R200 (lokomotif)
R200 adalah lokomotif diesel elektrik buatan Stadler Rail untuk digunakan oleh Taiwan Railways Administration (TRA), sejak tahun 2023. Model ini adalah lokomotif diesel berkinerja tinggi Eropa pertama yang dibeli oleh perusahaan Kereta Api Taiwan, dan sebagai seri pesanan kedua setelah seri lokomotif diesel-listrik SALI (South America Light) milik Stadler Railway untuk Perusahaan Kereta Api Andina-FCA Bolivia (sejak tahun 2019).[1][2] SejarahPada tahun 2015, TRA mengajukan rencana pembelian dan penggantian kereta api secara keseluruhan (pada periode 2015-2024) dan mengusulkan pembelian 102 lokomotif, 34 di antaranya adalah lokomotif diesel-elektrik. Setelah elektrifikasi sistem kereta api di Taiwan pada tahun 2020, kereta api penumpang pada rute-rute yang aktif akan jarang menggunakan lokomotif diesel sebagai penggeraknya, dan diesel dibatasi hanya untuk pengangkutan barang, penyelamatan darurat, dan kemiliteran nasional.[3] Kontrak senilai 165 juta euro untuk pengadaan lokomotif disetujui pada bulan Oktober 2019; lokomotif-lokomotif ini merupakan pesanan besar perdana dari kawasan Pasifik kepada perusahaan milik Swiss, yaitu Stadler Rail. Lokomotif-lokomotif ini dibangun di pabrik di Valencia, Spanyol. Dua lokomotif perdana dinomori R201 dan R202, dipamerkan di Depot Lokomotif Changhua pada bulan Juli 2023, diharapkan akan mulai bertugas pada akhir tahun 2023.[4][5] Perincian teknisLokomotif-lokomotif ini dirancang untuk bekerja di iklim tropis dan sub-tropis, di lingkungan dengan kelembapan hingga 100% dan suhu 45 derajat Celcius. Mereka dilengkapi dengan mesin diesel ramah lingkungan lima langkah dan memiliki kemampuan untuk segera melaporkan masalah ke basis operasi mereka, memungkinkan petugas pemeliharaan dikirim untuk melakukan perbaikan. Lokomotif ini juga dilengkapi speedometer radar Doppler, kamera pengamat konektor, dan beberapa perangkat pelindung untuk kabin, semuanya memastikan perjalanan lebih aman bagi awak lokomotif.[4] Pihak pabrikan mencatat bahwa lokomotif ini dirancang untuk berjalan di “daratan pegunungan yang menantang – seperti halnya di Swiss – dan dalam kondisi iklim yang ekstrem. Stadler terbiasa dengan adaptasi kendaraan rel terhadap tantangan khusus seperti itu”.[6] Referensi
|