Stasiun Maguwo
Stasiun Maguwo (MGW) adalah stasiun kereta api bandara kelas II yang terletak di kompleks Bandar Udara Adisutjipto, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Stasiun yang terletak pada ketinggian +118 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line dan merupakan stasiun aktif yang lokasinya paling timur di Daerah Istimewa Yogyakarta. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api bandara pertama di Indonesia dan menjadi stasiun bandara yang dikelola KAI Commuter selain Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini stasiun ini juga merupakan satu-satunya stasiun di Kabupaten Sleman yang melayani naik turun penumpang. Ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Brambanan, terdapat Stasiun Kalasan yang sudah tidak aktif sejak jalur ganda lintas Kutoarjo-Solo beroperasi. Untuk mendukung operasional jalur ganda di lintas tersebut, sistem persinyalan mekanik di stasiun ini diganti dengan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri (Persero) yang sudah dipasang sejak tahun 2013 dan kemudian mulai dioperasikan pada tanggal 1 Oktober 2018.[3][4] SejarahStasiun Maguwo dibuka pada tanggal 1 April 1909 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij; digunakan untuk melayani penumpang, bongkar muat barang, dan persilangan antarkereta api.[5] Keberadaan stasiun yang berdekatan dengan Lapangan Terbang Maguwo memungkinkan stasiun ini juga digunakan untuk langsir untuk gerbong ketel untuk memasok bahan bakar penerbangan. Selain itu, stasiun ini juga mulai melayani bongkar muat gerbong Pupuk Sriwidjaja ke emplasemen gudang yang terletak persis di barat stasiun. Pada Gapeka 2004, Stasiun Maguwo lama ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Terdapat empat sepur badug (masing-masing dua yang menyambung di jalur 1 dan di jalur 4). Sepur badug di jalur 4 dahulu digunakan untuk langsiran kereta api ketel avtur Pertamina relasi Cilacap–Maguwo pp, sedangkan sepur badug di jalur 1 digunakan untuk langsiran dan penyimpanan KA angkutan Pupuk Sriwidjaja.[6] Selama masa-masa transisi ke jalur ganda, stasiun ini tetap digunakan. Dengan selesainya pembangunan jalur ganda lintas Brambanan-Yogyakarta pada 8 Januari 2007[7][8] dan karena letaknya yang berdekatan dengan Bandara Adisutjipto, dibangunlah Stasiun Maguwo baru yang berada beberapa ratus meter di sebelah timurnya untuk memudahkan akses penumpang dari dan menuju bandara tersebut. Stasiun Maguwo baru mulai diuji coba pada tanggal 2 Juni 2008.[9] Begitu diuji coba, beberapa bulan kemudian bangunan Stasiun Maguwo lama resmi ditutup dan dijadikan cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI karena memiliki nilai sejarah dan pernah ditampilkan dalam film Janur Kuning (1979). Bangunan dan tata letakStasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 dan 3 merupakan sepur lurus. Stasiun ini difungsikan menjadi stasiun bandar udara yang akan melayani KA bandara untuk mengangkut penumpang antara Bandara Adisutjipto dengan Yogyakarta maupun Solo, sekaligus menjadi titik sistem transportasi terpadu di Yogyakarta. Stasiun ini sekarang dilengkapi dengan jalur bawah tanah yang menghubungkan penumpang pesawat terbang langsung dari stasiun. Di halaman depan juga telah berfungsi halte pemberhentian sistem angkutan dalam kota Trans Jogja.
Layanan kereta apiKomuter (Commuter Line)
Antarmoda pendukung
Galeri
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Maguwo railway station. (Indonesia) Jadwal KRL Commuter Line
|