Radio selular
Pendefinisian radio selulerAda beberapa pendefinisian radio seluler, yang pertama adalah pendefinisian menurut federasi komunikasi federal atau federal communication federation (FCF), yaitu radio seluler merupakan suatu sistem dengan kapasitas yang tinggi, dimana spektrum radio yang ada pada sistem tersebut dibagi menjadi berbagai bagian sistem kerja yang lebih kecil, yang bekerja secara kelompok sampai sel-sel secara geografis. Pendefinisian radio seluler yang kedua adalah menurut Layman, yang berpendapat bahwa radio seluler merupakan suatu sistem yang menggunakan transmisi radio, bukan menggunakan kabel yang nyata untuk mengakomodasi keperluan komunikasi khususnya komunikasi melalui media telepon. Konsep radio selulerKonsep dasar pada teknologi radio seluler adalah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin jumlah gelombang atau frekuensi yang tersedia pada wilayah tersebut, pemanfaatan gelombang secara maksimal ini, dilakukan oleh sistem radio seluler dengan menggunakan frekuensi atau gelombang yang sama pada wilayah secara berulang-ulang, jadi satu frekuensi dapat digunakan lebih dari satu kali untuk menghantarkan gelombang radio seluler. Sistem kerja dari gelombang atau frekuensi yang digunakan berulang kali dalam wilayah tertentu tersebut, adalah dengan membagi suatu area geografi atau suatu wilayah yang lebih luas menjadi daerah yang lebih kecil, yang selanjutnya daerah lebih kecil yang telah dibagi ini, disebut dengan sel. Sel-sel tersebut disusun secara berkelompok, dan bandwidth yang ada pada daerah geografi yang lebih besar itu, dibagi sesuai dengan sel-sel yang ada dalam kelompok sel yang lebih kecil berdasarkan daerah geografisnya.[1] Sistem kerja radio seluler di telepon genggamPada dasarnya sistem kerja yang bekerja dalam radio seluler beranalog dengan sistem kerja yang bekerja pada teknologi pada umumnya. Stasiun radio seluler atau yang disebut juga sebagai mobile switching center (MSC) atau mobile telephone switching office (MTSO), kedua stasiun radio seluler ini secara otomatis berfungsi untuk mengkontrol semua panggilan yang dibuat oleh pengguna A ke pengguna B atau yang datang dari pengguna B ke pengguna A dalam telepon genggam. Sistem ini bekerja saat telepon genggam tersebut dihidupkan atau dinyalakan, kemudian gelombang radio seluler yang ada dalam telepon genggam tersebut segera dengan otomatis tanpa harus dipandu, mencari sinyal yang ada disekitar tempatnya berada dan diteruskan dalam wilayah yang lebih besar yang secara terus-menerus mengawasi dalam pemagaran sinyal di tingkatan wilayah. Saat sebuah telepon genggam menerima panggilan dari telepon genggam lain, dan yang menerima panggilan tersebut berpindah tempat, maka harus sistem gelombang radio seluler tersebut secara terus-menerus memperbarui stasiunnya sesuai dengan sel tempat ia berada saat ia melakukan pergerakan itu. Saat sebuah telepon genggam digunakan untuk melakukan panggilan oleh penggunanya, nomor telepon yang ia tuju untuk dihubungi telah dikunci oleh terminal tempat gelombang tersebut dipancarkan, dan informasi ini disalurkan kembali menuju stasiun melalui pengkontrol sinyal yang terdekat. Jika saat pembicaraan melalui telepon genggam terjadi perpindahan tempat, sebagai contoh saat pengguna telepon genggam tersebut berjalan ke tempat lain saat melakukan pembicaraan, maka akan terjadi suatu proses perpindahan antar sel dimana gelombang atau sinyal tersebut dipancarkan dan ditangkap, sehingga menyebabkan level sinyal pada telepon genggam itu menurun dan terjadi pengurangan amplitude pada telepon genggam itu.