Share to:

 

Stasiun Maguwo

Stasiun Maguwo
KAI Commuter
Y03

Bangunan operasional Stasiun Maguwo, setelah menjalani elektrifikasi dan penggantian papan nama stasiun, 2021
Lokasi
Koordinat7°47′5.885″S 110°26′12.372″E / 7.78496806°S 110.43677000°E / -7.78496806; 110.43677000
Ketinggian+118 m
Operator
Letak
Jumlah peronDua peron sisi yang tinggi; satu sama lainnya dihubungkan dengan jalan setapak dan lorong bawah tanah
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Kode IATAJOG
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1 April 1909
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Lempuyangan
menuju Yogyakarta
Commuter Line Yogyakarta Brambanan
menuju Palur
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Mesin tiket Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Pusat informasi Musala Toilet Pertokoan/area komersial Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalanElektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Maguwo (MGW) adalah stasiun kereta api bandara kelas II yang terletak di kompleks Bandar Udara Adisutjipto, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Stasiun yang terletak pada ketinggian +118 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line dan merupakan stasiun aktif yang lokasinya paling timur di Daerah Istimewa Yogyakarta. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api bandara pertama di Indonesia dan menjadi stasiun bandara yang dikelola KAI Commuter selain Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.

Saat ini stasiun ini juga merupakan satu-satunya stasiun di Kabupaten Sleman yang melayani naik turun penumpang. Ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Brambanan, terdapat Stasiun Kalasan yang sudah tidak aktif sejak jalur ganda lintas Kutoarjo-Solo beroperasi.

Untuk mendukung operasional jalur ganda di lintas tersebut, sistem persinyalan mekanik di stasiun ini diganti dengan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri (Persero) yang sudah dipasang sejak tahun 2013 dan kemudian mulai dioperasikan pada tanggal 1 Oktober 2018.[3][4]

Sejarah

Stasiun Maguwo lama sebelum direnovasi
Pascarenovasi pertama tahun 2010, dipotret 2014
Stasiun Maguwo lama sebelum direnovasi
Pascarenovasi kedua tahun 2019
Stasiun Maguwo Lama yang menjadi cagar budaya. Jalur 1 kini dijadikan sebagai tempat langsiran Pusri Palembang ke gudang yang terletak di barat stasiun

Stasiun Maguwo dibuka pada tanggal 1 April 1909 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij; digunakan untuk melayani penumpang, bongkar muat barang, dan persilangan antarkereta api.[5] Keberadaan stasiun yang berdekatan dengan Lapangan Terbang Maguwo memungkinkan stasiun ini juga digunakan untuk langsir untuk gerbong ketel untuk memasok bahan bakar penerbangan. Selain itu, stasiun ini juga mulai melayani bongkar muat gerbong Pupuk Sriwidjaja ke emplasemen gudang yang terletak persis di barat stasiun.

Pada Gapeka 2004, Stasiun Maguwo lama ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Terdapat empat sepur badug (masing-masing dua yang menyambung di jalur 1 dan di jalur 4). Sepur badug di jalur 4 dahulu digunakan untuk langsiran kereta api ketel avtur Pertamina relasi Cilacap–Maguwo pp, sedangkan sepur badug di jalur 1 digunakan untuk langsiran dan penyimpanan KA angkutan Pupuk Sriwidjaja.[6] Selama masa-masa transisi ke jalur ganda, stasiun ini tetap digunakan.

Dengan selesainya pembangunan jalur ganda lintas Brambanan-Yogyakarta pada 8 Januari 2007[7][8] dan karena letaknya yang berdekatan dengan Bandara Adisutjipto, dibangunlah Stasiun Maguwo baru yang berada beberapa ratus meter di sebelah timurnya untuk memudahkan akses penumpang dari dan menuju bandara tersebut. Stasiun Maguwo baru mulai diuji coba pada tanggal 2 Juni 2008.[9] Begitu diuji coba, beberapa bulan kemudian bangunan Stasiun Maguwo lama resmi ditutup dan dijadikan cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI karena memiliki nilai sejarah dan pernah ditampilkan dalam film Janur Kuning (1979).

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 dan 3 merupakan sepur lurus.

Stasiun ini difungsikan menjadi stasiun bandar udara yang akan melayani KA bandara untuk mengangkut penumpang antara Bandara Adisutjipto dengan Yogyakarta maupun Solo, sekaligus menjadi titik sistem transportasi terpadu di Yogyakarta. Stasiun ini sekarang dilengkapi dengan jalur bawah tanah yang menghubungkan penumpang pesawat terbang langsung dari stasiun. Di halaman depan juga telah berfungsi halte pemberhentian sistem angkutan dalam kota Trans Jogja.

Y03

G Bangunan utama stasiun
P

Lantai peron

Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan
Jalur 1 (Lempuyangan)      Commuter Line Yogyakarta, tujuan Yogyakarta
Sepur belok
Memiliki jalur akses menuju gudang bongkar muat angkutan pupuk
Jalur 2 Sepur lurus arah Yogyakarta
Jalur 3 Sepur lurus arah Solo Balapan
Jalur 4      Commuter Line Yogyakarta, tujuan Palur (Brambanan)
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan

Layanan kereta api

Komuter (Commuter Line)

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Y Lin Yogyakarta Yogyakarta Palur

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Jalur Rute
Teman Bus Yogyakarta  1A  PrambananMalioboro
Trans Jogja[10]  1B  Bandara AdisutjiptoTaman Pintar
 3A  Bandara Adisutjipto – Ngabean
 3B  GiwanganCondongcatur
 5B  JomborBandara Adisutjipto
 14  Bandara AdisutjiptoPakem

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Mohamad, Ardyan (21 Juni 2013). Pratomo, Harwanto Bimo, ed. "Kalahkan Siemens, BUMN elektronik raup pendapatan Rp 2,3 triliun". Merdeka.com. Merdeka.com. Diakses tanggal 5 Oktober 2017. Saat ini, masih ada pesanan proyek dari Kemenhub untuk menggarap persinyalan kereta di jalur Jogja-Solo, Duri-Tangerang, dan Parung-Maja. 
  4. ^ "Len Tandatangani Dua Kontrak dengan Nilai Total Rp 464 Milyar | PT Len Industri (Persero)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-12. 
  5. ^ Comite van Bestuur NIS (27 Maret 1909). "Ned. Indische Spoorweg Maatschappij (advertentie)". Bataviaasch nieuwsblad. Diakses tanggal 2024-11-10. 
  6. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api 2004
  7. ^ "Uji Coba Rel Ganda Yogya-Solo Bikin Bikers Senewen". detikcom. Diakses tanggal 2019-07-08. 
  8. ^ "Rel Ganda Yogyakarta-Solo Diresmikan". Tempo.co. 2003-12-15. Diakses tanggal 2019-07-08. 
  9. ^ "Sekarang ke Bandara Bisa Lebih Hemat". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-07-08. 
  10. ^ "Trans Jogja Bus Stop (Halte)/Shelter". Yogya Backpacker. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-19. Diakses tanggal 22 Oktober 2017. 

Pranala luar

(Indonesia) Jadwal KRL Commuter Line

Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Lempuyangan
menuju Kutoarjo
Kutoarjo–Purwosari–Solo Balapan Kalasan
Kembali kehalaman sebelumnya