Rumah hemat energiRumah hemat energi adalah sebuah rancangan rumah alternatif untuk menghemat konsumsi rumah tangga seperti listrik, air, sampah, dan sekaligus memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada disekitar. Rancangan rumah hemat energi sebaiknya direncanakan sejak awal membangun rumah. Mulai dari penyediaan bahan bangunan, proses pembangunan, hingga saat rumah tersebut telah akan digunakan oleh pemilik rumah. Tujuan dari rumah hemat energi adalah sebagai suatu solusi dalam membangun rumah yang ramah lingkungan dan memberikan hunian yang nyaman dan layak bagi pemilik rumah. Selain itu, memiliki rumah ramah energi juga membantu menjaga kondisi alam dan lingkungan yang saat ini mengalami kerusakan. Salah satu negara yang dikenal penggunaan energi terbarukan adalah New Zealand (NZ). New Zealand dikenal juga dengan bentang alam yang indah dan lingkungan yang asri. Negara tersebut telah mencapai kemajuan pesat dalam menerapkan kelestarian lingkungan. Di Indonesia sendiri, energi yang digunakan masih energi sisa fosil yang artinya energi yang tidak dapat diperbaruhi. Luasnya negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, membuat energi terbarukan masih perlu ditingkatkan kembali. EnergiEnergi adalah suatu bentuk sumber daya yang digunakan oleh manusia. Manfaat suatu energi adalah untuk membantu manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Di era sekarang, kehidupan manusia sangat tergantung terhadap energi. Adanya bertambahnya jumlah populasi manusia maka penggunaan energi juga semakin meningkat. Maka dari itu, energi merupakan hal yang penting dan perlu dilestarikan dan dijaga demi keberlangsungan hidup makhluk hidup, terutama manusia. Penggunaan energi terbesar saat ini di Indonesia masih masih didominasi Minyak bumi, Batu bara, dan Gas alam. Cadangan minyak bumi di Indonesia hanya 1% dari cadangan minyak dunia, gas bumi sebesar 2%, sedangkan batu bara sebesar 3,1%.[1] Ketiga energi tesebut adalah energi yang tidak dapat diperbaruhi, maka dari itu, bisa dikatakan bahwa energi tersebut tidak akan mampu menyediakan kebutuhan energi secara nasional dengan laju petumbuhan makin hari makin tinggi. Fakta rumah hemat energi di Indonesia dan di New ZealandBeberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan permintaan rumah di Indonesia sangat tinggi Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang makin pesat. Adanya pertumbuhan rumah yang tinggi diimbangi pula dengan pemintaan konsumsi energi listrik yang tinggi, terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Padahal, bahan bakar yang digunakan untuk mendapatkan listrik di Indonesia masih mengandalkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan batu bara. Menurut data Kajian Pusat Studi Properti Indonesia, keinginan masyarakat untuk berinvestasi di bidang properti di Indonesia semakin meningkat. Kebutuhan masyarakat akan rumah meningkat mencapai 1,2 juta rumah per tahun. Selain itu, keinginan untuk memiliki rumah bukan hanya untuk tempat tinggal semata, akan tetapi sebagai investasi jangka panjang karena setiap tahunnya harga rumah semakin tinggi. Jika dilihat dari segi rancangan arsitektur, perancangan kota atau bangunan dengan konsep “zero energi’ di Indonesia masih jauh dari harapan dan masih dalam sekadar wacana secara akademis. Selain sosialisai terhadap konsep rumah hemat energi yang belum menjangkau banyak khalayak, biaya untuk merancang dan menerapkan rumah hemat energi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, ada beberapa alternatif untuk membuat konsep rumah hemat energi meskipun rumah tersebut tidak dirancang mulai awal pembangunan. Lain halnya dengan penggunaan energi yang ada di New Zealand, sebanyak 81 % produksi listrik di New Zealand telah menggunakan energi tebarukan. Negara tersebut menggunakan sistem cadangan baterai tenaga surya untuk meningkatkan pasokan listrik dan mengatasi energi rendah karbon. New zealand juga menerapkan energi pembangkit listik tenaga air. Namun, New Zealand memiliki kendala untuk itu, ketidakpastian curah hujan mengakibatkan harga energi tersebut kian tinggi. Maka dari itu, untuk mengatasi kekurangan pasokan energi akibat berkurangnya curah hujan, pemerintah New Zealand berencana untuk memperluas penerapan sistem penyimpanan tenaga surya yang hemat biaya, khususnya untuk kebutuhan rumah tangga. Membangun rumah hemat energi yang ramah biayaKonsep FasadDi Indonesia, listrik merupakan sumber kebutuhan hidup terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya kian tinggi. Adanya pembaruan teknologi, masyarakat saat ini sudah mulai ketergantungan untuk menggunakannya dikarenakan semakin mudah untuk mempersingkat waktu dengan padatnya aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, kebutuhan listrik juga semakin meningkat. Saat merancang dan membangun rumah, perlu adanya konsep untuk bisa mendukung konsep rumah hemat energi. Seperti pada kenyataannya, pembangunan rumah baru yang dilakukan oleh pihak developer telah menawarkan konsep rumah dengan tema rumah hemat energi atau rumah ramah lingkungan. Namun, hal tersebut hanya menjadi sebuah tema saja, karena faktanya rata-rata pembangunan dengan konsep tersebut tidak menawarkan energi apa yang digunakan selain energi listrik. Dalam ilmu arsitektur, terdapat kajian yang bernama fasad rumah tinggal. Fasad dalam The Visual Dictionary of Architecture berarti sebagian bidang sebuah bangunan yang dapat menentukan gaya dan karateristik arsitektur. Hal ini mengandung pengertian bahwa karakter atau ciri sebuah bangunan dapat dilihat bagaimana seseorang mengolah fasad atau tampak depan sebuah rumah. Sehingga dapat didefiniskan sebagai komposisi yang mempertimbangkan fungsi jendela, pintu, pelindung matahari, dan atap. Bagian penting dalam sebuah bangunan adalah pintu, jendelam dinding, tritisan, dan sun shading.[2] Hemat energi dalam pemakaian listrik rumah tanggaPengertian hemat energi dalam sebuah rumah adalah berusaha untuk meminialisir pemakaian listrik untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk bisa menghemat penggunaan listrik, diantaranya :[3]
Beberapa hal tersebut adalah cara sederhana untuk membuat rumah seperti konsep rumah hemat energi meskipun rumah tersebut awalnya tidak dirancang untuk rumah hemat energi. Sejauh ini rancangan bangun arsitektural di Indonesia belum mengarah ke “zero energi” atau rumah hemat energi. Jika pun ada, hanya sekedar konsep namun tidak didukung dengan adanya energi yang membuat konsep itu menjadi nyata. Seharusnya, rancangan pembuatan bangunan rumah hemat energi harus didukung dengan rancangan energi tersbeut. Misalnya membuat listrik dari energi surya ataupun angin atau bahkan energi biogas. Namun, hal tersebut memiliki tantangan yang dihadapi, yaitu adanya biaya yang tinggi serta kesiapan produsen dan pengguna dalam mengoptimalkan sumber energi terbarukan tersebut. Referensi
|