Sofia Jane
Datin Sofia Jane binti Hisham (lahir 14 Februari 1972) adalah seorang aktris Malaysia dan mantan model.[1] Aktor campuran Inggris dan Melayu ini dikenal lewat film-film populernya antara lain Harry Boy (1992), Kekasih Awal dan Akhir (1993), Perempuan, Isteri dan... (1993) dan Sayang Salmah (1995). Dia adalah penerima penghargaan Artis Terpopuler melalui penyelenggaraan upacara Penghargaan Bintang Populer Berita Harian pada tahun 1993. BiografiKehidupan AwalSofia Jane lahir pada 14 Februari 1972 di London, Inggris. Ia merupakan anak sulung dari 3 bersaudara dari pasangan Noreen Abdullah berkebangsaan Inggris dan Hisham Pilus keturunan Melayu. Sewaktu kecil Sofia tidak terekspos dengan dunia seni tetapi tertarik dengan beberapa aktris terkenal seperti Maria Menado yang menjadi idolanya [2]. Sofia mulai sebagai aktris periklanan pada usia 16 tahun di bawah agensi yang dikelola oleh Tiara Jacquelina untuk mendapatkan uang saku di akhir tahun 80-an [3]. Di antara iklan paling awal yang sukses adalah sampo merek America No 1 pada tahun 1989 [4]. Setelah Sofia bekerja sebagai aktris ekstra untuk bersenang-senang, potensi dan bakat akting Sofia mulai diperhatikan oleh aktris dan produser drama saat itu, Mariani Ismail yang juga ibu dari teman remajanya Melissa Saila [5]. Setelah itu, Sofia memulai debutnya sebagai Azizah dalam film Mira Edora yang disutradarai oleh Zulkifli M. Osman [6]. Di saat yang sama, nama Sofia juga mendadak populer karena iklan bedak talk merek Follow Me banyak menarik perhatian [7]. Puncak KarirSofia mendapat pujian kritis dalam film Interlud [8][9] dan kemudian mendapatkan peran utama sebagai Haryati dalam film Harry Boy pada 1991 [10]. Film Harry Boy mempopulerkan nama Sofia bersama aktris muda lainnya saat itu, terutama setelah kontroversi adegan bikini yang ia perankan di film tersebut [11]. Namanya melejit di tahun 1993 lewat dua film laris tahun itu, Kekasih Awal Dan Akhir bersama Jamal Abdillah, sekali lagi dibawah arahan Zulkifli dan Perempuan, Isteri & .....? bersama Nasir Bilal Khan di bawah arahan U-Wei Hj Saari . Film ini menimbulkan kontroversi karena alur ceritanya tentang seorang istri yang judes dan melibatkan beberapa adegan sensitif seperti pembuatan karakter 'nasi kangkang' Zaleha [12][13]. Meski begitu, film ini berhasil mengubah lanskap penceritaan film Malaysia [14] dengan pendekatan topik yang lebih tabu namun tetap berpijak pada nilai-nilai ketimuran [15]. Sofia berhasil mendapatkan nominasi Aktris Wanita Terbaik di Festival Film Malaysia [16]. Kepopuleran Sofia tak hanya di layar perak, wajahnya juga menjadi sorotan di TV lewat drama-drama dengan penonton terbanyak seperti Gado-gado [17] , Tiga Pendek [18] dan Dunia Rees & Ina[19]. Sofia dinobatkan sebagai Aktris Film Wanita Populer dan Artis Paling Populer di Penghargaan Bintang Populer Berita Harian 1993. Setelah populer sebagai aktris, Sofia sempat bersiap menjadi penyanyi rekaman pada 1993 [20]. Sofia juga berkolaborasi dengan Kumpulan Spring sebagai muse lagu-lagu grup termasuk membintangi beberapa video musik mereka dari tahun 1993-1995[21]. Sementara itu, Wakil Ketua Finas Dato Dr Wan Hashim Wan Teh pernah melontarkan pernyataan yang membuat Sofia Jane patah hati karena keberaniannya memerankan karakter hot [22]. Pada 13 