Share to:

 

Shui Wei Sheng Niang

Kelenteng Caow Eng Bio di Tanjung Benoa memuja Shui Wei Sheng Niang sebagai deawat utama

Shui Wei Sheng Niang (Hanzi=水尾圣娘; pinyin=Shuǐ wěi shèng niáng; Thai:Caw Mae Thong Kham, Caw Mae Thab Thim) adalah dewi yang dipuja oleh masyarakat Hainan di seluruh dunia, terutama pada daerah-daerah di tepi laut. Ia sering kali dipuja bersama dengan Mazu dan 108 Xiongdi Gong. Kultusnya menyebar bersama dengan diaspora penduduk Hainan pada akhir masa dinasti Qing. Hari ulang tahun Dewi Shui Wei dirayakan setiap tanggal 15 bulan 10 Imlek.[1][2]

Legenda

Pembangunan kuil pertama

Pada suatu ketika, seorang nelayan bernama Pan hidup di Wen Chang, Pulau Hainan. Suatu hari ia pergi menangkap ikan dan jalanya terasa sangat berat. Saat Pan menarik jalanya, ternyata jala tersebut hanya berisi sepotong kayu. Pan membuang kembali kayu tersebut ke laut, tetapi kejadian tersebut terjadi lagi selama beberapa hari. Akhirnya Pan berpikir bahwa kayu tersebut memiliki kekuatan magis dan memohon agar dirinya dapat memperoleh hasil tangkapan yang bagus. Ia juga berjanji akan mendirikan kuil untuk meletakkan kayu tersebut jika permohonannya dikabulkan. Ternyata permohonannya dikabulkan, tetapi ia tidak memiliki kekayaan untuk membangun sebuah kuil sehingga ia meletakkan kayu tersebut di luar rumahnya. Tiba-tiba ternak babinya mulai bersakitan sehingga membuatnya teringat pada janjinya tersebut. Selain itu, para penduduk juga sering melihat seorang wanita duduk di cabang pohon kelengkeng miliknya.[1]

Penduduk setempat akhirnya mengetahui perihal janji Pan yang tidak terpenuhi sehingga mereka mengumpulkan dana untuk pembangunan kuil. Setelah dana yang terkumpul cukup, Pan dan penduduk yang lain berdoa memohon petunjuk mengenai lokasi kuil yang akan dibangun. Tiba-tiba muncul seorang anak yang menunjukkan lokasi kepada mereka. Kuil yang dibangun tersebut merupakan kuil pertama untuk Dewi Shui Wei.[1]

Pemberian gelar

Pada masa pemerintahan Kaisar Daoguang dari Dinasti Qing, seorang pelajar Hainan bernama Zhang memperoleh peringkat ketiga pada ujian kerajaan. Ia selanjutnya dipercaya menjadi menteri di sidang kerajaan. Suatu ketika saat Kaisar Daoguang mengunjungi keluarga di Pulau Hainan, ia jatuh sakit sehingga Zhang dipanggil untuk menghadap. Sebelum utusan yang menemuinya datang, Dewi Shui Wei menemui Zhang dalam mimpi dan memberitahunya bahwa kaisar akan segera mangkat. Kaisar bergegas kembali ke Peking dan meninggal seminggu kemudian. Karena peristiwa tersebut, sidang kerajaan menganugerahi gelar nán tiān shǎndiàn gǎnyìng huǒ shuǐ wěi shèng niáng (南天闪电感应火雷水尾圣娘).[1]

Kultus

Thailand

Hampir setiap rumah penduduk asal Hainan yang tinggal di Thailand Utara memiliki altar untuk Dewi Shui Wei. Di Thailand, ia dikenal dengan nama Caw Mae Thab Thim, tetapi suku Hainan yang berada di Pasar Wang Thong lebih senang memanggilnya Caw Mae Thong Kham. Nama Caw Mae Thong Kham memberikan kesan bahwa dewi yang mereka puja merupakan dewi lokal Thailand dan bukan dewi asing yang dibawa leluhur mereka dari Hainan. Bahkan warga komunitas Pasar Wang Thong yang bukan berasal dari Hainan juga merasa memiliki Dewi Caw Mae Thong Kham. Sebaliknya, warga di luar komunitas Pasar Wang Thong menganggap festival kepada Caw Mae Thong Kham bukanlah bagian dari mereka.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d chinatownology. "Goddess Shui Wei". chinatownology. Diakses tanggal 24 Oktober 2015. 
  2. ^ Tong Chee Kiong & Chan Kwok Bun (2001). Alternate Identities: The Chinese of Contemporary Thailand. Times Academic Press. ISBN 981 210 142 X. 
  3. ^ Chan Kwok Bun (2005). Chinese Identities, Ethnicity and Cosmopolitanism. Routledge. ISBN 0-415-36929-0. 
Kembali kehalaman sebelumnya