Stress panas
Stress panas adalah beban panas bersih yang dapat memapar pekerja melalui kontribusi kombinasi dari panas metabolic, faktor lingkungan (udara, suhu, kelembaban, pergerakan udara dan panas radian), serta faktor pakaian. Stress panas ringan hingga sedang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan dapat mengakibatkan dampat buruk pada performa kerja serta keselamatan kerja namun hal tersebut tidak berbahaya untuk kesehatan.[1] (TLV ACGIH 2016) Contoh tempat kerja di mana pekerja mungkin dapat menderita dari stress panas karena lingkungan panas yang tercipta dari proses kerja atau tempat kerja yang sempit:
Pada industri-industri di atas, lingkungan panas bisa jadi merupakan sebuah kebiasaan. Untuk industri yang lain, bekerja pada suhu panas bisa dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang dilakukan serta perubahan lingkungan kerja misalnya perubahan musim dari kemarau ke musim hujan dapat menjadi faktor perubahan signifikan untuk stress panas.[2] Stress panas memiliki dampak variasi untuk masing-masing individu, beberapa orang mungkin tidak berpengaruh pada suhu panas sementara beberapa yang lain akan sangat terdampak. Ciri-ciri dari stress panas antara lain:[2] · Mudah marah · Kehilangan kemampuan untuk bekerja berat [3] · Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi · Kram otot · Ruam panas · Haus yang parah · Pingsan · Kelelahan panas – Lelah, pusing, mual, sakit kepala dan kulit lembap · Strok panas – kulit kering panas, kebingungan, kejang dan sering kehilangan kesadaran. Ini merupakan gangguan paling parah dan dapat berdampak kepada kematian jika tidak segera dideteksi di awal. Studi Kasus Stress PanasSeorang petugas di galangan kapal bekerja di akhir shift nya. Panas matahari dengan cepat memanaskan area dalam. Petugas tersebut diminta untuk bekerja lembur guna mentutaskan pekerjaannya. Tanpa mengambil istirahat terlebih dahulu, pekerja tersebut tetap mengerjakan pekerjaan dengan membawa peralatan berat. Dia memanjat tangga beberapa kali untuk mengakses tempat kerja baru yang berlokasi di sebuah unit dengan paparan langsung sinar matahari sepanjang hari. Pekerja tersebut melakukan pekerjaan seperti pengelasan dan gerinda. Ketika dia berdiri, dia merasakan pusing dan jatuh ke depan. Dia dapat menahan dengan 1 lutut kemudian jatuh dan melukai tangannya karena terkena potongan besi. Pekerja di sekitarnya menghampiri dan melepaskan bajunya yang berat serta memberikannya air. Pekerja tersebut mengalami dehindrasi dan kelelahan panas serius sehingga harus dibawa keluar dari galangan kapal ke klinik.[4] Pengendalian Stress PanasCara untuk mengendalikan stress panas antara lain adalah:[1] · Membuat instruksi verbal dan tertulis, program pelatihan tahunan, dan informasi lain terkait dengan stress panas · Mendorong minum dengan volume yang kecil (sekitar 1 gelas) selama sekitar 20 menit · Mendorong pekerja untuk melaporkan gejala gangguan panas kepada supervisor · Mendorong pekerja untuk dapat membatasi dirinya sendiri ketika supervisor tidak ada · Mendorong rekan kerja untuk dapat mendeteksi gejala pada rekan-rekannya yang lain · Mengawasi pekerja yang sedang berada dalam proses pengobatan · Mendorong gaya hidup sehat, berat badan ideal dan keseimbangan elektrolit · Mempertimbangkan analisis risiko stress panas terhadap pekerjaan · Mempertimbangkan pengendalian baik itu adalah pengendalian teknis, pengendalian administrasi dan Alat pelindung diri. Regulasi Pengendalian Stress PanasIndeks Suhu Bola Basah (ISBB) adalah sebuah parameter untuk menilai iklim kerja panas yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, Suhu Basah Alami dan Suhu Bola. ISBB ini menjadi nilai standar untuk mencegah risiko dari stress panas. ISBB diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Referensi
|