Referendum status Saar 1935Referendum status Saar diadakan di wilayah Cekungan Saar pada tanggal 13 Januari 1935. Lebih dari 90% pemilih memutuskan untuk bersatu kembali dengan Jerman, sementara 9% menginginkan status quo sebagai wilayah mandat Liga Bangsa-Bangsa dan kurang dari 0,5% ingin bergabung dengan Prancis. Latar belakangSeusai Perang Dunia I, wilayah Saar dipisah dari Jerman dan diperintah oleh Liga Bangsa-Bangsa.[1] Pada masa itu, Prancis memperoleh kendali atas tambang batu bara di Saar.[2] Setelah lima belas tahun diperintah oleh Liga Bangsa-Bangsa, referendum ini diadakan untuk menentukan status wilayah Saar untuk ke depannya.[1] KampanyeWalaupun semua kelompok politik yang penting di Saar mendukung penyatuan kembali Saar dengan Jerman sebelum Adolf Hitler dan partai Nazi berkuasa, musuh-musuh Nazi di Saar mulai meragukan penyatuan dengan Jerman seusai kebangkitan Hitler.[3] Akibat penindasan yang dilancarkan oleh Hitler terhadap musuh-musuh politiknya, kelompok komunis dan sosialis di Saar mendukung status quo sebagai mandat Liga Bangsa-Bangsa dan penundaan referendum hingga Nazi tidak lagi berkuasa.[3] Sementara itu, pendapat kelompok Katolik Roma terpecah.[3] Untuk memenangkan referendum ini, Nazi melancarkan "gabungan bujukan rayu dan tekanan brutal".[4] Pada tahun 1933, salah satu anggota Komisi Plebisit yang bernama Sarah Wambaugh menyatakan bahwa mereka telah menerima keluhan "teror Nazi" dari orang-orang Saarland non-Nazi dan media asing.[5] Keluhan tersebut meliputi tuduhan intimidasi, "aktivitas mata-mata, perusakan nama baik secara rahasia, penculikan ... intersepsi surat dan telegram, [dan] menyadap perbincangan telepon".[5] Sebagai tanggapan terhadap keluhan ini, Komisi Pemerintahan Saar harus "mengeluarkan beberaia dekret pembatasan untuk menjaga ketertiban umum".[6] Pada November 1934, karena takut diserang Prancis, pemerintah Jerman Nazi mengubah taktiknya.[7] Maka dari itu, komisioner Hitler untuk Saar yang bernama Joseph Burckel melarang pemakaian seragam di zona 25 mil di sepanjang perbatasan Saar dari 10 Januari 1935 hingga 10 Februari 1935.[7] Selain itu, Burckel juga melarang pertemuan, parade dan prosesi di kawasan tersebut.[7] Pemimpin Nazi di Saar Jakob Pirro juga memberitahu pengikutnya untuk mematuhi peraturan dan akan menghukum pelanggar.[7] HasilDalam referendum ini, pemilih dapat memutuskan apakah Saar sebaiknya tetap menjadi mandat Liga Bangsa-Bangsa, disatukan kembali dengan Jerman atau menjadi wilayah Prancis.[1] Para pengamat yang netral dan juga kelompok Nazi sendiri terkejut ketika hasil menunjukkan bahwa 90% pemilih ingin bersatu kembali dengan Jerman.[8] Di setiap daerah pilih terdapat paling tidak 83% pemilih yang ingin bersatu dengan Jerman.[8] Sementara itu, walaupun Georges Clemenceau pernah mengklaim bahwa terdapat 150.000 orang Prancis di Saarland, persentase pemilih yang ingin bersatu dengan Prancis tidak melebihi 0,5%.[8][9]
AkibatSeusai referendum ini, Dewan Liga Bangsa-Bangsa memutuskan bahwa Saar sebaiknya dikembalikan kepada Jerman.[8] Saar disatukan lagi dengan Jerman pada tanggal 1 Maret 1935[8] dengan Josef Bürckel sebagai Reichskommissarnya. Pada tahun 1936, wilayah ini digabung dengan Gau Pfalz untuk membentuk Gau Pfalz-Saar (diganti namanya menjadi Saarpfalz pada tahun 1937 dan Westmark pada tahun 1940). Lihat pula
Referensi
|