Share to:

 

Rafi bin al-Laits

Rafi bin al-Laits bin Nashr bin Sayyar adalah seorang bangsawan Khurasani Arab yang memimpin pemberontakan besar-besaran melawan Kekhalifahan Abbasiyah pada 806–809.

Dia adalah cucu dari Nashr bin Sayyar, seorang gubernur terakhir Umayyah Khurasan.[1] Nama "Laits" ayahnya kemungkinan besar berasal sewaktu menjadi "mawla Amirul Mukminin" yang dikirim oleh khalifah al-Mansur sebagai utusan ke penguasa Fergana.[2] Menurut sejarawan al-Baladzuri, Rafi menjabat sebagai komandan garnisun di Samarkand.[2]

Pada 796, Khalifah Harun ar-Rasyid menunjuk seorang anggota terkemuka dari elit Abbasiyah, Ali bin Isa bin Mahan, sebagai gubernur Khurasan. Eksploitasi Ali yang kejam terhadap penduduk provinsi Khurasan dan membebankan mereka dengan pajak yang tinggi menyebabkan banyak kemarahan di kalangan elite lokal, sehingga terjadi pemberontakan Khawarij. Pada bulan April 805, semakin banyak keluhan yang sampai kepada Harun, sehingga ia pergi ke Ray untuk memeriksa sendiri situasinya di sana. Namun, ketika Ali datang dan mempresentasikan dirinya di hadapan Khalifah, ia membawa harta yang sangat besar dan benda-benda berharga lainnya — senilai 30 juta dinar emas menurut satu sumber — yang ia bagikan secara bebas kepada rombongan dan keluarga Khalifah yang datang saat itu. Alhasil, Harun tidak hanya membuatnya tetap sebagai gubernur, tetapi bahkan menemaninya untuk sebagian perjalanan pulangnya, suatu tanda kehormatan yang langka.[3][4]

Akibatnya, ketika pada tahun 806 Rafi meluncurkan pemberontakan di Samarkand,[5] pemberontakan ini menyebar dengan cepat ke seluruh Khurasan, Rafi mencari dukungan baik dari orang-orang Arab maupun dari penduduk asli Iran. Rafi juga mendapatkan dukungan dari Oghuz Turk dan Karluks, Turki.[1]

Harun ar-Rasyid kemudian memecat Ali dan menggantikannya dengan Hartsamah bin A'yan, dan pada tahun 808 ia berangkat ke timur untuk mengatasi pemberontakan itu, tetapi dia meninggal pada Maret 809 ketika berada di Tus.[1] Setelah kematian Harun, Rafi memilih untuk menyerahkan diri kepada putra Harun dan gubernur baru Khurasan, al-Ma'mun. Dia diampuni, dan tidak ada lagi yang diketahui tentang perjalanan hidupnya setelah itu.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d Bosworth 1995, hlm. 385–386.
  2. ^ a b Bosworth 1989, hlm. 259 (catatan 891).
  3. ^ Kennedy 2004, hlm. 144–145.
  4. ^ Bosworth 1989, hlm. 250–254.
  5. ^ Bosworth 1989, hlm. 259–261.

Sumber

Kembali kehalaman sebelumnya