Share to:

 

Sifat intensif

Sifat intensif adalah sifat makroskopis yang tidak tergantung pada massa sistem,[1][2][3] contohnya titik didih, titik lebur, suhu, rapat massa, tekanan, dan viskositas. Sifat insensif ini nilainya dapat ditentukan pada tiap titik dalam sistem itu dan yang dapat berubah dari titik satu ke titik lain, bila tidak ada keseimbangan. Sifat–sifat seperti itu tidak aditif dan tidak memerlukan sesuatu spesifikasi tentang contoh yang diacunya.

Macam-macam sifat intensif

Sifat intensif dibedakan menjadi 2 yaitu fisis-kimia.

Sifat fisik

Sifat fisik adalah sifat yang berhubungan dengan perbubahan fisik materi itu.

  • Warna: berhubungan dengan panjang gelombang yang di pantulkan oleh permukaan materi.
  • Bau: berhubungan dengan gas atau uap yang dikeluarkan oleh materi.
  • Rasa: berhubungan dengan komposisi zan dan materi
  • Titik didih: suhu terendah suatu zat cair ketika mulai medidih.
  • Titik lebur: suhu terendah suatu zat padat ketika mulai melebur
  • Titik beku: suhu terendah suatu zat cair ketika mulai membeku.
  • Daya hantar: berhubungan dengan kemampuan suatu zat untuk menghantarkan panas arus listrik

Sifat kimia

Sifat kimia adalah sifat yang ada hubungannya denganpembentukan zat baru. Beberapa contohnya ialah kerapatan, keterbakaran, kestabilan, ionisasi, perkaratan, pembusukan, pelapukan, peragian, dan asimilasi.[butuh rujukan]

Suhu

perbandingan skala suhu
rumus

Suhu adalah sifat insensif. Suhu dapat diukur karena pengaruhnya pada sifatyang dapat diukur lainnya. Misalnya panjang. Alat yang umum dipakai sebagai pengukur suhu adalah termometer, yang didasarkan atas panjang kolom cairan dalam tabung kapiler tipis di dalam gelas kaca. Karena perubahan suhu, maka berubah pula panjang kolom cairan. Kenaikan suhu diikuti dengan kenaikan panjang kolom cairan. Bayangkan kita memiliki dua gelas air yang suhunya sama. Jika kita mencampurkan air itu, maka suhu air akan tetap sama dengan suhunya ketika masih terpisah.Tidak seperti massa dan volume, suhu dan sifat-sifat intensif lainnya seperti titik leleh, titik didih dan kerapatan tidak bersifat aditif.[butuh rujukan]

Terdapat tiga skala suhu yang umum digunakan saat ini. Satuannya adalah K (Kelvin), ◦C (derajat celsius), ◦F (derajat fahrenheit).[4]

Pada skala fahrenheit, titik beku dan titik didih normal air beturut-turut didefinisikan sebagai tepat 32 ◦F dan 212 ◦F. Skala Celsius membagi rentang antara titik beku air (0 ◦C) dan titik didih air (100 ◦C) dalam 100 derajat.[butuh rujukan]

DENSITAS (RAPATAN)

Rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu obyek dengan volumenya.

d = massa (m) / volume (v)

Kerapatan adalah suatu sifat Intensif yang tidak bergantung pada jumlah massa yang ada. Alasannya adalah karena V meningkat dengan meningkatnya m, sehingga perbandingan kedua besaran itu tetap sama untuk bahan tertentu. Satuan turunan SI untuk kerapatan adalah kilogram per meter kubik ( Kg/m3).-->

Daftar pustaka

  • Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar.Jakarta: Erlangga
  • Petrucci, Ralph H.1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta: Erlangga
  • Oxtoby, David W.2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Jakarta: Erlangga
  1. ^ Clark, J. Peter. "Thermodynamics and Food Processing" (PDF). Food Technology: 86–87,90. 
  2. ^ Atkins, Peter; Paula, Julio de. "The Structure of Physical Chemistry" (PDF). University of Wisconsin Eau Claire. 
  3. ^ "DEA Belépés" (PDF). dea.lib.unideb.hu. Diakses tanggal 2023-05-18. 
  4. ^ Celko, Joe (2010-01-01). Celko, Joe, ed. Chapter 32 - Temperature Scales (dalam bahasa Inggris). Boston: Morgan Kaufmann. hlm. 211–215. ISBN 978-0-12-374722-8. 
Kembali kehalaman sebelumnya