Share to:

 

Showa Denko

Showa Denko K.K.
Nama asli
昭和電工株式会社
Nama latin
Shōwa Denkō kabushiki gaisha
Publik KK
Kode emitenTYO: 4004
IndustriBahan kimia
Didirikan1 Juni 1939; 85 tahun lalu (1939-06-01)
Kantor pusat,
Jepang
Tokoh kunci
Mitsuo Ohashi (Chairman)
Hideo Ichikawa (Presiden & CEO)
Produk
JPY 76,7 milyar (2007)
JPY 1.023,2 milyar (2007)
Karyawan
15.778 (2008)
Situs webwww.sdk.co.jp/english/
Berkas:Showa Denko logo.jpg
Showa Denko previous logo

Showa Denko K. K. (昭和電工株式会社, Shōwa Denkō Kabushiki-gaisha, disingkat SDK) adalah sebuah produsen bahan kimia dan bahan industri asal Jepang yang didirikan pada tahun 1939 melalui penggabungan Nihon Electrical Industries dan Showa Fertilizers, yang sama-sama didirikan oleh Nobuteru Mori.

Produk SDK ditujukan untuk berbagai industri, mulai dari industri berat hingga industri elektronik dan komputer. Perusahaan ini dibagi menjadi lima sektor bisnis, yakni petrokimia (olefin, kimia organik, produk plastik), aluminum (kaleng, lembaran, ingot, dan kertas aluminum), elektronik (semikonduktor, bahan keramik, plat cakram keras), kimia (gas industri, amonia, agrokimia), dan bahan anorganik (keramik, elektroda grafit). Showa Denko memiliki lebih dari 180 anak usaha dan afiliasi. Perusahaan ini juga mengadakan joint venture dengan Montell asal Belanda dan Nippon Petrochemicals untuk membuat dan memasarkan polipropilen. Pada bulan Maret 2001, SDK bergabung dengan Showa Denko Aluminum Corporation untuk memperkuat bisnis produksi aluminium fabrikasi bernilai tambah tinggi, dan kini mengembangkan wafer komunikasi optis generasi terbaru.

Showa Denko adalah anggota keiretsu Mizuho.

Sejarah

  • Desember 1908 : Sobo Marine Products K.K. didirikan oleh pendiri Showa Denko (SDK), Nobuteru Mori, untuk memproduksi dan menjual yodium di Prefektur Chiba. Sobo Marine Products kemudian berkembang menjadi Nihon Iodine K.K.
  • Oktober 1926 : Nihon Iodine K.K. resmi didirikan.
  • April 1928 : Showa Fertilizer K.K. (昭和肥料, Shōwa Hiryō) resmi didirikan juga oleh Nobuteru Mori.
  • April 1931 : Showa Fertilizers membuka pabrik amonium sulfat pertama di Jepang.
  • Maret 1934 : Nihon Iodine K.K. diubah namanya menjadi Nihon Electrical Industries K.K.
  • Juni 1939 : Nihon Electrical Industries dan Showa Fertilizers digabung untuk membentuk Showa Denko K.K.
  • Mei 1949 : SDK resmi melantai di Bursa Saham Tokyo.
  • September 1951 : SDK mendapat Deming Prize pertama.
  • 1968 : Membuang merkuri ke Sungai Agano, sehingga menyebabkan keracunan merkuri[1]
  • April 1969 : Kompleks Petrokimia Oita milik SDK mulai beroperasi secara komersial.
  • Maret 1977 : Proyek ekspansi kapasitas produksi etilen di Kompleks Petrokimia Oita resmi selesai.
  • Februari 1986 : SDK keluar dari bisnis peleburan aluminum domestik.
  • November 1989 : Pabrik Cakram Keras No. 1 selesai dibangun di Chiba.
  • Januari 1995 : Omachi Works mendapat sertifikasi ISO 9001.
  • Mei 1997 : Pusat Teknologi Produksi SDK mendapat sertifikasi ISO 14001.
  • Maret 2001 : SDK bergabung dengan Showa Aluminum Corporation.
  • September 2003 : Japan Polyolefins Co., Ltd. dan Japan Polychem Corporation mengintegrasikan bisnis produksi polietilen milik mereka dengan mendirikan sebuah perusahaan patungan baru.
  • Juli 2004 : Trace Strage Technology Corp. resmi menjadi anak usaha SDK.
  • November 2004 : SDK mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi cip LED biru bertenaga tinggi.
  • Maret 2005 : SDK resmi menjual saham SDS Biotech K.K. melalui skema pembelian manajemen.
  • Juli 2005 : SDK mulai memproduksi media cakram keras dengan teknologi perekaman magnetik tegak lurus pertama di dunia.
  • Januari 2006 : SDK meluncurkan rencana bisnis jangka menengah bertajuk "PASSION Project" untuk tahun 2006-2008.
  • September 2006 : SDK membuka pabrik silinder aluminum di Oita.
  • Desember 2006 : SDK membuka pabrik media cakram keras baru di Singapura.
  • Februari 2007 : SDK mengembangkan teknologi pertumbuhan kristal baru untuk LED biru/putih berbasis GaN.
  • September 2007 : SDK membuka pabrik logam paduan berbasis neodimium kedua di Tiongkok.
  • Juni 2008 : Showa Tansan Co., Ltd. resmi menjadi anak usaha SDK.
  • Desember 2019 : SDK mengakuisisi Hitachi Chemical dengan harga US$8,8 milyar untuk meningkatkan produksi baterai litium-ion dan bahan canggih.[2]
  • Juni 2020 : Hitachi Chemical diubah namanya menjadi Showa Denko Materials.[3]

