Singosari, Malang
SejarahNama Singosari berasal dari Singhasari (Kerajaan Singhasari), sebuah kerajaan besar pada abad ke 12 yang ibu kotanya berada di wilayah kecamatan ini dengan rajanya yang terkenal bernama Ken Arok dan Kertanegara. Keturunan dari Kertanegara adalah Wijaya yang menjadi pendiri Kerajaan Majapahit. Salah satu peninggalan kerajaan tersebut yang kini menjadi salah satu tempat wisata andalan adalah Candi Singosari dan sepasang patung Dwarapala yang merupakan patung terbesar di Indonesia, menurut penjaga situs sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, tetapi hingga saat ini tidak ditemukan secara pasti di manan letak kotaraja Singhasari. Selain itu juga terdapat sebuah candi Buddha atau tepatnya stupa di desa Sumberawan dan diberi nama sesuai nama desa itu yaitu Candi Sumberawan. Candi Sumberawan sering dipakai umat Buddha sebagai pusat perayaan Hari Raya Waisak di Kabupaten Malang.
Keadaan alamKeindahan alam Singosari didukung oleh pemandangan Gunung Arjuna yang menjulang tinggi. Gunung Arjuna adalah gunung tertinggi ke-3 di Jawa. Suhu rata-rata Singosari adalah 17-27 derajat celcius, cukup sejuk untuk kawasan di Indonesia. Selain itu di kaki Gunung Arjuna tepatnya di desa Sumberawan adalah desa wisata dengan adanya sebuah candi/stupa ditengah-tengah hutan pinus yang asri, di sampingnya juga terdapat sumber air yang jernih. Jalur menuju ke Stupa Sumberawan tidak sulit, hanya cukup menanjak di beberapa bagian. PerindustrianPesatnya perkembangan Kota Malang serta letak Kecamatan Singosari yang berbatasan langsung dengannya menjadikan seolah-olah Kecamatan Singosari menyatu dengan Kota Malang terutama di sepanjang poros jalan raya Malang-Surabaya. Karena lokasinya yang strategis, beberapa industri besar dan menengah membangun pabriknya di Singosari, antara lain:
Pertanian dan PerkebunanMeskipun sudah menjadi daerah industri namun budaya agraris masih kental di daerah ini. Hal ini bisa dilihat di pasar Singosari di mana dengan mudah dijumpai toko-toko yang menjual alat-alat pertanian tradisional seperti cangkul, sabit, lempak, bajak sapi dll, begitu juga dengan toko-toko yang menjual pupuk, pestisida dan benih unggul. Khusus untuk hari Senin dan Jumat akan ada pasar hewan di mana para penjualnya (blantik) dapat dikenali dengan mudah karena kebanyakan dari mereka memakai topi koboi. Hasil pertanian yang utama adalah padi disusul dengan palawija dan buah-buahan seperti duku, mangga dan sawo. Kebanyakan buah-buahan tersebut ditanam secara sporadis di pekarangan rumah atau kebun. Beberapa daerah yang mengandalkan irigasi tadah hujan ditanami tebu selama musim penghujan seperti Dengkol, Watugede, Baturetno dan Banjar Arum. Selain itu terdapat Balai Inseminasi Buatan di Desa Sumberawan dan Balai Benih Induk Palawija di Desa Songsong. Markas MiliterSejak masa penjajahan Belanda, wilayah Malang merupakan markas dari beberapa institusi militer dan hal itu berlanjut sampai Republik Indonesia berdiri. Beberapa institusi militer yang bermarkas di Singosari antara lain, Batalyon Artileri Medan 1/Roket, Batalyon Kavaleri 3/Serbu, dan Divisi Infanteri 2/Kostrad. PendidikanBeberapa institusi pendidikan yang ada di Singosari antara lain:
Selengkapnya : https://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php?kode=051828&level=3
Selain itu Singosari juga terkenal dengan julukan "Kota Santri[1]" dikarenakan banyaknya Pondok Pesantren yang didirikan dan berkembang di wilayah Singosari, diantaranya adalah:
TransportasiDengan beroperasinya penerbangan sipil dari Bandara Abdul Rachman Saleh maka Singosari kini terhubung malalui transportasi udara ke seluruh daerah di Indonesia. Maskapai yang melayani rute-rute tersebut pada tahun 2023 adalah Garuda Indonesia, Citilink, dan Batik Air. Jarak bandara dari Singosari + 8 km. Karena letaknya yang berada pada jalan poros Surabaya-Malang maka semua trayek bus dari dan ke kota Malang pasti melewati Singosari. Berbagai rute angkutan pedesaaan juga tersedia dari Terminal Singosari untuk menunjang mobilitas penduduk intra kecamatan maupun antar kecamatan. Stasiun Singosari melayani penumpang kereta api kelas ekonomi jurusan Surabaya (Penataran). Sementara kereta api jurusan Jakarta (Matarmaja dan Kereta api Gajayana) tidak melewati Singosari karena lewat jalur selatan. Desa/Kelurahan
Berkas:smkn1sgs.jpg|Tampak depan SMK Negeri 1 Singosari </gallery> Seni dan Budaya di SingosariPenduduk Singosari terdiri dari warga yang mempunyai berbagai macam kultur dan budaya. Gelombang globalisasi tak luput juga memberikan dampak bagi anak muda di wilayah ini, terbukti dari terbentuknya kelompok punk dan grup band beraliran rock. Namun budaya Jawa juga tetap dipegang oleh warga Singosari. Sebutan Kota Santri juga dibuktikan dengan masih kuatnya kultur religius yang diaplikasikan oleh warga Singosari.
ReferensiMedia sosial
Lihat pula
Pranala luar |