Seo Taiji and Boys
Seo Taiji & Boys (Hangul: 서태지와 아이들) adalah sebuah grup musik Korea Selatan yang aktif pada tahun 1992 hingga 1996. Anggotanya adalah Seo Taiji, Yang Hyun-suk & Lee Juno, mereka bereksperimen dengan berbagai genre musik populer Barat.[1] Seo Taiji & Boys sangat sukses & dikreditkan terhadap pembawa perubahan industri musik Korea Selatan.[2] Mereka memenangi Grand Prize pada Seoul Music Awards baik pada tahun 1992 & 1993.[3] Pada April 1996, Billboard melaporkan bahwa 3 album pertama mereka masing-masing terjual lebih dari 1.6 juta kopi dengan penjualan album yang ke 4 mendekati 2 juta kopi.[4] SejarahSetelah perpisahannya dari band heavy metal Sinawe pada tahun 1991, Seo Taiji membanting setir & membentuk grup Seo Taiji & Boys dengan penari & vokalis pendukung Yang Hyun-suk serta Lee Juno. Yang mengatakan bahwa ia pertama kali bertemu dengan Seo saat musisi tersebut datang kepadanya untuk belajar menari. Terpesona oleh musiknya, Yang menawarkan diri untuk bergabung dengan grup tersebut & mereka kemudian merekrut Lee yang merupakan salah 1 penari top di Korea. Kemudian, Lee bergabung dengan grup ini sebagai penari latar, meski sangat dihormati dengan sendirinya, karena musiknya "menggerakkan hatinya".[5] Seo Taiji membawa teknologi MIDI untuk pertama kalinya di Korea Selatan pada awal 1990-an & mulai bereksperimen dengan suara MIDI yang berbeda untuk menciptakan jenis musik baru yang belum pernah didengar oleh publik. Dia awalnya tidak memiliki rencana untuk debut sebagai grup dance/pop boy & kesuksesan utama Seo Taiji & Boys adalah suatu kejutan. Sebelum Seo Taiji & Boys, industri Musik Korea terutama dipengaruhi oleh musik rakyat Amerika & Jepang karena akar kolonial Korea Selatan. Musik ini mendominasi industri musik Korea sampai negara tersebut mencabut larangan perjalanan yang mereka lakukan pada tahun 1988. Hal ini memungkinkan elemen musik dari luar negeri menjadi lebih mudah diakses. Pada tahun 1990-an, Seo Taiji & Boys akan mulai menggunakan teknologi MIDI untuk mulai menggabungkan elemen musik rap, rock, & techno ke dalam musiknya. Seo Taiji & Boys juga mulai memasukkan Bahasa Inggris ke dalam lirik mereka sebagai tren populer di Korea Selatan yang diakibatkan karena ketergantungan yang meningkat pada Amerika Serikat terhadap stabilitas ekonomi negara tersebut. Dengan memasukkan elemen musik ini ke dalam balada Korea seperti musik, Seo Taiji and Boys menjadi basis hibridisasi musik Korea dengan dunia luar, hal ini akan menghasilkan fondasi musik K-pop. Hibridisasi musik ini akan menjadi salah satu alasan mendasar bagi popularitas K-pop, karena turut mempromosikan kemampuan musik K-pop untuk menembus pasar luar negeri dalam apa yang saat ini dikenal sebagai Gelombang Korea. Seo Taiji & Boys bertindak sebagai instrumen perubahan di Korea, menantang undang-undang penyensoran serta hegemoni jaringan televisi di pasar musik. Pada tahun 1995, Komite Etika Penyiaran Korea meminta agar Seo Taiji & Boys mengganti liriknya dengan Shame the Times, hal ini memicu protes & mengakibatkan penghapusan penyensoran di Korea. Mereka juga tidak bergantung pada jaringan televisi karena memiliki studio sendiri, hal tersebut kini mulai berkurang karena kemampuan jaringan televisi untuk mendikte para seniman ketika tampil di acara pertunjukan.[6][7] 1992: "Nan Arayo"Trio ini memulai debutnya di acara bakat MBC pada 11 April 1992 dengan lagu mereka "Nan Arayo" (난 알아요, "I Know") dan mendapatkan peringkat terendah dari juri.[8] Namun, lagu & album debut yang berjudul sama milik mereka menjadi begitu sukses sehingga, menurut MTV Iggy, "Musik K-pop tak pernah sama" kembali.[9] "Nan Arayo" menjadi hit yang sangat sukses;[10] dentumannya yang terinspirasi oleh new jack swing, lirik rap yang optimis dan chorus yang menarik membuat penonton Korea tertarik dengan cepat.