Serangan Kabul Juli 2019
Pada 1 Juli 2019, terjadi serangan bersenjata dan pengeboman di wilayah Wazir Akbar Khan, Kabul, Afganistan. Para penyerang pada awalnya meledakkan sebuah truk yang mengangkut banyak bom, setelah itu lima pria bersenjata memasuki sebuah gedung terdekat yang sedang dibangun dan menembaki personil keamanan Afghanistan yang sedang mengevakuasi orang-orang dari area ledakan. Lebih dari 100 orang terluka dan setidaknya 45 tewas,[1] termasuk lima penyerang.[2] Latar belakangSerangan terjadi berbarengan dengan dialog perdamaian Amerika Serikat-Taliban di Doha, Qatar.[3] Beberapa hari sebelum serangan, kelompok militan melakukan beberapa serangan mematikan terhadap pasukan keamanan di seluruh negeri. SeranganSerangan itu terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah peledakan truk atau minibus, yang isinya penuh dengan bahan peledak, di pusat kota Kabul. Ledakan itu terjadi di daerah Puli Mahmood Khan di distrik Wazir Akbar Khan pada jam sibuk. Daerah ini memiliki banyak gedung dan institusi pemerintah, diplomatik dan militer.[4] Ledakan itu dahsyat, mengguncang bangunan hingga 2 kilometer jauhnya,[5] membentuk kepulan asap ke udara dan menghancurkan banyak mobil dan bangunan. Setidaknya 51 siswa terluka selama ledakan yang merusak dua sekolah terdekat dan menghancurkan tiga jendela.[6][7][8] Perusahaan media Pashtun Shamshad TV mengatakan kantor mereka terkena dampak ledakan itu, dengan satu satpam tewas dan beberapa wartawan terluka.[9] Stasiun TV itu menampilkan gambar pecahan kaca dan kerusakan pada kantornya setelah pengeboman.[10] Gedung Federasi Sepak Bola Afganistan, yang terletak di dekatnya, juga rusak.Akibatnya, banyak pemain mengalami cedera.[4] Menurut New York Times, 40 orang tewas dalam pengeboman mobil dengan rincian 34 warga sipil dan 6 pasukan keamanan.[1] Setelah ledakan, lima penyerang memasuki sebuah proyek bangunan dan menembaki petugas keamanan di jalan, yang memicu terjadinya baku tembak.[11] Baku tembak berlangsung selama lebih dari 7 jam, sampai 5 penyerang terbunuh oleh para petugas keamanan.[2] PertanggungjawabanKelompok militan Taliban mengklaim bertanggung jawab atas kejadian ini.[12] Dampak dan reaksiKorban terluka dilarikan ke rumah sakit terdekat termasuk sejumlah pelajar. Gambar yang diunggah ke sosial media menunjukkan mereka masih memegang buku dan memakai seragam saat di rumah sakit.[13] Usai serangan, banyak orang terutama warga sekitar dan ahli hukum mengkritik badan keamanan karena dianggap lain dengan membiarkan sebuah truk yang penuh bahan peledak memasuki daerah yang sangat ketat pengamanannya lantaran terdapat Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Istana Kepresidenan Kabul.[14] TanggapanAmerika Serikat mengutuk pengeboman mobil yang mematikan di ibukota Afghanistan. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih, AS memberikan pernyataan bahwa "sangat mengutuk serangan teroris terkeji di hari ini yang diklaim oleh Taliban, di mana warga sipil Afghanistan dan personil keamanan tewas dan terluka parah. Serangan biadab ini menunjukkan ketidakpedulian Taliban terhadap sesama rakyat Afganistan, yang telah berulang kali menyuarakan urgensi untuk menemukan resolusi damai terhadap konflik."[15][16] Afganistan - Pemerintah Afghanistan juga mengutuk serangan yang mengatakan "bahwa Taliban dengan melakukan serangan teroris telah menunjukkan rencana jahatnya dalam membunuh warga Afghanistan dan perang terus menerus di Afghanistan", kata Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani.[15][16] Qatar - Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan mengutuk serangan Taliban di Kabul dan menegaskan kembali "sikap tegas pemerintah" Qatar dalam menolak "kekerasan dan terorisme, terlepas dari motif dan alasan mereka".[17] Pakistan - Shah Mahmood Qureshi bereaksi terhadap serangan mematikan terkoordinasi oleh kelompok Taliban di kota Kabul, menyebutnya sebagai tindakan terorisme. Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Pakistan mengutuk keras serangan teroris di Kabul, pagi ini. Pakistan mengutuk terorisme bagaimanapun bentuknya. ”[18] Iran - Laksamana Ali Shamkhani mengirim pesan kepada Hamdullah Mohib, Penasihat Keamanan Nasional untuk presiden Afghanistan, mengutuk serangan teroris mematikan Senin di Kabul.[19] Referensi
|