Stasiun Tagogapu
Ke arah timur, jalur kereta api menyusuri batuan bukit kapur gamping yang terjal. Dahulu stasiun ini pernah melayani kereta angkutan kapur, tetapi saat ini kereta itu sudah tidak beroperasi lagi. Stasiun ini mempunyai 3 jalur kereta api, tetapi tinggal 2 yang masih terpakai. Sedangkan jalur 3 sudah dicabut. Saat ini stasiun ini sudah menggunakan persinyalan elektrik produksi PT Len Industri. Namun saat ini jalur 1 atau sepur beloknya sedang terputus dari jalur utama atau sepur lurus yang merupakan jalur 2 stasiun ini. Hingga tahun 2013, stasiun ini melayani kereta api lokal Cianjuran. Stasiun ini sempat direncanakan untuk dilayani oleh kereta api Kian Santang yang rencananya dioperasikan Maret 2014, tetapi diundur lagi dan gagal melayani perjalanan reguler karena permasalahan teknis prasarana yang dianggap tidak layak operasi. Bahkan untuk menyambutnya kembali, stasiun ini direnovasi, lalu mangkrak.[3][4][5] Praktis, stasiun ini menganggur lama. Sejak itu, rute Cianjur–Padalarang sempat menjadi rute semiaktif karena hanya layanan inspeksi saja yang berhenti di semua stasiun dan rute ini. Walaupun demikian, PT KAI dan Kementerian Perhubungan Indonesia akan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk mereaktivasi jalur ini mengingat kontur jalur yang terjal dan jari-jari tikungan yang relatif kecil bila dibandingkan dengan lintas lainnya.[6] Sejak bulan September 2020, kereta api Siliwangi dari Sukabumi sebenarnya sudah mencapai Stasiun Cipatat, tetapi untuk petak jalan menuju Padalarang yang melewati Stasiun Tagogapu masih belum direaktivasi dalam waktu dekat.[7] Di tengah-tengah badai ketidakpastian reaktivasi di segmen Cipatat–Padalarang,[8] saat ini Stasiun Tagogapu menjalani renovasi besar-besaran, antara lain pengecatan garis batas aman peron serta pembangunan musala dan toilet baru dengan model bangunan musala dan toilet yang mirip dengan di Stasiun Cipatat dan Cipeuyeum di samping bangunan utama stasiun yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen ini. Selain itu, saat ini pagar beton pun sedang dibangun mengelilingi stasiun ini untuk sterilisasi area stasiun, sama dengan stasiun-stasiun lain di jalur Cianjur–Cipatat. Bangunan utama stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen kini ditetapkan sebagai aset cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.[9] Di tahun 2023, muncul wacana pembangunan jalur kereta shortcut dari Stasiun Cipatat menuju ke Stasiun Sasaksaat. Wacana tersebut muncul sebagai 'jalan pintas' reaktifasi jalur kereta menuju Stasiun Padalarang yang tidak memungkinkan melewati petak Cipatat - Tagogapu karena medan yang terjal dan curam. Apabila wacana tersebut terealisasi, tidak menutup kemungkinan stasiun ini dinonaktifkan karena tidak ada pelayanan kereta api di stasiun ini. Salah satu opsi agar stasiun ini tetap aktif walau jalur shortcut Cipatat - Sasaksaat direalisasikan, adalah dengan memperpanjang rute Commuter Line Bandung Raya ke stasiun ini. Sehingga titik terminus kereta lokal tersebut bukan lagi di Stasiun Padalarang melainkan di Stasiun Tagogapu. Galeri
Referensi
|