Share to:

 

Radu cel Frumos

Radu cel Frumos
Voivod Wallachia, Beylerbeyi dan Pasha Wallachia
1st reign1462–1473
PendahuluVlad Ţepeş
PenerusBasarab Laiotă cel Bătrân
2nd reign1473–1474
PendahuluBasarab Laiotă cel Bătrân
PenerusBasarab Laiotă cel Bătrân
3rd reign1474
PendahuluBasarab Laiotă cel Bătrân
PenerusBasarab Laiotă cel Bătrân
4th reign1474–1475
PendahuluBasarab Laiotă cel Bătrân
PenerusBasarab Laiotă cel Bătrân
Kelahiran1437/1439
Kematian1475
PasanganMaria Despina
KeturunanMaria Voichița
WangsaDrăculeşti
AyahVlad II Dracul
IbuCneajna dari Moldavia
AgamaGereja Ortodoks Timur
Islam

Radu cel Frumos atau dikenal dengan panggilan Radu saja, atau julukan Radu si Cantik atau Radu si Tampan, atau nama Turkinya, Radu Bey, adalah anak keempat dari Raja Wallachia, Vlad II Dracul, dan adik dari legenda drakula Rumania, Vlad III. Ia juga memiliki dua kakak lainnya, Mircea II dan Vlad Călugărul. Ia dikenal sebagai kebalikan dari kakaknya yang kejam, karena lembut, tampan, dan memeluk Islam.

Kehidupan di Turki

Radu dan Vlad III dikirim ke Turki sebagai jaminan Vlad II Dracul untuk aliansi dengan Turki pada masa itu. Berbeda dengan Vlad III, Radu dengan cepat menjadi kesayangan Sultan Mehmed II karena ketampanannya. Bahkan berdasarkan catatan Bizantium, ia kekasih dan gundik lelaki dari Sultan. Dari sanalah konon ia mendapat sebutan cel frumos atau si cantik. Berbahayanya hubungan mereka dicatat oleh penulis Yunani, Laonikos Chalkokondyles, bahwa Radu nyaris membunuh Sultan karena memaksakan hubungan dengannya. Sultan mengundangnya ikut dalam jamuan, menawarinya minum, dan membawanya ke ranjang. Tanpa menyadari maksud Sultan, ia mematuhi ajakan tersebut. Namun saat Sultan memaksakan menciumnya, Radu mencabut pisaunya dan melukai paha Sultan. Ia kemudian bersembunyi di pohon dan saat sudah turun, langsung menjadi favorit Sultan. Menurut Chalkokondyles, memelihara anak kesayangan adalah kebiasaan pada masa itu. Radu dan Sultan ditulis menghabiskan waktu siang dan malam berdua. Sementara Vlad III sebaliknya, membenci hubungan Radu dan Sultan Mehmed II.

Selama di Turki, Radu dan Vlad III mendapat pendidikan logika, AlQuran serta kesusasteraan Turki dan Persia. Sementara ayah mereka, Vlad II Dracul, dengan dukungan Turki, merebut tahta dari Raja Basarab II. Saat Vlad II dibunuh John Hunyadi pada tahun 1448, Vlad III kembali ke Wallacia untuk meneruskan tahta, sementara Radu menetap di Turki dan memeluk Islam. Ia ikut berperang bersama Sultan Mehmed II dan turut serta dalam peristiwa Kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453. Radu mendapat keistimewaan boleh tinggal di Istana Topkapı di Istanbul.

Kehidupan pribadi

Radu cel Frumos sangat terdidik dan bisa mendapatkan kedudukan menguntungkan di Kerajaan Ottoman. Niat kepindahannya ke Islam diragukan karena dua hal, untuk tujuan masuk ke lingkungan Ottoman, dan banyaknya surat yang ia tulis mengaku bahwa ia orang yang mencintai kristus dan setia.

Berdasarkan tulsian Konstantin Mihailović, ia memimpin pasikan janissary, dalam pertempuran melawan saudaranya sendiri, Vlad III, dengan kekuatan 4000 pasukan berkuda. Istrinya Maria Despina, diperkirakan putri dari Serbia atau Albania. Anaknya bernama Maria Voichita, yang kemudian menikahi Pangeran Stephen III dari Moldavia.

