Share to:

 

Rias gede

Rias Besar atau dikenal juga sebagai Rias Gede merupakan tata rias pengantin khas adat Betawi yang masih digunakan sampai saat ini. Tata rias Rias Besar ini tercipta dari akulturasi budaya antara etnis Arab dengan etnis Tionghoa Peranakan[1] ditengah budaya Betawi yang sudah heterogen sejak zaman kolonial. Rias Besar untuk pengantin laki-laki disebut Rias Gede Dandanan Penganten Care Haji yang dipengaruhi budaya etnis Arab, sementara untuk tata rias pengantin perempuan disebut Rias Gede Dandanan Care None Penganten Cine yang dipengaruhi budaya etnis Tionghoa Peranakan. Pada tahun 2016, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Rias Besar sebagai warisan budaya tak benda dari provinsi DKI Jakarta.[2]

Rias Bakal

Berbeda dengan Rias Besar, Rias Bakal adalah tata rias pengantin yang khusus digunakan menjelang sampai proses akad nikah berlangsung saja. Untuk komposisi busana dan tata riasnya juga lebih sederhana dibandingkan dengan Rias Besar. Bagi pengantin laki-laki pakaian yang digunakan berupa jas tertutup dengan celana pantalon yang disebut ujung serong, kain batik dikenakan di sekitar pinggang yang disebut sabuk lokcan,[3] serta mengenakan tutup kepala berupa liskol atau kopiah dan alas kaki sepatu pantofel. Sementara untuk pengantin perempuan mengenakan kebaya encim, kain batik corak jelampang Pekalongan, bersanggul tidak terlalu besar dan diberi hiasan tusuk konde, melati atau cempaka putih.[4]

Tata rias

Carè haji

Tata rias carè haji untuk pengantin laki-laki ini terdiri dari:

  • Jubah atau disebut jube yaitu berupa pakaian luar yang longgar dan besar serta terbuka pada bagian tengah depan dari leher sampai ke bawah.
  • Gamis yaitu berupa pakaian didalam jube yang umumnya berwarna muda polos dan senuansa dengan warna jubenya.
  • Selempang sebagai tanda kebesaran yang diselempangkan pada pundak kiri menuju pinggang kanan. Lebar selempang sebesar 15 cm dengan panjang 2 m. Penempatan selempang itu sendiri bermakna mengarahkan hidup manusia yang salah (kiri) menuju ke arah kebaikan (kanan).
  • Alpie yaitu berupa tutup kepala menyerupai sorban setinggi 15 cm, dililit dengan sorban berwarna putih atau emas. Hiasan alpie umumnya berupa melati sebanyak tiga untai/ronce dan atasnya berupa bunga mawar merah dan ujungnya ditutup dengan bunga cempaka)
  • Sirih Dara atau disebut Sirih Dare yaitu berupa lima (5) sampai tujuh (7) lembar daun sirih dilipat terbalik daa diselipkan bunga mawar merah dan uang sembah (uang sembe) yang merupakan lambang kasih sayang. Nantinya Siri Dare ini akan diberikan ke mempelai perempuan sebagai seserahan.

Carè nonè pengantèn cinè

Tata rias ' untuk pengantin perempuan terdiri dari:

  • Roban Tipis berupa tutup kepala.
  • Tuaki yaitu baju blus yang terbuat dari bahan yang gemerlap.
  • Kun yaitu bawahan berupa rok yang dibuat agak lebar.
  • Teratai Betawi sebagai hiasan penutup dada dikenakan sehelai kain bertatahkan emas yang dibuat mengelilingi leher dan berkancing di belakang yang dirangkai menjadi delapan bentuk menyerupai belahan buah Delima yang disebut dengan Delime.
  • Alas kaki yaitu penutup kaki mempelai perempuan berupa sepatu berbentuk Perahu Kolek berhiaskan tatahan emas dan manik-manik disebut Selop Kasut.

Referensi

  1. ^ "Rias Besar". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2019-03-22. 
  2. ^ "Rias Besar". Warisan Budaya Tak Benda. Kemdikbud. Diakses tanggal 2019-03-22. 
  3. ^ T, Santoso (2013). Tata Rias & Busana Pengantin Seluruh Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 113. ISBN 9786020371337. 
  4. ^ "Busana Betawi, Kolaborasi Budaya Arab dan China". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-03-22. 
Kembali kehalaman sebelumnya