Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Serat Murtasiyah adalah karya sastra Jawa yang termasuk dalam kesusastraan pesantren, yaitu kesusastraan yang lahir dari komunitas pesantren.[1] Tokoh utama dalam teks ini adalah Dewi Murtasiyah. Secara garis besar, teks ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Dewi Murtasiyah yang sangat berbakti kepada suaminya yang bernama Syeh Ngarip yang dikenal sebagai seorang yang ahli ibadah.
Syeh Ngrarip dan Dewi Murtasiyah tinggal di sebuah desa bernama Desa Sabah yang terkenal sangat subur. Nasihat Syeh Ngrarip kepada istrinya agar seorang istri sebaiknya sabar, yang bisa menaati nasihat dan pesan suaminya, baik budi pekertinya, dan memiliki sopan santun. Itulah yang dinamakan Syeh Ngarip sebagai ciri wanita utama. Berikut kutipan teksnya:
//Caritane deya linewi, nama Dewi Murtasiyah, asru bakti ing lakine, kakung pandhita ngibadah, wancine maksi tarune, Ki syeh Ngarip wastanipun, asru bakti ing Pangeran//
‘Ceritanya seorang dengan kelebihan, bernama Dewi Murtasiyah, sangat berbakti kepada suaminya, seorang pendeta laki-laki yang rajin ibadah, sejak masih muda, bernama Ki Syeh Ngarip, sangat taat kepada Allah’