Ratu Gwendolin
Seperti yang dikemukakan oleh Geoffrey dari Monmouth dalam akun pseudohistoris Historia Regum Britanniae, ia adalah ratu buangan Raja Locrinus sampai ia mengalahkan suaminya dalam pertempuran di Sungai Stour. Sungai ini adalah garis pemisah antara Cornwall dan Loegria, dua lokasi utama di Inggris kuno. Setelah mengalahkan raja, ia mengambil alih kepemimpinan Inggris, menjadi ratu pertama mereka. KehidupanMenurut Geoffrey dari Monmouth, Gwendolen adalah salah satu putri Corineus, raja Cornwall, dan salah satu prajurit Brutus. Gwendolen menikah dengan Locrinus, putra sulung dari tiga putra Raja Brutus, dan memiliki seorang putra bernama Maddan. Setelah kematian ayahandanya Corineus, Locrinus menceraikannya untuk mendukung nyonya Jermannya, Estrildid (yang olehnya ia telah memiliki seorang putri yang bernama Habren). Gwendolen kemudian melarikan diri ke Cornwall, di mana ia tinggal selama beberapa tahun. Setelah membangun tentara yang besar, ia berperang melawan mantan suaminya, Raja Locrinus. Dalam pertempuran di dekat Sungai Stour, Locrinus tewas. Gwendolen kemudian mengambil alih takhtanya dan memerintah secara independen, karena ayahandanya telah memerintah di Cornwall. Setelah itu ia menenggelamkan istri suaminya, Estrildid dan putrinya, Habren, di Sungai Severn (Old Welsh: Habren), ratu Inggris kuno memerintah dengan damai selama lima belas tahun. Ia kemudian mengabdikan takhtanya demi putranya dan menjalani sisa hidupnya di Cornwall.[1] PeninggalanHistoria Regum Britanniae mengatakan bahwa pada saat kematiannya, Samuel menjadi hakim di Yudea, Aeneas Silvius sedang memerintah Alba Longa, dan Homer mendapatkan ketenaran di Yunani. Ia disebut-sebut dalam puisi Spenser The Faerie Queene (1590) sebagai Gwendolene, dan muncul dalam tulisan Mythopoeia, William Blake sebagai salah satu dari dua belas putri Albion. Pada abad ke-20 kritikus feminis telah mengutipnya sebagai contoh seorang wanita kuat yang menyembuhkan Inggris yang retak dengan pemerintahannya.[2] Rujukan
|