Anggota grup

Media Cakram Keras

  • Showa Denko HD Pte., Ltd.

Petrokimia

Kimia

Anorganik

Aluminum

Elektronik, lainnya

Sektor Petrokimia

Sektor Petrokimia mendukung pertumbuhan bisnis dasar Showa Denko melalui produksi dan penjualan bahan kimia organik, olefin, dan polimer khusus.

SDK merupakan pemimpin pasar pada bidang etil asetat di Asia. Pabrik SDK di Oita memasok bahan dasar untuk membuat turunan asetil, resin sintetis, karet sintetis, dan monomer stiren ke SDK maupun perusahaan kimia lain.

Produk inovatif SDK salah satunya adalah film dan lembaran yang transparan dan tahan panas, yang dapat digunakan untuk tampilan fleksibel, seperti kertas elektronik dan OLED.

Sektor Kimia

Awalnya fokus pada gas industri untuk keperluan umum, gas medis, dan bahan kimia industri, SDK kini menyediakan berbagai macam produk, termasuk bahan kimia dan gas dengan kemurnian tinggi untuk industri semikonduktor. Dengan bergesernya industri semikonduktor ke negera lain di Asia, SDK pun mendirikan pabrik gas khusus di Shanghai dan Singapura.

Perusahaan ini juga menawarkan berbagai macam teknologi dan produk untuk berbagai bidang, termasuk bahan aditif makanan, bahan aditif pakan, bahan kosmetik, intermediate medis dan pertanian, bahan fungsi optis, bahan perekaman informasi, bahan polimerik fungsional, bahan komposit khusus, dan peralatan kromatografi cair (Shodex).

SDK baru-baru ini meluncurkan inisiatif lingkungan untuk mengurangi limbah dan mendorong daur ulang bahan kimia. Pada tahun 2016, Showa Denko mengakuisisi GMM Nonstick Coatings, salah satu perusahaan pelapisan non-lengket terbesar di dunia yang didirikan pada tahun 2007 oleh Ravin Gandhi. Klien perusahaan tersebut di Amerika Serikat antara lain KitchenAid dan Calphalon,[4] selain sejumlah klien di luar Amerika Serikat.[5]

Sektor Elektronik

Sektor Elektronik meliputi produksi semikonduktor majemuk, logam paduan magnet tanah jarang, kapasitor aluminum padat, dan cakram keras.

Bisnis semikonduktor majemuk berkaitan dengan proses pertumbuhan kristal, dan menyediakan berbagai macam produk, antara lain cip LED ekstra terang dan cip LED biru.

Bisnis kapasitor aluminum padat berkaitan dengan produksi polimer konduktif, sebuah kombinasi antara bahan aluminum anorganik dengan polimer organik. Produknya menawarkan ketahanan panas dan kapasitansi yang tinggi.

Sektor Elektronik juga memproduksi cakram keras berbasis aluminum dan kaca, serta substrat aluminum untuk cakram keras. Pada bulan September 2008, SDK mengumumkan konsolidasi bisnis produksi media cakram keras dengan mendirikan sebuah perusahaan patungan bersama Hoya Corporation pada bulan Januari 2009. Sebanyak 75% saham perusahaan patungan tersebut akan dipegang oleh SDK, sementara sisanya dipegang oleh HOYA. Kemudian perusahaan patungan tersebut dibubarkan pada bulan Maret 2009, karena menurunnya bisnis cakram keras global secara drastis.

