Rahmat yang mendahului
Rahmat yang mendahului (bahasa Inggris: prevenient grace) adalah konsep teologis Kristen dalam teologi Arminian,[1] kendati konsep ini telah ada sebelumnya dalam teologi Katolik.[2] Rahmat yang mendahului merupakan rahmat ilahi yang mendahului keputusan manusia, ada sebelum dan tanpa merujuk pada apa pun yang mungkin dilakukan manusia. Karena kodrat manusia mengalami kerusakan akibat pengaruh dosa, rahmat yang mendahului memungkinkan manusia untuk menggunakan kehendak bebas yang Allah berikan kepadanya untuk memilih keselamatan yang ditawarkan Allah dalam Yesus Kristus ataupun menolak tawaran keselamatan itu. Rahmat yang mendahului utamanya dianut oleh umat Kristen Arminian, yang dipengaruhi oleh teologi Jacobus Arminius atau juga John Wesley (pendiri Metodisme). Pengikut Wesley dan Arminius percaya bahwa rahmat memungkinkan penerimaan personal anugerah keselamatan, namun tidak menjaminnya. Wesley biasanya menyebut rahmat tersebut dalam bahasa abad ke-18 dengan istilah prevenient grace. Dalam bahasa Inggris modern, ungkapan preceding grace memiliki makna yang sama. Dalam teologi KatolikKatekismus Gereja Katolik menyatakan: "'Tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.' (1 Kor. 12:3) Setiap kali kita mulai berdoa kepada Yesus, Roh Kudus menarik kita di jalan doa tersebut dengan rahmat-Nya yang mendahului."[3] Konsili Orange II tahun 529 menyatakan bahwa iman, meskipun merupakan suatu tindakan bebas, menghasilkan permulaan dari rahmat Allah, mencerahkan budi manusia dan memungkinkan timbulnya kepercayaan.[4] Dalam kanon 23 dikatakan bahwa Allah mempersiapkan kehendak manusia agar manusia dapat menginginkan apa yang baik. Kanon 25 menyatakan, "Dalam setiap pekerjaan baik, bukanlah kita yang memulainya... tetapi Dia (Allah) yang pertama-tama mengilhami kita dengan iman dan kasih akan Dia, tanpa jasa yang mendahului dari pihak kita."[5] Rahmat yang mendahului (dari kata Latin praevenient "yang datang sebelumnya") dibahas pada bab kelima sesi keenam dalam Konsili Trente (1545-1563) yang menggunakan ungkapan: "a Dei per dominum Christum Iesum praeveniente gratia" (diterjemahkan: "suatu rahmat predisposisi Allah melalui Yesus Kristus").[6] Mereka yang berpaling dari Allah karena dosa didisposisikan oleh rahmat Allah untuk berpaling kembali dan menjadi dibenarkan dengan menerima secara bebas rahmat tersebut. Pandangan WesleyDalam khotbah John Wesley "Mengerjakan Keselamatan Kita Sendiri" (sermon #85), Wesley menyatakan bahwa rahmat yang mendahului mendatangkan "...keinginan pertama untuk menyenangkan Allah, fajar cahaya pertama menyangkut kehendak-Nya, dan sedikit keyakinan sementara pertama bahwa telah berdosa terhadap Dia." Wesley beranggapan bahwa rahmat yang mendahului dapat menjadi suatu solusi atas apa yang dianggapnya sebagai dua masalah besar dalam Kekristenan: keyakinan akan dosa asal dan doktrin Protestan mengenai keselamatan oleh anugerah saja. Wesley berpikir bahwa rahmat yang mendahului memungkinkan keduanya untuk berjalan seiring sembari tetap mempertahankan karakter kudus dan kedaulatan Allah serta kebebasan manusia. Perbandingan antar pandangan ProtestanTabel berikut ini merangkum pandangan klasik dari tiga keyakinan Protestan yang berbeda:[7]
Referensi
Bibliografi
|