Saudia
Saudia (bahasa Arab: السعودية; as-Suʿūdiyyah), sebelumnya dikenal sebagai Saudi Arabian Airlines (bahasa Arab: الخطوط الجوية العربية السعودية; al-Ḫuṭūṭ al-Jawwiyyah al-ʿArabiyyah as-Suʿūdiyyah), adalah maskapai penerbangan nasional Arab Saudi, yang berbasis di Jeddah.[2][3] Penghubung utama maskapai ini berada di Bandar Udara Internasional Raja Abdul Aziz di Jeddah dan Bandar Udara Internasional Raja Khalid di Riyadh, dan berencana untuk keluar dari Riyadh sebagai penghubung utama pada tahun 2030.[4] Saudia mengoperasikan penerbangan terjadwal domestik dan internasional ke lebih dari 100 destinasi di Timur Tengah, Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Penerbangan charter domestik dan internasional dioperasikan, terutama selama musim Ramadan dan haji. Maskapai ini bergabung dengan aliansi maskapai SkyTeam pada 29 Mei 2012, menjadikannya maskapai pertama dari kawasan Teluk Persia yang bergabung dengan salah satu dari tiga aliansi maskapai penerbangan utama. Saudia adalah anggota dan salah satu pendiri Organisasi Maskapai Penerbangan Arab.[5] SejarahDekade 1940-50anBerawal dari pemberian Presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt berupa pesawat Douglas DC-3 pada tahun 1945. Pesawat dioperasikan oleh maskapai tersebut dengan bantuan personel dari Trans World Airlines dan maskapai ini juga membuka tujuan perdana dari bandara Kandara di Jeddah menuju Lydda di Palestina dan daerah di sekitar jazirah Arab yang bertujuan untuk mengangkut jamaah haji yang ingin melakukan ibadah di Makkah dan maskapai ini juga melakukan permintaan kepada pemerintah Inggris untuk melakukan penerbangan charter. Pada tahun 1948, maskapai ini resmi membuka rute berjadwal pertama mereka menuju Beirut, Lebanon. Sementara itu, pada tahun 1952 maskapai ini juga melakukan pembelian sebanyak 5 armada Douglas DC-4 yang nantinya mengisi jalur disekitar Timur Tengah dan diawali dengan operasional menuju Amman, Jordania. Pada tahun 1953, maskapai ini meluncurkan penerbangan menuju Beirut melalui Dhahran dan dikuti dengan pembukaan rute menuju Khartoum, Asmara, Istanbul & Kuwait City dan maskapai ini juga melakukan pesanan Convair 340 untuk pengadaan sebanyak 10 Armada yang nantinya menjadi pesawat pertama yang memiliki kabin bertekanan dan pada tahun 1959, pesawat ini digunakan pada penerbangan perdana mereka menuju Riyadh.[6] Dekade 1960-70anPada Tahun 1961, maskapai ini mendatangkan armada Jet terbaru mereka yaitu, Boeing 720 yang terbaru. Sementara itu, diwaktu yang hampir bersamaan, maskapai ini juga meluncurkan penerbangan menuju Sharjah & Teheran berlanjut pada tahun 1964, maskapai ini juga mendatangkan 2 pesawat Douglas DC-6 untuk mendukung operasional maskapai dalam rute jarak menengah hingga jauh.Setahun kemudian, maskapai ini bergabung dengan Arab Air Carrier Organization yang sekaligus juga menjadi pendiri dari organisasi tersebut, terbentuknya AACO oleh Saudia juga membuat maskapai ini meluncurkan penerbangan menuju Mumbai. Pada tahun 1965, IATA menyambut kedatangan maskapai tersebut dengan bergabung pada tanggal 17 April dan pembukaan rute pada tahun ini sangat gencar terutama ke benua Afrika yang terdiri dari beberapa rute menuju Tunis, Rabat & Tripoli dan benua Eropa yang terdiri dari destinasi yang mengarah ke Jenewa, Frankfurt & London (Kesemua rute yang arahnya ke barat ini membuat Saudia harus transit terlebih dahulu di Beirut). Smentara itu, pada tahun-tahun berikutnya, maskapai ini juga mengubah layanan mereka ke London yang sebelumnya harus transit di lebanon menjadi nonstop dan Aljir menjadi destinasi terakhir yang ditambahkan pada akhir dekade 60an.