September 1994, Sofia mengambil tindakan hukum terhadap tabloid Buletin Utama, karena memfitnah dirinya sebagai penjambret suami [23]. Setelah mempelajari tari Melayu dan pencak silat, Sofia Jane terjun ke panggung teater dengan membintangi teater Malam Ini Penyu Menangis pada 1994 [24]. Sofia membintangi film Seniman dibawah arahan Erma Fatima [25] tetapi di tengah syuting Sofia mundur sebagai pemeran utama dengan alasan masalah kesehatan [26]. Setelah itu judul film diubah menjadi Jimi Asmara dan Sofia tampil sebagai bintang tamu. Sofia juga tampil sebagai Hamidah, seorang penari yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dalam film Sayang Salmah yang disutradarai oleh Mahadi J Murat pada 1995 [27]. Sofia juga tampil di film box-office lain yang juga merupakan adaptasi dari novel berjudul Cinta Kita memainkan peran seorang gadis yang patah hati dan mengubah kepribadiannya di mana dia mendapat nominasi kedua dalam kategori Aktris Wanita Terbaik Malaysia Festifal Film. Akting Sofia mendapat banyak pujian, terutama melalui adegan di mana karakternya memotong rambutnya sangat pendek [28]. Akting Sofia pun menuai banyak pujian lewat telefilm Penghujung Rindu yang sarat adegan haru [29]. Melalui telefilm ini, Sofia mendapat nominasi dalam kategori Aktris Terbaik (Drama) dari Anugerah Skrin [30]. Selama beberapa tahun, Sofia dikelilingi berbagai kontroversi dan kisah pribadi [31]. Sofia mulai mengungkapkan keinginannya untuk rehat dari dunia seni dan meninggalkan Kuala Lumpur [32]. Luka di hati Sofia sedikit terobati ketika ia memenangkan gugatan terhadap tabloid Buletin Utama [33][34] dan menerima tuntutan ganti rugi sebesar RM400.000 [35]. Usai menyelesaikan syuting Suratan Kasih (sekali lagi berpasangan dengan Jamal) dengan berperan sebagai penyanyi [36], Sofia mulai memperlambat aktivitas berkeseniannya. Saat itu bakat menyanyi Sofia diperhatikan dan ditawari untuk merekam album[37]. Sayangnya, Sofia mengumumkan pengunduran dirinya dari industri film pada pertengahan 1995 [38] dan kemudian mengumumkan pertunangan [39][40] dan pernikahan berikutnya dengan pengusaha, Meor Zain Azman Mohammed Taib pada 9 September 1995 di Bukit Damansara, Kuala Lumpur [41]. Penampilan terakhir Sofia sebelum 'pensiun' adalah pementasan teatrikal monolog One By One yang diproduksi oleh Dramalab [42] dengan membawakan segmen “Why Did He Sleep With Me If I’m So Fat?” dan “Penganggur Terhormat”, karya Dina Zaman, disutradarai oleh Normah Nordin [43]. Di layar TV, juga ditampilkan drama Konflik[44] dan Bintang yang dibintangi Sofia turut ditayangkan [45]. Setelah sempat tertunda karena kontroversi yang melibatkan Jamal [46], film Suratan Kasih akhirnya ditayangkan pada tahun 1996 dan berhasil meraih koleksi box-office sekaligus film perpisahan Sofia yang mengumumkan akan pindah ke Jakarta, Indonesia bersama suaminya. Penarikan Sofia mendapat reaksi keras dari sesama artis [47] dan penggemar[48]. Kemunculan SemulaSejak tahun 1996, Sofia memusatkan perhatian pada keluarganya di Jakarta dan sering kembali ke Kuala Lumpur serta menghadiri acara hiburan sebagai tamu. Pada tahun 2001, Sofia mengisyaratkan bahwa dia akan pindah kembali ke Malaysia ketika dia menerima tawaran untuk berakting di teater Relative Speaking di bawah produksi West End yang disutradarai