Serangan mobil Zhuhai 2024
Pada malam hari tanggal 11 November 2024, seorang pria yang berusia 62 tahun, yang berasal dari Jinzhou, Liaoning dengan sengaja menabrakkan kendaraannya ke kerumunan di Pusat Olahraga Zhuhai di Zhuhai, Guangdong, Tiongkok. Hingga dini hari tanggal 12 November, insiden tersebut telah mengakibatkan 35 orang meninggal dan 43 luka-luka.[1] SeranganSekitar pukul 19:48[2] tanggal 11 November 2024, sebuah mobil KDC menabrak warga yang sedang berolahraga di lintasan lari Pusat Olahraga Zhuhai. Keamanan ditingkatkan di Zhuhai, yang akan menjadi tuan rumah pertunjukan udara sipil dan militer besar-besaran keesokan harinya.[3] Seorang saksi mata menyatakan bahwa mobil tersebut melaju berputar-putar di lintasan lari hingga menabrak banyak orang.[1] Pada awalnya, berita tentang kejadian tersebut disensor di platform media sosial Tiongkok. Postingan dan artikel berita dihapus dalam 24 jam pertama, sementara videonya tersebar di Twitter.[4] Guru Li Bukan Gurumu memposting video di Twitter yang memperlihatkan beberapa orang yang tergeletak di tanah dan seorang wanita yang berteriak kesakitan, sementara seorang petugas pemadam kebakaran memberikan bantuan kepada seorang korban.[5] KorbanSekitar sehari kemudian pada 12 November, Polisi Zhuhai menyatakan bahwa insiden tersebut menyebabkan 35 kematian dan 43 luka-luka.[6] PelakuBerdasarkan keterangan polisi, pelaku adalah seorang pria berusia 62 tahun yang sudah bercerai dan bermarga Fan. Malam itu, Fan memaksa sebuah KDC kecil masuk ke Pusat Olahraga Zhuhai, menabrak kerumunan orang yang sedang berolahraga di jalur internal stadion. Dia berusaha melarikan diri dari tempat itu tetapi polisi menghentikannya. Fan mencoba bunuh diri menggunakan pisau dan akibatnya pingsan di dalam mobil. Dia dikirim ke rumah sakit untuk perawatan, sementara ditempatkan di bawah penahanan kriminal karena dicurigai "membahayakan keselamatan publik dengan metode berbahaya".[6][7] Laporan awal mengklaim bahwa Fan baru saja bercerai dan tidak puas dengan pembagian properti setelahnya.[8][9] Polisi menyatakan bahwa Fan mengalami koma setelah dia melukai lehernya dengan pisau.[10] ReaksiSekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping menyerukan upaya penyelamatan dan mendesak pejabat lokal untuk menjaga stabilitas sosial.[5] Pada tanggal 12 November, kedutaan Jepang untuk Tiongkok memperingatkan warga negaranya tentang masalah keamanan pribadi di Tiongkok, dan menyarankan untuk tidak berbicara bahasa Jepang dengan suara keras di depan umum.[1] Referensi
|