[7] Memasuki Dekade 70an, maskapai membuka penerbnagan terbaru menuju Roma dan layanan kargo keseluruh rute Eropa dari Saudi Arabia dengan nonstop, maskapai juga melakukan perubahan pada logo maskapai dan maskapi ini juga kedatangan pesawat yang terdiri dari Boeing 737-200, Boeing 720 & Boeing 707-300 akibatnya, ekspansi Saudi yang gencar ini membuat jumlah penumpang yang berhasil di angkut sebanyak 1 Juta penumpang. 1980-sekarangPada tahun 1980-an, layanan seperti Saudia Catering dimulai. Penerbangan dimulai ke Amsterdam, Athena, Baghdad, Bangkok, Brussels, Kolombo, Dakar, Delhi, Dhaka, Islamabad, Jakarta, Kuala Lumpur, Lahore, Madrid, Manila, Mogadishu, Nairobi, Kota New York, Nice, Seoul, Singapura, dan Taipei. Horizon Class, layanan kelas bisnis, didirikan untuk menawarkan layanan yang lebih baik. Pusat kargo dibangun di Brussels dan Taipei. Seragam pramugari baru yang dirancang oleh Adnan Akbar diperkenalkan. Identitas perusahaan baru diluncurkan pada 16 Juli 1996, yang menampilkan badan pesawat berwarna pasir dengan sirip ekor biru tua yang kontras, yang bagian tengahnya menampilkan lambang Wangsa Saud yang bergaya. Nama Saudia dihilangkan dalam perombakan identitas, dengan menggunakan nama lengkap Saudi Arabian Airlines. Pada tanggal 8 Oktober 2000, Pangeran Sultan bin Abdulaziz Al Saud, Menteri Pertahanan dan Penerbangan Saudi, menandatangani kontrak untuk melakukan studi privatisasi Saudi Arabian Airlines. Sebagai persiapan untuk ini, maskapai tersebut direstrukturisasi untuk memungkinkan unit-unit non-inti (termasuk katering Saudia, layanan penanganan darat dan pemeliharaan serta Akademi Penerbangan Prince Sultan di Jeddah) untuk diubah menjadi unit komersial dan pusat laba.[8] Pada tanggal 29 Mei 2012, maskapai ini mengganti namanya ke nama lamanya, Saudia (digunakan pada tahun 1972 hingga 1996), dan sepenuhnya menghilangkan merek Saudi Arabian Airlines; nama tersebut diubah untuk merayakan masuknya perusahaan tersebut ke dalam aliansi maskapai SkyTeam pada hari itu, dan merupakan bagian dari inisiatif rebranding yang lebih besar.[9] Pada bulan April 2016, Saudia mengumumkan pembentukan anak perusahaan maskapai berbiaya rendah bernama Flyadeal. Pada bulan September 2023, Saudia mengumumkan perubahan merek menjadi desain dan logo bergaya tahun 1980-an. Perusahaan ini juga memperkenalkan asisten perjalanan AI baru yang disebut "SAUDIA", menggunakan GPT-4 milik Open AI.[10] DestinasiSaudia beroperasi ke 102 destinasi hingga Oktober 2022. Maskapai ini berencana untuk mencapai 250 destinasi pada tahun 2030. Perjanjian codeshareSaudia memiliki perjanjian codeshare dengan mitra SkyTeam dan dengan maskapai penerbangan berikut:[11] ArmadaArmada saat iniPer Juni 2024, Saudia mengoperasikan pesawat berikut:[12][13][14]
Referensi
Pranala luar |