Sejarah Republik DominikaSejarah tertulis Republik Dominika dimulai ketika penjelajah kelahiran Genova Kristoforus Kolumbus yang didanai oleh Kerajaan Spanyol tiba di sebuah pulau besar di kawasan Samudra Atlantik barat yang kemudian dikenal dengan julukan Karibia. Pulau tersebut dihuni oleh suku Taíno yang memiliki berbagai nama untuk menyebut pulau mereka, seperti Ayiti, Bohio, atau Quisqueya (Kiskeya). Kolumbus segera mengklaim pulau tersebut untuk Spanyol dan menamakannya La Isla Española ("Pulau Spanyol"), yang kelak berubah menjadi Hispaniola. Wilayah Republik Dominika saat ini kemudian menjadi bagian dari Kekaptenjenderalan Santo Domingo hingga 1821, kecuali untuk periode penjajahan Prancis dari 1795 hingga 1809. Wilayah tersebut kemudian menjadi bagian dari Haiti dari tahun 1822 hingga 1844. Pada tahun 1844, kemerdekaan Dominika diproklamasikan dan republik ini dapat mempertahankan kemerdekaannya kecuali untuk periode pendudukan Spanyol yang singkat dari tahun 1861 hingga 1865 dan pendudukan oleh Amerika Serikat dari tahun 1916 hingga 1924. Sejarah pra-KolumbusOrang Taíno menyebut pulau Quisqueya (ibu dari semua negeri) dan Ayiti (tanah pegunungan tinggi). Pada saat kedatangan Kolumbus pada 1492, wilayah pulau tersebut terdiri dari lima bagian, yaitu Marién, Maguá, Maguana, Jaragua, dan Higüey. Masing-masing wilayah dipimpin oleh caciques Guacanagarix, Guarionex, Caonabo, Bohechío, dan Cayacoa. Bacaan lanjut
|