Salam koja
Salam koja (Murraya koenigii syn. Chalcas koenigi) atau temurui (Aceh),[2] sicerek (Minangkabau), ki becetah (Sunda), korokeling (Jawa) dalah tumbuhan yang daunnya (dinamakan sama) dipakai sebagai bumbu kari, sehingga dikenal sebagai daun kari.[2] Daun ini dipakai sebagai bumbu di Aceh. Bentuk daun ini mirip dengan daun salam dengan ukuran yang lebih kecil dan bau yang lebih tajam. Bunga dari tumbuhan ini berbau harum dengan buah berbentuk bulir berwarna ungu.[3] Salah satu olahan kuliner daun koja yang terkenal adalah ayam tangkap khas Aceh.[2] Salam koja berasal dari India dan Sri Lanka.[2] Tumbuhan ini tidak ditanam secara massal, tetapi biasanya terdapat pada kebun di bagian selatan India dan Malaysia. Tanaman ini dibudidaya untuk daunnya yang berbetuk mentirip dan berukuran kecil dengan warna hijau tua yang mengilap.[2] Salam koja berkerabat dekat dengan kemuning (M. paniculata). Kandungan KimiawiEkstrak daun koja dilaporkan memiliki kandungan air (66,3%), protein (1%), lemak (1%), karbohidrat (16%), serat (6,4%), dan mineral (4,2%). Kandungan mineral utama per 100 gram daun adalah kalsium (810 mg), fosfor (600 mg), dan besi (2,1 mg). Kandungan vitaminnya adalah karoten (12.600 i.u.), asam nikotinat (2,3 mg), dan vitamin C (4 mg).[4] Minyak asiriKandungan minyak asiri pada daun koja dilaporkan ada 34 jenis, di antaranya α-pinena (51,7%), β-phellandrena (24,4%), sabinena (10,5%), β-pinena (9,8%), β-caryophyllene (5,5%), limonena (5,4%), bornyl acetate (1,8%), terpinen-4-ol (1,3%), γ-terpinena (1,2%), dan α-humulena. [4] AlkaloidKandungan alkaloid yang ditemukan pada daun koja di antaranya mahanimbina, girinimbina, dan dua karbazol alkaloid baru, isomahanimbina dan koenimbidina dari daun dan akar.[4] Referensi
|