Pusat data
Pusat data (Bahasa Inggris: data center) adalah bangunan fasilitas[1] yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data.[2] [3] Sejak pengoperasian IT sangat krusial, maka fasilitas ini biasanya terdapat catu daya cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan (misal AC, ventilasi, pencegah kebakaran), dan berbagai perangkat pengamanan data. Fasilitas pusat data yang besar beroperasi dengan skala industri yang menggunakan listrik seperti sebanyak kota kecil.[4][5] Berdasarkan fungsinya, fasilitas pusat data dibagi menjadi 2 kategori umum yaitu:
SejarahPusat data berawal dari ruang komputer yang sangat besar pada tahun 1940-an, yang dicirikan seperti ENIAC, salah satu contoh paling awal dari pusat data.[6] Sistem komputer awal, yang rumit untuk dioperasikan dan dipelihara, membutuhkan lingkungan khusus untuk beroperasi. Banyak kabel yang diperlukan untuk menghubungkan semua komponen, dan metode untuk mewadahi dan mengaturnya dirancang seperti rak standar untuk memasang peralatan, lantai yang ditinggikan, dan tempat kabel (dipasang di atas atau di bawah lantai yang ditinggikan). Satu mainframe membutuhkan daya yang sangat besar dan harus didinginkan agar tidak terlalu panas. Keamanan menjadi penting - komputer mahal, dan sering digunakan untuk keperluan militer.[6] Oleh karena itu, pedoman desain dasar untuk mengontrol akses ke ruang komputer dirancang. Selama ledakan industri komputer mikro pada tahun 1980-an, pengguna mulai menggunakan komputer di mana-mana, dalam banyak kasus dengan sedikit atau tanpa mempedulikan persyaratan pengoperasian. Namun, ketika operasi teknologi informasi (TI) mulai tumbuh dalam kompleksitas, berbagai pihak mulai sadar akan kebutuhan untuk mengendalikan sumber daya TI. Ketersediaan peralatan jaringan yang murah, ditambah dengan standar baru untuk pemasangan kabel terstruktur jaringan, memungkinkan untuk menggunakan desain terstruktur yang menempatkan server di ruangan tertentu di dalam perusahaan. Penggunaan istilah pusat data, seperti yang diterapkan pada ruang komputer yang dirancang khusus, mulai dikenal luas pada masa ini.[6] Ledakan pusat data terjadi selama gelembung dot-com pada tahun 1997-2000. Perusahaan membutuhkan konektivitas Internet yang cepat dan operasi tanpa henti untuk menerapkan sistem dan membangun kehadiran di Internet. Menginstalasi peralatan seperti itu tidak memungkinkan bagi banyak perusahaan kecil. Banyak perusahaan mulai membangun fasilitas yang sangat besar, yang disebut pusat data internet (IDC),[7] yang menyediakan kemampuan yang lebih baik, seperti crossover backup: “Jika jalur Bell Atlantic terputus, kami dapat memindahkannya ke ... untuk meminimalkan waktu pemadaman."[7] Istilah pusat data cloud (CDC) telah digunakan.[8] Semakin lama, pembagian istilah ini hampir menghilang dan diintegrasikan ke dalam istilah pusat data.[9] Pasar pusat data global mengalami pertumbuhan yang stabil pada tahun 2010-an, dengan akselerasi yang mencolok pada paruh kedua dekade ini. Menurut Gartner, pengeluaran infrastruktur pusat data di seluruh dunia mencapai $200 miliar pada tahun 2021, mewakili peningkatan 6% dari tahun 2020 meskipun ada tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19.[10] Pada akhir tahun 2010-an dan awal 2020-an terjadi pergeseran yang signifikan terhadap aplikasi AI dan Machine Learning, yang menghasilkan ledakan global untuk infrastruktur pusat data yang lebih kuat dan efisien. Pada Maret 2021, penciptaan data global diproyeksikan tumbuh menjadi lebih dari 180 zettabyte pada tahun 2025, meningkat dari 64,2 zettabyte pada tahun 2020.[11] Amerika Serikat saat ini menjadi pemimpin terdepan dalam infrastruktur pusat data, dengan memiliki 5.381 pusat data pada Maret 2024, jumlah tertinggi dari negara mana pun di seluruh dunia.[12][13]Menurut konsultan global McKinsey & Co, permintaan pasar A.S. diperkirakan akan berlipat ganda menjadi 35 gigawatt (GW) pada tahun 2030, meningkat dari 17 GW pada tahun 2022. Pada tahun 2023, A.S. menyumbang sekitar 40 persen dari pasar global. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Electric Power Research Institute (EPRI) pada Mei 2024 memperkirakan konsumsi daya pusat data AS dapat berkisar antara 4,6% hingga 9,1% dari pembangkit listrik negara pada tahun 2030.[14] Pada tahun 2023, sekitar 80% beban pusat data AS terkonsentrasi di 15 negara bagian, yang dipimpin oleh Virginia dan Texas.[14] Perancangan Pusat Data yang IdealKriteria perancangan sebuah fasilitas pusat data secara umum antara lain adalah:
Kriteria tersebut diaplikasikan pada beberapa aspek berikut:
Servis Utama pada Data CenterInfrastruktur yang Menjamin Kelangsungan BisnisAspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruang data center, laying-out ruang dan instalasi data center, sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem pendingin dan fire suppression (Pencegah dan Pemadam Kebakaran, seperti detektor asap dan sistem pemadam kebakaran dengan cairan kimia khusus). Infrastruktur Keamanan Data CenterTerdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses pengguna ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometri) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewall, IDS dan host IDS, fitur-fitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan. Optimasi AplikasiAkan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-to-end yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-to-end error detection and correction, dan mungkin juga menyediakan congestion control tambahan. Sementara itu, layer 5 menyediakan riteri dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem. Infrastruktur IPInfrastruktur IP menjadi servis utama pada data center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara ladang server dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3, isu yang terkait adalah memungkinkan fast-convergence routed network (seperti dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut Intelligent Network Services, meliputi fitur-fitur yang memungkinkan application services network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of Services), multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara konkuren), private LANS dan policy-based routing. StorageTerkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur SAN, fibre channel switching, replikasi, backup serta pengarsipan data. Tier pada Data CenterPerancangan data center berangkat dari kebutuhan yang ada, untuk kemudian didefinisikan berbagai perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan teknologi berbarengan dengan perencanaan infrastruktur data center yang lain. Ada 4 tier dalam perancangan data center yang setiap tier-nya menawarkan tingkat ketersediaan yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu data center menurut TIA 942 (Telecommunication Industry Association).[15] Berikut diberikan tabel spesifikasi setiap tier pada data center:
Pengertian N di atas mengacu kepada cacah komponen yang diperlukan agar seluruh pusat data dapat beroperasi pada beban penuh. Sebagai contoh, apabila pusat data pada beban penuh memerlukan 5 unit AC, maka pusat data tier-4 harus memiliki syarat total 2(5+1)=12 unit AC, 7 di antaranya sebagai cadangan. Untuk tier-3, maka hanya diperlukan 6 unit AC, hanya 1 sebagai cadangan. Next Generation Data CenterNext generation data center menjadi isu utama pada data center dalam beberapa tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang meningkat pesat. Next generation data center akan bersifat service-oriented. Langkah yang dilakukan untuk menuju Next generation data center antara lain adalah:
Layer-layer yang terdapat pada next generation data center tidak jauh berbeda dengan aspek yang terdapat pada data center umumnya, yaitu:
Referensi
|