Sektor Anorganik

Sektor Anorganik terdiri dari Divisi Keramika, Divisi Karbon, dan Departemen Karbon Murni.

  • Divisi Keramik

Produk keramik SDK digunakan di berbagai bidang, termasuk produksi bahan kimia, produksi bahan tahan panas, keramik, produksi kertas, plastik dan elektronik. Produk utamanya meliputi alumina hidroksida, alumina, dan alumina dengan kemurnian tinggi. SDK juga memproduksi butiran abrasif alumina menyatu, silikon karbida, dan boron nitrida.

  • Divisi Karbon

SDK memproduksi elektroda grafit tiruan, sebuah bahan yang diperlukan untuk daur ulang baja. Produk lain meliputi agen karburisasi murni untuk pengecoran besi.

  • Departemen Karbon Murni

Selain karbon nanofiber VGCF dan bahan baterai bahan bakar yang telah dipasarkan, SDK juga fokus pada riset dan pengembangan produk karbon berfungsionalitas tinggi, termasuk bahan baterai, bahan elektronik, dan bahan untuk solusi energi altenatif.

Sektor Aluminium

Kondensor untuk pendingin udara mobil diproduksi di pabrik Showa Aluminium Czech di Kladno, Republik Ceko

SDK memproduksi penukar panas, kaleng minuman, dan produk fabrikasi bernilai tambah tinggi lain berbahan aluminum (termasuk produk hasil penggulungan, ekstrusi, dan penempaan).

Kontroversi

Penyakit Minamata Niigata

Perusahaan ini terkenal karena menyebabkan wabah kedua dari Penyakit Minamata (sebuah tipe dari keracunan merkuri parah) di Kanose, yang saat ini menjadi bagian dari Aga-machi, Prefektur Niigata, melalui pembuangan organomerkuri majemuk ke Sungai Agano.

Kontaminasi triptofan

Pada dekade 1980-an, Showa Denko mengaplikasikan rekayasa genetik untuk bakteri yang mereka gunakan pada proses fermentasi untuk memproduksi triptofan, sehingga bakteri tersebut dapat lebih efisien.[6] Pada waktu yang sama, mereka juga mengubah teknik yang digunakan untuk memurnikan triptofan.[7]:327–328 Sejumlah studi epidemiologis[6][8][9] berhasil melacak wabah Sindrom Eosinofilia-Mialgia (EMS) hingga ke L-tryptophan yang dipasok oleh Showa Denko.[10] Diperkirakan bahwa satu atau lebih jejak kotoran yang dihasilkan selama produksi triptofan bertanggung jawab atas mewabahnya EMS.[11][12] Fakta bahwa fasilitas milik Showa Denko menggunakan bakteri yang direkayasa genetik untuk memproduksi L-triptofan menimbulkan spekulasi bahwa rekayasa genetik bertanggung jawab atas jejak kotoran tersebut.[13] Walaupun begitu, metodologi yang digunakan pada studi epidemiologis awal juga telah dikritik.[14][15] Sebuah penjelasan alternatif terhadap mewabahnya EMS pada tahun 1989 adalah bahwa dosis besar triptofan memproduksi metabolit yang menghambat degradasi normal dari histamin dan histamin berlebih lah yang diperkirakan menyebabkan EMS.[16] Saat hubungan antara EMS dan triptofan Showa Denko telah ditemukan, analisis kimia terhadap triptofan dilakukan oleh periset di Mayo Clinic, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Centers for Disease Control (CDC), dan Japanese National Institute of Hygienic Sciences untuk menentukan apakah ada kontaminan terasosiasi dengan EMS.[17] Showa Denko dikabarkan menghancurkan stok bakteri GM setelah kasus EMS mulai mengemuka.[18] Pada tahun 2017, kontaminan terakhir dari enam kontaminan yang terasosiasi dengan wabah penyakit EMS tahun 1989, yang diberi nama Peak AAA, telah berhasil diidentifikasi dengan menggunakan spektroskop massa beresolusi tinggi.[19]