Perjuangan ke Tahta Wallachia

Dalam waktu singkat, Ottoman berbalik memerangi Vlad III, dengan Radu memimpin pasukan jannisary pelindung Sultan. Ini menjadi kesempatan bagi Sultan untuk memberikan penghargaan kepada Radu, yang kini akan mendapat tahta rebutan dari kakaknya sendiri. Ia begitu percaya diri karena pasukan pelindungnya saja lebih besar dari keseluruhan pasukan Wallacia.

Pada tahun 1462, pasukan masif Ottoman memasuki Wallachia, dengan Radu sebagai pemimpin pasukan janissary. Vlad III mundur ke Transylvania. Ia menerapkan strategi bumi hangus. Saat pasukan Ottoman mencapai Târgoviște, mereka menemukan 20.000 pasukan mereka disula dengan kejam oleh Vlad III, menciptakan hutan mayat. Pemandangan ini begitu mengerikan hingga pasukan Ottoman mundur untuk berkumpul kembali.

Vlad III meneruskan taktik gerilya melawan pasukan Ottoman yang berada di bawah komando Mahmud Pasha pada Mei 1462, memaksa mereka mundur hingga ke Danube. Vlad III kembali menang melawan pasukan yang lebih besar pada 16 hingga 17 Juni, dalam Serangan malam yang menyebabkan korban besar di pihak Ottoman dan hilangnya sebagian besar logistik.

Setelah kekalahan Mehmed II dalam Serangan Malam, Radu dan pengikutnya menerukan kampanye di dataran Danubian untuk mencari dukungan penggantian kakaknya. Tidak sulit meyakinkan mereka, karena ia hanya harus meyakinkan bahwa para pangeran di sana akan dikembalikan keistimewaannya, dan pengkhianat Vlad III tidak akan dihukum apapun. Namun di atas janji ini, ia menjamin kedamaian, pemerintahan yang lembut, dan tidak ada pembalasan untuk kesalahan pada masa lalu. Radu mengirimkan utusan ke kota-kota Saxon yang paling hancur akibat perbuatan Vlad III, menggoda mereka dengan regulasi dagang yang menguntungkan dan kemuliaan bagi keluarga mereka. Sikapnya yang baik mendatangkan banyak sekutu, termasuk warga Bukares dan Târgoviște yang sudah muak dengan Vlad III.

Radu mengejar Vlad III hingga istananya di utara Curtea de Arges, dan akhirnya, hingga keluar dari Romania, yang sudah berada dalam kontrol Ottoman. Ia mendapat keuntungan dengan hubungan komersial yang baik dengan Ottoman, melawan pengaruh dan intervensi Hungaria di daerah tersebut.

Sementara Vlad III sendiri kehilangan pengaruh terhadap para pangeran, dan dikhianati oleh mereka. Vlad III berjalan ke Hungaria untuk meminta bantuan sekutunya, Matthias Corvinus. Tapi permintaan tersebut ditolak dan ia malah dijebloskan ke penjara untuk tuduhan pengkhianatan.

Setelah kampanye Danube yang sukses di utara, Ottoman menempatkan Radu sebagai Bey Wallachia. Segera setelahnya, ia menyerang secara rutin Vlad III di istananya di Sungai Arges, Istana Poenari. Selama masa kepemimpinannya, Ottoman mendapat pijakan yang kuat di Selatan negara tersebut.

Pada 7 Maret 1471, Radu terlibat Pertempuran Soci melawan Stephen III, yang pada masa depan akan menjadi menantunya, dalam perebutan wilayah Chilia (kini Kiliya, Ukraina). Pada saat itu, hubungannya dengan Stephen III adalah bermusuhan. Ia menyerang Wallachia beberapa kali, menurunkannya dari tahta sebanyak empat kali.

Pada tahun 1473, melalui perjanjian dengan Ottoman, Basarab Laiotă cel Bătrân merebut tahta Radu. Antara tahun 1473 dan 1475, Radu merebut kembali tahta tersebut dua kali.

Kematian

Ia diperkirkan meninggal sekitar tahun 1475 hingga 1477, diperkirakan dibunuh Stephen III.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya