kebun koleksi plasma nutfah kopi dan kakao terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 500 aksesi kakao dan 1.710 aksesi kopi. Selama tiga tahun terakhir Puslitkoka telah menjalin kerjasama Riset dengan 47 lembaga dalam negeri, dan 24 lembaga luar negeri dan kerjasama Non Riset dengan 387 lembaga dalam dan luar negeri.[1] Kemajuan Puslitkoka dapat dilihat dari perkembangan kinerja dan sertifikasi atau penghargaan yang telah diraih seperti ISO 9001, KAN, KNAPPP, dan Anugerah Ristek Pranata Litbang. Sebagai Pranata Litbang, Puslitkoka telah mendapatkan akreditasi KNAPPP sejak 2008 dengan No. PLM 015-INA dan reakreditasi diperoleh pada tahun 2015. Pada tahun 2011, Puslitkoka mendapatkan Anugerah Iptek Pranata Litbang “Prayoga Sala” dari Kementrian Riset dan Teknologi sebagai apresiasi dukungan penguatan inovasi yang dilakukan oleh Puslitkoka. Pada tahun 2012, Puslitkoka telah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK Kakao oleh Kementerian Riset dan Teknologi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 188/M/Kp/XI/2012. Dan, pada tahun 2013 ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Kopi berdasarkan Kepmenristek Nomor 284/M/Kp/XI/2013. Sejak tahun 2015 ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK Kopi dan Kakao oleh Kementerian Riset dan Teknologi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 553/M/Kp/XII/2015. Penunjukan Puslitkoka sebagai pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kopi dan kakao semakin memperkuat kedudukan Puslitkoka sebagai lembaga penelitian kopi dan kakao.[1] Puslitkoka sebagai Pusat Unggulan IPTEK Kopi dan Kakao sebagai Center of Excellence kopi dan kakao memiliki unit strategis Science Techno Park (STP) yaitu Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) dan diresmikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi pada 20 Mei 2016. CCSTP merupakan suatu kawasan terintegrasi yang berfungsi untuk menyediakan lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya transformasi hasil-hasil riset menjadi karya inovasi untuk digunakan dalam menumbuhkan perusahaan pemula (start up company) berbasis teknologi kopi dan kakao. Implementasi dari penetapan Puslitkoka sebagai Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) adalah Puslitkoka telah mensinergikan semua potensi litbang untuk menjadi acuan inovasi dan rujukan teknologi kopi dan kakao terkini, serta sebagai inventor sekaligus inkubator teknologi komoditas kopi dan kakao baik on farm maupun off farm.[1] Dalam upaya mendukung kemandirian, Puslitkoka memiliki sayap-sayap strategis yang saling bersinergi antara lain ICCRI Training Centre (ICCRI – TC) yang telah terakreditasi ISO 9001: 2008, Lembaga Sertifikasi Produk CCQC (Center for Certification of Qualities and Commodities) dan Laboratorium Penguji Puslitkoka yang telah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional. Berbagai paket teknologi telah dihasilkan Puslitkoka dan banyak digunakan pada berbagai kalangan seperti bahan tanaman kopi dan kakao unggul, agen hayati pengendali hama dan penyakit, formulasi pupuk, produk alat dan mesin, produk hilir kopi dan kakao, dan lain-lain. Selain itu Puslitkoka juga menyediakan jasa konsultasi teknis, jasa analisis laboratorium, jasa sertifikasi, jasa pelatihan dan pendampingan teknologi.[1] ICCRI Training Centre (ICCRI – TC) yang merupakan salah satu sayap strategis Puslitkoka telah melakukan pelatihan-pelatihan di bidang budidaya, perbenihan, pengolahan hasil dan uji citarasa kopi dan kakao lebih dari 1.000 peserta setiap tahunnya. Selain itu, Puslitkoka juga melakukan capacity building dalam bentuk magang, pendampingan/ pengawalan penerapan teknologi untuk peningkatkan produktivitas. Pendampingan teknologi dilakukan outwall maupun inwall menggunakan sistem pendampingan motramed (model kemitraan bermediasi) yang merupakan hasil dari social engineering Puslitkoka. Dalam mendukung peningkatan produksi kakao secara nasional, Puslitkoka telah memproduksi dan mendistribusikan sebanyak lebih dari 75 juta benih tanaman kopi dan kakao. Puslitkoka juga telah menghasilkan paket teknologi GAP meliputi “Hypotan” sebagai senyawa pemikat serangga hama penggerek buah kopi (PBKo); “Bassikoka” atau isolat jamur Beuveria bassiana untuk pengendalian hama Helopeltis dan Penggerek Buah Kakao (PBK), PULLET dan KOKA yang merupakan formula pupuk lepas terkendali serta hasil rancang bangun alat dan mesin pengolahan hulu-hilir kopi dan kakao sampai produk-produk akhir siap konsumsi yang telah teruji dan dimanfaatkan sebanyak lebih dari 400 unit per tahun. Berbagai varian produk hilir kopi dan kakao bentuk makanan maupun non makanan antara lain berupa kopi kental dan diversifikasi produknya, green coffee, kopi rendah kafein, kopi bubuk blending, kopi luak, kopi ginseng, Cokelat Batangan, Cokelat Bubuk, Lemak Kakao, Permen Cokelat, sabun kosmetik padat dan cair berbahan baku kakao, polyfenol, anti bakteri berbahan baku kopi yang telah diterima dengan baik oleh masyarakat.[1] Referensi
Pranala luara luar
Bahan bacaan terkait
|