oleh Richard Gardner [49][50][51]. Sofia juga telah sepakat untuk membintangi film musikal berjudul Hati Biru yang mengharuskan Sofia menyanyi dan berkolaborasi dengan Azri Iskandar [52] dan The Chini , yang diadaptasi dari cerita Naga Tasik Cini [53]. Namun, kedua proyek film itu dibatalkan meski Sofia sudah kembali tinggal di Malaysia [54]. Sofia muncul di teater Visits pada tahun 2003 [55]. Setelah itu, Sofia kembali tampil di layar perak lewat peran Tun Teja dalam film Puteri Gunung Ledang (2004) arahan sutradara Saw Teong Hin.[56]. Sofia menerima tawaran film yang menggabungkan aktor Malaysia dan Indonesia setelah dibujuk oleh sahabatnya Tiara [57]. Setelah aktif kembali, Sofia menjadi sangat selektif dalam menerima tawaran. Dia muncul dalam telefilm yang disutradarai oleh Azman Yahya berjudul Sebuah Ijtihad [58] memainkan peran sebagai tahanan wanita [59]. Lewat karakter tersebut, Sofia meraih penghargaan Aktris Terbaik (Drama) di Anugerah Skrin 2007.[60]. Sofia ditunjuk menjadi juru bicara produk kecantikan Clarins [61] dan makanan kesehatan Juvanex [62] . Pada tahun 2008, Sofia tampil dalam film box-office Susuk bersama Ida Nerina di bawah arahan Amir Muhammad dan Naiem Ghalili [63]. Pada tahun 2010, Sofia kembali ke panggung teater bersama Natrah yang disutradarai oleh Erma [64] dan kemudian berkolaborasi lagi dengan Erma untuk telefilm Karma Salina bermitra dengan Sharifah Amani. Sharifah Amani. Pada 2012, Erma harus mengubah naskah produksi teater Tun Siti Hasmah ketika Sofia dan kemudian Erra Fazira mundur dari peran utama [65]. Konflik berakhir saat aktris Siti Shahrizah muncul menggantikannya [66]. Sofia mulai menduduki kursi sutradara saat ia terlibat dalam proyek film pendek antologi Ikal Mayang (2013) dengan menyutradarai film pendek berjudul 1-800-Baby [67][68]. Sofia juga tampil sebagai juri reguler reality show Gadis M2 di Astro Ria [69]. Sofia juga untuk pertama kalinya mengikuti pementasan makyong di teater Anak Raja Gondang arahan Rosnan Rahman berpasangan dengan Sabri Yunus dan Vanidah Imran di Istana Budaya [70]. Setelah terlibat dalam pementasan Teater Kompilasi Namron (2013) yang disutradarai oleh Nam Ron, Sofia berhasil menyabet penghargaan Aktris Terbaik (Teater) di BOH Cameronian Art Awards ke-11 [71]. Usai Festival Film Malaysia ke-28, Sofia mengkritisi artikel yang ditulis reporter kawakan Utusan Malaysia, Mustafa AR, menyusul paragraf terakhir artikel yang mempersoalkan pencalonan mendiang Kalpana Sundraju.[72]. Sofia membintangi film yang disutradarai U-Wei berjudul Gunung Emas Almayer (dan dipasarkan di Malaysia dengan judul Hanyut) dengan peran utama sebagai Mem [73]. Film ini berjalan jauh sebelum dirilis karena keterbatasan anggaran dan akhirnya mendapatkan penonton di beberapa negara pada tahun 2018[74]. Meski mendapat banyak pujian, nama Sofia dicoret dari daftar finalis Aktris Terbaik FFM ke-29 [75]. Sejak tahun 2014, aktor sekaligus produser Bront Palarae mengumumkan proyek film Serangan Subuh atau Dawn Raid yang ditulisnya berdasarkan kisah pembelian saham Sime Darby dan Guthrie pada tahun 1982, yang ditawari peran Rafidah Aziz namun film ini tidak dapat dimulai karena kekurangan dana [76]. Pada tahun 2019, Sofia tampil melalui film Bu , Kasih Suci [77] dan menyelesaikan proyek film Orang