[1] Radio seluler dalam telepon genggamTeknologi radio seluler memiliki pengaruh terhadap perkembangan teknologi informasi dan omunikasi, kehadiran teknologi ini menjadikan proses komunikasi menjadi lebih efektif dan efisien, hal ini dikarenakan adanya pemanfaatan sistem kerja teknologi radio seluler yang diadopsi atau diaplikasikan dalam teknologi telepon seluler, sebagai media komunikasi yang tidak mengenal batasan ruang, yakni dengan menggunakan gelombang tinggi untuk mentransmisi data dari teknologi telepon genggam tersebut yang bisa berupa pesan maupun data yang berupa suara. Dalam jaringan seluler, penyedia jaringan biasanya menggunakan kembali frekuensi yang ada pada wilayah geografis terntentu, sehingga satu frekuensi dapat digunakan untuk mentransmisikan data antar telepon genggam tersebut. Penggunaan kembali frekuensi yang tersedia ini, dikarenakan oleh terbatasnya jumlah frekuensi radio yang tersedia dalam wilayah geografis tertentu. Dengan pemanfaatan frekuensi secara berulang itu, para penyedia jaringan tersebut bisa melayani pengguna jaringan tersebut dengan jumlah yang besar (Vermaat, 2009). Dalam kegunaan sistem teknologi radio seluler di bidang teknologi komunikasi, transmisi seluler selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan teknologi yang terjadi, perkembangan tersebut dimulai pada generasi pertama yaitu 1G, yaitu yang dapat mentransimisikan data analog, generasi ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1980an. Generasi pertama ini menandai era dimana campur tangan manusia tidak terlalu diperlukan. Pada generasi kedua adalah 2G yang dapat mentransmisikan data digital pada kecepatan antara 9,6 Kbps sampai 19,2 Kbps. Kenaikan kecepatan trasnmisi data ini dikarenakan oleh kehadiran fitur CSD yang membuat transfer data menjadi lebih cepat dari generasi sebelumnya. Era generasi kedua ini dimulai sejak awal tahun 1990an, dimana pada generasi kedua ini, kualitas jaringan menjadi lebih baik sehingga membuat suara yang dihasilkan oleh teknologi telepon seluler menjadi lebih jernih dan lebih jelas. Yang menjadi penanda hadirnya generasi ini adalah kehadiran sistem GSM (Global System for Mobile Communication dan kehadiran sistem CDMA (code division multiple access).[2] Generasi selanjutnya yang juga menjadi pendukung kegemaran masyarakat sekarang untuk mengakses internet adanya sistem 3G yang mentransmisikan data digital pada kecepatan yang lebih cepat dari generasi sebelumnya, yakni dengan kecepatan antara 144 Kbps sampai 2,4 Mbps. Generasi ini pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 2000-an. Pada generasi ini mulai dikenal sistem baru yaitu EDGE (enhanced data GSM environtment). Contoh dari standart 3G meliputi GSM (Global System for Mobile Communication), UMTS (universal mobile telecommunication system), GPRS (general paket radio service), CDMA (code division multiple access), EDGE (enhanced data GSM environtment) dan EVDO (evolution data optimized). Generasi yang keempat adalah 4G yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan di atas 15 Mbps. Kehadiran generasi ini juga menjadikan kegemaran masyarakat modern untuk selalu terhubung dengan internet menjadi lebih optimal.[3] Syarat berfungsinya radio selulerPenggunaan atau pemanfaatan teknologi radio seluler untuk kepentingan komunikasi massa, khususnya untuk kepentingan dalam komunikasi melalui media telepon genggam, sudah menjadi hal yang umum, termasuk di Indonesia. Saat ini telah banyak berdiri perusahaan penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menggunakan telepon genggam dengan mengadopsi sistem kerja dari radio seluler, untuk berkomunikasi melalui media telepon genggam tersebut. Namun, pada pengaplikasiannya, sistem yang bekerja pada teknologi radio seluler juga memiliki syarat tertentu yang harus terpenuhi agar berfungsi untuk kepentingan komunikasi massa, khususnya penggunaannya pada teknologi telepon genggam. Berikut adalah beberapa syarat yang harus terpenuhi agar memastikan berfungsinya sistem radio seluler untuk kepentingan komunikasi massa, dan pengadopsiannya pada teknologi telepon seluler.[4]
Hambatan dalam fungsi radio selulerDalam salah satu pengaplikasian sistem kerja dari teknologi radio seluler dalam bidang teknologi komunikasi, yakni media komunikasi telepon genggam, terdapat beberapa hambatan dalam fungsinya untuk mempermudah proses komunikasi dengan teknologi yang ada di dalamnya,[4] yaitu:
|