Stadion Manahan
Stadion Manahan (bahasa Jawa: ꦱꦼꦠꦣꦶꦪꦺꦴꦤ꧀ꦩꦤꦲꦤ꧀, translit. Setadhiyon Manahan) adalah sebuah stadion sepak bola yang berada di kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Stadion berkapasitas 20.000 penonton[1] ini merupakan markas dari klub Persis Surakarta dan Tim nasional sepakbola Indonesia (khusus Kejuaraan Perbara 2024). Manahan merupakan stadion pertama di Indonesia yang menjadi tuan rumah event olahraga difabel terbesar di Asia Tenggara ASEAN Para Games 2011. Stadion ini diresmikan pada tanggal 21 Februari 1998 oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Saat ini sebagian besar digunakan untuk pertandingan sepak bola dan digunakan sebagai tempat rumah Persis Surakarta. Dilihat dari letak geografis, Stadion Manahan di Surakarta cukup strategis. Berdiri megah di tengah-tengah pusat kota, berdekatan dengan stasiun kereta, terminal,bandara, hotel, jalan raya dan pusat perbelanjaan menjadikan Stadion Manahan sebagai salah satu yang paling representatif dalam menggelar event olahraga skala nasional dan internasional olahraga. Stadion ini terletak di pusat Kota Surakarta, tepatnya di Jalan Adi Sucipto, Manahan, Banjarsari, Surakarta. Berjarak 9 kilometer dari Bandara Internasional Adi Soemarmo. September 2008, stadion Manahan terpaksa ditutup karena tengah dilakukan renovasi stadion. Proyek renovasi drainase lapangan yang menelan biaya sekitar 1,6 miliar rupiah adalah untuk menghilangkan image negatif dari stadion Manahan sebagai stadion pelanggan banjir. Semua permukaan lapangan mengalami perombakan dan perbaikan. Rumput hijau yang menutup permukaan lapangan, semuanya dicabut digantikan dengan rumput jenis baru. Jenis rumput Dactylon Cynodon (rumput bermuda) sengaja didatangkan dari Batam untuk ditanam di lapangan stadion Manahan. Sedangkan konstruksi drainase lapangan Manahan yang terdiri dari pipa-pipa dan kain filter pasir, terpaksa didatangkan dari negara tetangga, Malaysia. Untuk menutup permukaan lapangan, dibutuhkan pasir sebanyak 1600 m3. Pasirnya sendiri didatangkan dari pantai Samas Yogyakarta, yang tidak banyak memiliki kandungan garam. Dari proyek renovasi tersebut, akhirnya stadion Manahan berhasil melepas predikat buruknya sebagai stadion pelanggan banjir. Sekarang, meski hujan deras mengguyur dari atas stadion, lapangan Manahan tidak akan lagi tampak genangan air yang bisa menyebabkan banjir. Hal ini pun menghapus julukan stadion Manahan yang sebelumnya kerap disebut stadion pelanggan banjir. Juli 2009, setelah menunggu hingga berbulan-bulan, akhirnya seluruh rangkaian renovasi stadion Manahan telah rampung dikerjakan. Stadion Manahan pun kembali dibuka dan difungsikan. Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Tengah (PORPROV JATENG) 2009, menjadi event pertama yang digelar di stadion Manahan pasca stadion tersebut mengalami renovasi. Pada Agustus 2018, Stadion Manahan direnovasi besar-besaran dan diperkirakan akan selesai pada akhir 2019. Stadion Manahan di Surakarta akan segera menjadi satu di antara stadion mewah yang ada di Indonesia. Markas klub Persis Surakarta ini bahkan disebut-sebut akan menjadi Stadion Utama Gelora Bung Karno mini, setelah selesai direnovasi. SejarahStadion Manahan Surakarta adalah persembahan dari yayasan Ibu Tien Soeharto. Pembangunannya dimulai pada tahun 1989 dengan menggunakan lahan seluas 170.000 m2 dan luas bangunan 33.300 m2. Butuh waktu 9 tahun untuk mengubah lahan kosong menjadi Stadion Manahan kokoh bangunan. Dan tepat pada hari Sabtu 21 Februari 1998, stadion Manahan akhirnya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, H.M.Soeharto. Data Teknis
Fasilitas
Event Olahraga
Pertandingan Internasional
GaleriReferensi
|