Sari Murni Group
Sari Murni Group adalah perusahaan manufaktur makanan ringan asal Indonesia.[1] Perusahaan ini memiliki lima merek dengan berbagai variasi mulai dari snack ekstrusi hingga wafer. Salah satu merek paling populer adalah Momogi Stick yaitu camilan stick ekstrudat berbahan dasar jagung dengan ciri khas memiliki rongga di tengahnya. Kemudian keempat merek lainnya antara lain Criscito, Migi-Migi, Yale-Yale dan Twiststick.[2] SejarahSari Murni Group bermula pada 1998 dengan didirikannya PT Sari Murni Abadi yaitu fasilitas manufaktur yang bermarkas di Bogor, Jawa Barat. Berselang dua tahun kemudian PT Sari Murni Jaya, fasilitas manufaktur kedua didirikan di Surabaya, Jawa Timur.[3] Kedua fasilitas manufaktur ini memiliki luas 20KM2 dan telah menghasilkan 91 SKU aktif dari lima merek. Selain menjual produk dengan merek sendiri, Sari Murni Group juga memproduksi produk untuk merek lain di luar grup (OEM). Perusahaan ini didirikan oleh Junaedy Tanujaya (Ko A-Ju) sebagai CEO PT Sari Murni Group dan Pandu Ardani selaku COO and Commisioner PT Sari Murni Group. Salah satu merek andalan Sari Murni Group, Momogi dirilis pertama kalinya pada 2003 dengan rasa Jagung Bakar. Pada tahun yang sama, didirikan PT Sukses Makmur Abadi dan PT Sukses Makmur Jaya. Kemudian 2006 iklan Momogi pertama di televisi dirilis. Satu tahun berikutnya diluncurkan produk wafer merek Migi-Migi. Sari Murni Group selanjutnya merilis merek Twiststick pada 2010. Sari Murni Group pada awalnya adalah perusahaan skala keluarga yang kemudian berkembang menjadi perusahaan skala nasional. Mulai 2006, perusahaan ini menyesuaikan model bisnisnya, dari bentuk konvensional menjadi digital, terutama dari sisi komunikasi dengan konsumen.[4] Sari Murni Group mendistribusikan seluruh produknya melalui depo nasional yang dilanjutkan ke grosir dan toko kelontong. Namun memasuki era internet, sebagian masyarakat beralih berbelanja secara online melalui platform marketplace. Sehingga Sari Murni Group membuka distribusi penjualan lewat berbagai platform e-commerce di Indonesia termasuk Shopee, Tokopedia, Tiktok Shop dan Astro. Sejak April 2022, Sari Murni Group diakuisisi oleh Metaside Global Holding Pte, Ltd (mayoritas) dan PT Mitra Dinamika Indotama (minoritas). Pasca diakuisisi, Sari Murni Group terus melebarkan sayapnya hingga pada akhir 2022, Sari Murni Group melalui Momogi telah membawa bisnis camilannya ke lebih 10 negara. Momogi secara konsisten sudah mengirimkan lebih dari 6 juta unit per bulan. Momogi rasa jagung bakar, keju dan kimchi menjadi favorit di beberapa negara Timur Tengah dan Asia Pasifik.[5] ProdukMomogiMomogi memiliki banyak varian, yaitu: Momogi Stick: jagung bakar, keju, cokelat, cappuccino, tutti frutti, balado, kimchi dan rumput laut, Momogi Heart; Momogi Mini Stick; Momogi Star; Momogi Twist; Momogi Nugget; Mowmowmie; Momogi Malkist Cracker; Momogi 3in1; Momogi Marie Susu; Momogi Fun Snack.[6] CriscitoAda Criscito Potato Stick Rasa Original, Criscito Potato Stick Rasa Rumput Laut, Criscito Rumput Laut Crispy Snack, dan Criscito Kimchi Crispy Snack. Migi-MigiVariannya meliputi Migi-Migi Wafer Krim 1 rasa: cocopandan, keju, cokelat; dan Migi-Migi Wafer Krim 2 rasa: cokelat keju, cokelat vanilla, strawberry vanilla, vanilla mocca. Yale-YaleTerdapat varian Yale-Yale Extruder Stick: jagung bakar, cokelat dan cocopandan. Kemudian Yale-Yale Rice Crispy: cokelat dan susu vanila. TwiststickTwiststick Wafer Rolls: cokelat, cocopandan, stroberi. Yola-YolaYola-Yola juga memiliki varian rasa dan ukuran yang berbeda. KontroversiProduk Momogi sempat menuai kontroversi perhal ukuran atau bobot produk yang menyusut pada 2022. Misalnya saja pada Momogi rasa Tutti Frutti yang sebelumnya dengan berat bersih 14 gram namun kini menjadi 5 gram. Selaras dengan hal ini, Momogi juga meluncukan kemasan ukuran 12 gram dengan harga Rp1000 per bungkus. Rupanya penyusutan ukuran Momogi ini erat kaitannya dengan peningkatan biaya operasional dan bahan baku, sementara tidak diikuti dengan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia. Menurut Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah menjelaskan, menciutnya ukuran produk terjadi karena produsen berupaya untuk menyesuaikan dengan masyarakat. Hal ini karena daya beli masyarakat yang berubah bahkan lebih rendah. Termasuk kemampuan untuk membeli camilan atau makanan ringan yang ada sekarang. PenghargaanTop Brand Award
Best Brand Award
Word of Mouth Marketing
Social Media Award
Pranala LuarReferensi
|