[9] Lagu ini menduduki peringkat No. 1 untuk rekor selama 17 minggu. Meskipun, rekor ini telah dipatahkan oleh "Lies" dari Big Bang, yang berada di puncak tangga lagu selama 18 minggu. Seo Taiji & Boys memenangi Golden Disc Award untuk "Nan Arayo" pada tahun 1992.[11] Spin memasukkan "Nan Arayo" di posisi nomor 4 pada daftar 21 Lagu K-Pop Terbaik Sepanjang Masa pada tahun 2012.[12] Pada tahun 2015, Rolling Stone memasukannya di urutan 36 pada daftar 50 Lagu Boy Band Terbaik Sepanjang Masa mereka.[13] 1993: "Hayeoga"Album kedua mereka pada tahun 1993 mengambil jalur yang berbeda. Meski tersisa sebagian besar album dansa, beberapa lagu seperti "Hayeoga" (何如歌, "Anyway") terdapat unsur musik rock yang lebih berat yang ditambahkan pada mereka. Hayeoga meraih penghargaan Golden Disc Award ke 2 mereka.[11] Saat mempromosikan album tersebut, grup tersebut dilarang tampil di acara televisi tertentu karena mereka mengenakan anting, merobek jins & memiliki rambut gimbal.[14][15] Album ini adalah yang pertama dari banyak kontroversi mengenai Seo Taiji & Boys. Album ke 2 mereka menjadi album 'dengan penjualan 2 juta pertama dalam sejarah Korea. 1994: "Kyoshil Idaeyo"Album ketiga mereka beralih gigi menjadi lebih banyak heavy metal & rock driven. Lagu-lagu yang berirama dansa hampir tidak ada kecuali "Balhaereul Ggumggumyeo" (발해를 꿈꾸며, "Dreaming of Balhae"), sebuah lagu rock alternatif yang menunjukkan harapan untuk menyatukan Korea Utara & Korea Selatan. Lagu tersebut memberi mereka penghargaan Golden Disc ke 3 mereka.[11] Namun, lagu-lagu seperti "Kyoshil Idaeyo" (교실 이데아, "Classroom Ideology") yang kontroversial dengan vokal death growl oleh Ahn Heung-chan dari Crash berada di tengah panggung. "Kyoshil Idaeyo" sangat kritis terhadap sistem pendidikan Korea & tekanan pada pemuda untuk sukses secara akademis.[14] Mereka dituduh mengirimkan backmasking Setan dalam lagu mereka. Meski media berita arus utama kemudian membuktikan tuduhan ini didasarkan pada bukti yang sangat lemah, kepanikan moral terbukti sulit dihilangkan sama sekali.[16] 1995: "Sidae Yugam"Tidak mundur akan hal tersebut, album keempat Seo Taiji & Boys meledak dengan lebih banyak lagu kontroversial. "Come Back Home" adalah terjun ke dalam gangster rap. "Pilseung" (필승, "Must Triumph") juga menjadi hit dengan suara rock alternatif & suara teriakan. "Sidae Yugam" (시대유감, "Shame of the Times") dicekal oleh Komite Etika Kinerja Publik arena memiliki lirik yang mengkritik pemerintah.[17] Versi lagu yang disertakan dalam album ini hanya instrumental.[14] Reaksi dari para penggemar sangat besar, & sistem 'prapenyensoran' (사전 심의제) dihapuskan pada bulan Juni 1996, sebagian sebagai akibat dari hal ini. Sebuah EP berjudul Sidae Yugam & termasuk versi asli lagunya dirilis sebulan setelah sistem tersebut dihapus. 1996: PembubaranSeo Taiji memutuskan untuk pensiun dari layar musik populer Korea Selatan pada Januari 1996 saat tengah dalam masa jayanya. Lee Juno kemudian menyatakan bahwa Seo Taiji membuat keputusan untuk membubarkan grup saat merekam album keempat mereka, yang mengejutkan Yang Hyunsuk & dirinya sendiri.[16] Pengumuman pensiun mereka merupakan ke kecewaan besar bagi jutaan penggemarnya di Korea. Album kompilasi bertajuk Goodbye Best Album dirilis kemudian pada tahun tersebut. Seo Taiji segera menuju Amerika Serikat, sementara Lee Juno & Yang Hyun-suk membuat label rekaman tepat setelah masa pensiun mereka. Yang Hyun-suk berhasil membuat YG Entertainment salah 1 dari 3 perusahaan rekaman terbesar di negara ini.[5] Seo Taiji kembali ke dunia musik 2 tahun kemudian dengan karier solo yang sangat sukses, dia sekarang disebut sebagai "Presiden Kebudayaan" di Korea Selatan.[5] Pada tahun 2007, ke 4 album Seo Taiji & Boys disertakan dalam Top 100 Album Pop versi Kyunghyang Shinmun, dengan peringkat pertama mereka yang tertinggi di posisi 24.[18][19][20][21] Pada tahun 2014, ketika ditanya mengenai kemungkinan reuni Seo Taiji & Boys, Seo Taiji mengungkapkan bahwa ke 3 anggota telah sering membicarakannya. Namun, ia berkata,
Anggota
Diskografi
Lihat pulaReferensi
|