Itu yang disutradarai oleh Ida Nerina dan Low Ngai Yuen memerankan tokoh gelandangan bernama Mawar [78]. Film tersebut akhirnya ditayangkan pada tahun 2021 melalui aplikasi streaming Netflix setelah ditunda akibat merebaknya wabah COVID-19 [79][80]. Pada tahun 2021, Sofia tampil di serial drama I-Tanggang: Mother of All Lies sebagai Dr. Nini di bawah arahan Rashidi Ishak, Wan Alaudin dan Wan Hasliza [81]. Sofia juga muncul di iklan liburan merek Whimsgirl [82]. Layanan masyarakatSofia aktif dalam isu feminisme dan hak-hak perempuan pekerja seni sejak tahun 1990-an [38][83]. Sofia pernah ditunjuk sebagai Ketua Biro Aktor di bawah Pengurus Asosiasi Artis 2014/2016, namun panitia ini dirombak setelah beberapa kontroversi yang melibatkan kepengurusan asosiasi [84]. Tak lama setelah itu, Sofia mengumumkan kesiapannya untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Artis pada Rapat Umum Tahunan ke-14 setelah lebih dari setahun kepengurusan asosiasi lumpuh tanpa ada kegiatan atau pertemuan.[85]. Sofia juga pernah mengajak para penulis skenario generasi muda untuk lebih kreatif dalam menulis [86]. Sejak tahun 2003, Sofia telah terlibat dalam kegiatan amal dengan Caring Arts Foundation yang ia dirikan bersama Erma Fatima untuk menggalang dana guna membantu anak-anak dan perempuan yang membutuhkan [87]. Berbagai program amal termasuk makan malam diselenggarakan untuk mengumpulkan dana [88]. Kehidupan pribadiSofia Jane menikah dengan Meor Zain Azman Mohamad Taib pada 9 September 1995 hanya dengan perkenalan singkat, dan dikaruniai empat orang anak—Arissa, Imran, Khadijah dan Soraya [89] . Sofia memiliki putri tiri, Katyana dari pernikahan suaminya sebelumnya [90]. Pada tahun 2000, Imran meninggal pada usia 1 tahun karena gagal jantung[91]. Pada 28 Februari 2013, Sofia membagikan foto pernikahannya yang belum pernah dirilis ke media[92]. Pada tahun 2010, Meor Zain Azman dianugerahi gelar Darjah Indera Mahkota Pahang (DIMP) dari negeri Pahang Darul Makmur yang menyandang gelar Dato' sekaligus menjadikan Sofia gelar Datin [93]. Sofia mendapat menantu ketika putri sulungnya Arissa menikah dengan pria Jerman bernama Maximilian Lotz pada 28 September 2019 [94]. Dampak & Budaya PopNama Sofia Jane diabadikan pada sebuah air terjun di jeram Kubang Gajah yang terletak di Kemensah, Hulu Klang, Selangor (pinggiran Kuala Lumpur)[95]. Air Terjun Sofia Jane mendapatkan namanya karena Sofia mempopulerkan lokasi tersebut setelah berakting dalam adegan romantis dalam film Cinta Kita di lokasi tersebut pada tahun 1995.[96]. Selain itu namanya juga diabadikan dalam lagu ciptaan Shamril Salleh yaitu "Sofea Jane" yang dinyanyikan oleh Black Hanifah pada tahun 2010 [97]. Lalu lagu tersebut juga melaju ke babak final Anugerah Juara Lagu ke-25.[98]. Tokoh yang menginspirasinya dengan nama Sofia Jane ini pernah diperankan oleh Nadiya Nisaa dalam film Terbaik dari Langit (2014) yang disutradarai oleh Nik Amir Mustapha [99] dan Nadiya mendapatkan penghargaan Aktris Pendukung Terbaik di Festival Film Malaysia ke-27 [100]. FilmografiFilm
FTV
Serial televisi
Drama Komedi/Sitkom
Teater
Penghargaan dan Nominasi
Penghargaan Lain
Referensi
Pranala luar
Templat:Pelakon Filem Wanita Popular ABPBH Templat:Pelakon TV Wanita Popular ABPBH Templat:Bintang Paling Popular ABPBH |