Share to:

 

Rohomoni, Pulau Haruku, Maluku Tengah

Rohomoni
Mandalise Haitapessy
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenMaluku Tengah
KecamatanPulau Haruku
Luaskm2
Jumlah pendudukjiwa

Rohomoni adalah sebuah negeri di kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia.

Nama tradisional

Rohomoni memiliki teung Mandalise Haitapessy.

Demografi

Penduduk Rohomoni berasal dari suku Ambon dan semuanya beragama Islam. Islam di Rohomoni berakulturasi secara masif dengan kepercayaan leluhur. Masyarakat Rohomoni mempercayai kekuatan leluhur serta memuja makam-makam keramat. Masjid Hatuhaha yang merupakan salah satu masjid tertua di Kepulauan Lease sekaligus masjid utama kelompok Hatuhaha berada di Rohomoni.

Adat dan pemerintahan

Jabatan raja secara turun-temurun di Rohomoni dipegang oleh matarumah Sangaji atau Sangadji yang berkedudukan sebagai matarumah parentah.

Hubungan sosial

Rohomoni merupakan satu dari lima negeri Amarima Hatuhaha, selain Pelauw, Kailolo, Hulaliu, dan Kabauw. Bersama Pelauw, Kailolo, dan Kabauw, negeri ini terlibat dalam penyerangan terhadap Kariu pada awal 1999.[1] Penyerangan tersebut memusnahkan permukiman dan gereja Kariu sepenuhnya. Selain Kariu, Rohomoni dan negeri-negeri Salam juga menyerang Haruku dan Sameth.

Pela

Rohomoni memiliki hubungan pela dengan Tuhaha di Pulau Saparua,[2] yang berlatar belakang bantuan Tuhaha terhadap Uli Hatuhaha dalam Perang Alaka antara pihak Hatuhaha melawan VOC. Beberapa kapitan dan puluhan rakyat Tuhaha gugur dan dimakamkan di Alaka. Bantuan yang diberikan tersebut sangat berarti dan kedua belah pihak mengangkat pela. Oleh sebab itu, boleh dikatakan bahwa Tuhaha tidak hanya ber-pela dengan Rohomoni, melainkan seluruh negeri anggota Uli Hatuhaha, termasuk Pelauw, Kabauw, Hulaliu, maupun Kailolo. Namun, dalam perkembangannya, hanya Rohomoni yang memelihara hubungan pela dengan Tuhaha. Hubungan kedua negeri terbilang sangat akrab dan terdapat satu tiang bertuliskan "Rohomoni" dalam Gereja Pniel di Tuhaha. Perwakilan Rohomoni juga menghadiri pemakaman Max Aipassa, salah satu tetua adat Tuhaha, serta terlibat dalam pemugaran baileo Tuhaha saat acara tutu baileu.

Selain Tuhaha, Oma dan Tihulale turut membantu Uli Hatuhaha dalam memerangi Belanda. Keduanya juga mengikat pela dengan Hatuhaha dan secara tidak langsung, semua negeri anggota uli terikat pela baik dengan Oma maupun Tihulale. Sama seperti Tuhaha, tidak semua negeri anggota uli akhirnya mengekalkan dan mengingat hubungan tersebut. Pela dengan Oma dilestarikan oleh Negeri Pelauw. Sementara, Tihulale melupakan cerita soal Perang Alaka dan angkat pela Tihulale-Hatuhaha, hingga akhirnya pada 1930an mengangkat kembali hubungan pela dengan Kailolo.

Referensi

  1. ^ Bartels, Dieter. "Tuhanmu Bukan Lagi Tuhanku: Perang Saudara Muslim-Kristen di Maluku Tengah (Indonesia) Setelah Hidup Berdampingan dengan Toleransi dan Kesatuan Etnis yang Berlangsung Selama Setengah Milenium". Nunusaku.com. Nunusaku Consultancy. Diakses tanggal 8 Juli 2024. Kariu diserang pada awal tahun 1999, seperti Haruku-Sameth, oleh penduduk desa-desa Muslim tetangganya di Pelauw, Orij, Rohomoni, Kailolo, dan Kabau yang merupakan serikat desa kuno di Hatuhaha. 
  2. ^ Pela Diarsipkan 2019-06-27 di Wayback Machine. di situs web tuhaha.nl
Kembali kehalaman sebelumnya