Referensi

  1. ^ http://www.env.go.jp/en/chemi/hs/minamata2002/ch2.html
  2. ^ "Showa Denko Unveils $8.8 Billion Deal for Hitachi Chemical". www.bloomberg.com. Diakses tanggal 2020-08-02. 
  3. ^ "Announcement of Changing Company's Name : Hitachi Chemical". www.hitachi-chem.co.jp. Diakses tanggal 2020-08-02. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ http://www.chicagotribune.com/bluesky/originals/ct-gmm-nonstick-coatings-acquired-bsi-20161121-story.html
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-06. Diakses tanggal 2020-10-27. 
  6. ^ a b Slutsker L, Hoesly FC, Miller L, Williams LP, Watson JC, Fleming DW (1990). "Eosinophilia-myalgia syndrome associated with exposure to tryptophan from a single manufacturer". JAMA. 264 (2): 213–7. doi:10.1001/jama.264.2.213. PMID 2355442. 
  7. ^ Edward A Belongia, MD. Toxic Tryptophan? Investigating the Eosinophila Myalgia Syndrome in Minnesota. Chapter 26 in Cases in Field Epidemiology: A Global Perspective. Ed Mark Dworkin. Jones & Bartlett Learning, 2011
  8. ^ Back EE, Henning KJ, Kallenbach LR, Brix KA, Gunn RA, Melius JM (1993). "Risk factors for developing eosinophilia myalgia syndrome among L-tryptophan users in New York". J. Rheumatol. 20 (4): 666–72. PMID 8496862. 
  9. ^ Kilbourne EM, Philen RM, Kamb ML, Falk H (1996). "Tryptophan produced by Showa Denko and epidemic eosinophilia-myalgia syndrome". The Journal of Rheumatology. Supplement. 46: 81–8; discussion 89–91. PMID 8895184. 
  10. ^ U. S. Food and Drug Administration Center for Food Safety and Applied Nutrition, Office of Nutritional Products, Labeling, and Dietary Supplements. February 2001 FDA Information Paper on L-tryptophan and 5-hydroxy-L-tryptophan
  11. ^ Mayeno AN, Lin F, Foote CS, Loegering DA, Ames MM, Hedberg CW, Gleich GJ (1990). "Characterization of "peak E," a novel amino acid associated with eosinophilia-myalgia syndrome". Science. 250 (4988): 1707–8. Bibcode:1990Sci...250.1707M. doi:10.1126/science.2270484. PMID 2270484. 
  12. ^ Ito J, Hosaki Y, Torigoe Y, Sakimoto K (1992). "Identification of substances formed by decomposition of peak E substance in tryptophan". Food Chem. Toxicol. 30 (1): 71–81. doi:10.1016/0278-6915(92)90139-C. PMID 1544609. 
  13. ^ Mayeno AN, Gleich GJ (September 1994). "Eosinophilia-myalgia syndrome and tryptophan production: a cautionary tale". Trends Biotechnol. 12 (9): 346–52. doi:10.1016/0167-7799(94)90035-3. PMID 7765187. 
  14. ^ Shapiro S (1996). "Epidemiologic studies of the association of L-tryptophan with the eosinophilia-myalgia syndrome: a critique". The Journal of Rheumatology. Supplement. 46: 44–58; discussion 58–9. PMID 8895181. 
  15. ^ Horwitz RI, Daniels SR (1996). "Bias or biology: evaluating the epidemiologic studies of L-tryptophan and the eosinophilia-myalgia syndrome". The Journal of Rheumatology. Supplement. 46: 60–72. PMID 8895182. 
  16. ^ Smith MJ, Garrett RH (2005). "A heretofore undisclosed crux of eosinophilia-myalgia syndrome: compromised histamine degradation". Inflamm. Res. 54 (11): 435–50. doi:10.1007/s00011-005-1380-7. PMID 16307217. 
  17. ^ Mayeno, A.; Gleich, G. J. (1994). "Eosinophilia-myalgia syndrome and tryptophan production: A cautionary tale". Trends in Biotechnology. 12 (9): 346–352. doi:10.1016/0167-7799(94)90035-3. PMID 7765187. 
  18. ^ Felicity Goodyear-Smith (2001). "Health and safety issues pertaining to genetically modified foods". Australian and New Zealand Journal of Public Health. 25 (4): 371–375. doi:10.1111/j.1467-842X.2001.tb00597.x. PMID 11529622. 
  19. ^ Klaus Klarskov & Al. (2017). "Structure determination of disease associated peak AAA from l-Tryptophan implicated in the eosinophilia-myalgia syndrome". Toxicology Letters. 282 (5): 71–80. doi:10.1016/j.toxlet.2017.10.012. PMID 29037509. 
Kembali kehalaman sebelumnya