Share to:

 

Sheol

Hell atau Neraka sebuah kata yang menunjuk pada tempat orang jahat dan tidak baik setelah mati. Kata hell adalah paralel dari sheol

Sheol adalah kata dalam Bahasa Ibrani yang merujuk kepada dunia orang mati.[1] Kata ini dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata hell.[2] Dalam bahasa Yunani, kata ini diterjemahkan dengan kata Hades yang terdapat sekitar 61 kata di dalam Septuaginta.[3] Kata hades merujuk pada suatu tempat yang tidak terlihat.[4] Dalam Perjanjian Lama, kata ini umum dipakai dalam doa dan nyanyian, dan dipahami sebagai suatu tempat di mana orang baik dan orang jahat berada setelah mati.[1][4]

Agama Yahudi tidak menyebut secara khusus mengenai seluk beluk “Neraka” (Ulangan 32:22; Yesaya 33:14 dan Maleakhi 4:3). Namun, penggambaran dunia orang mati dengan adanya api tampaknya terpengaruh oleh mitologi Mesir dan Yunani. Mitologi Babilonia mengenal adanya “Arallû” (Tanah Terakhir ; Land of No-Return) yang dalam teks Ibrani disebut She’ol atau Hades (Unseen Land) dalam teks Yunani; Konsep penghakiman muncul dari mitologi Mesir bahwa tiap jiwa akan dihakimi oleh hakim di Du’at (Dunia Lain). Bahkan Plato menyebut tiga hakim : Minos, Aeacus, dan Rhadamanthusyang menghakimi orang mati di Hades.

Penggunaan

Dalam Perjanjian Lama, ada 6 cara untuk melihat kata sheol digunakan.[3] Pertama, sheol diperkirakan mempunyai beberapa karakteristik.[3] Sheol sebagai suatu tempat di mana tidak ada yang bisa melarikan diri atau menyelamatkan diri dari tempat itu (Kitab Mazmur 89:48).[3] Sheol sebagai suatu tempat yang tidak memberikan harapan bagi yang telah mati untuk kembali menjadi hidup (Kitab Ayub 7:9).[3] Dalam sheol, tidak ada kegiatan yang dilakukan.[3][5] Sheol adalah tempat yang hampa akan pengetahuan dan hikmat, bahkan tak ada yang memuji Tuhan di sana (Kitab Pengkhotbah 9:10).[3] Sheol juga merupakan tempat akan kegelapan dan keheningan.[3] Kedua, kata ini digunakan untuk menggambarkan sebuah tempat bagi manusia setelah ia meninggal.[3] Ketiga, kata sheol juga merujuk kepada nama tempat di mana orang-orang jahat akan berada setelah meninggal (Kitab Ayub 21:13).[3] Keempat, kata sheol juga menjadi suatu tempat yang menahan orang-orang benar.[3] Namun, orang-orang tersebut akan ditebus oleh Tuhan.[3] Kelima, Sheol adalah tempat di mana Tuhan berkuasa secara penuh.[3] Dalam sheol, tidak ada yang dapat melarikan diri dari Tuhan (Kitab Amos 9:20.[3] Hal ini dikarenakan Tuhan sendiri yang membawa manusia ke dalam sheol.[3] Keenam, kata sheol juga umumnya digunakan sebagai metafora.[3] Ada yang menggunakan sheol sebagai sebuah metafora akan keadaan begitu dekat dengan kematian (Kitab Yunus 2:2).[3] Ada juga yang menggunakan sheol sebagai suatu metafora akan masalah kehidupan (Kitab Mazmur 88:3).[3]

Penjelasan

Sheol adalah dunia bagi semua manusia setelah mati.[4] Dalam keyakinan Yahudi, manusia yang berbuat baik serta manusia yang berbuat jahat akan bersama-sama ada di sheol.[4] Akan tetapi, tidak semua manusia akan menetap di sana selamanya.[4] Akan ada suatu masa di mana Tuhan menebus orang-orang yang diperhitungkan Tuhan telah berbuat benar.[4] Tidak hanya benar, Tuhan juga menebus orang-orang yang setia kepada-Nya.[4] Dalam tradisi rabini, sheol terdiri dari dua bagian yaitu tempat bagi roh-roh yang benar dan setia dan tempat bagi roh-roh yang tidak benar dan tidak setia.[4] Surga adalah bagian dari sheol yang digambarkan sebagai tempat-tempat dari roh-roh yang setia dan benar.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b (English) Tremper III Longman. 2013. The Baker Ilustrated Dictionary. Grand Rapid:Baker Books.
  2. ^ (English) W.E Vine. 1996. Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament. Philadelphia: Thomas Nelson Incompany.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r (English) Walter A. Elwell. 2001. Evangelical Dictionary of Theology.grands rapid:Baker Academic. Hlm 1099.
  4. ^ a b c d e f g h i (English) Bill Wiese. 2012. Hell:Separate Truth From Fiction And Get Your Toughest Questions Answered. Florida:Charisma Media.Hlm 174.
  5. ^ (English) David L. Jeffrey. 1992. A Dictionary of Biblical Tradition in English Literature. Grands Rapid: Wm. B. Eerdmans. Hlm 341.
Kembali kehalaman sebelumnya