Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22O11.[2] Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon.[2] Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu atau gula beet.[2] Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha.[2] Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin fruktosa.[2] Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida dan produk samping berupa senyawaan alkohol.[3] Penggunaan ragi (yeast) ini dalam proses fermentasi diduga merupakan proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut dengan zymotechnology.[3] Sukrosa diproduksi sekitar 150 juta ton setiap tahunnya.[4] Ciri-ciri fisik dan kimiaStruktur α-D-glukopiranosil-(1→2)-β-D-fruktofuranosidaPada sukrosa, glukosa dan fruktosa terhubung melalui ikatan antara karbon pertama (C1) pada subunit glukosa dengan karbon kedua (C2) milik fruktosa. Ikatan ini disebut dengan ikatan glikosida. Degradasi panas dan oksidatif
Sukrosa akan meleleh pada suhu 186 °C (367 °F) dan membentuk karamel. Seperti karbohidrat lainnya, sukrosa jika terbakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Contohnya, untuk bahan bakar motor roket amatir, sukrosa digunakan sebagai bahan bakar dengan dicampurkan bersama dengan kalium nitrat untuk oksidatornya.[butuh rujukan]
Sukrosa dicampur dengan asam klorat, akan menghasilkan karbon dioksida, air, dan asam klorida:
Sukrosa dapat didehidrasi dengan asam sulfat untuk membentuk padatan karbon murni berwarna hitam:
HidrolisisHidrolisis akan memecah ikatan glikosida, dan mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Meskipun begitu, proses hidrolisis sukrosa berjalan amat lambat sehingga bisa memakan waktu bertahun-tahun. Proses ini bisa dipercepat berlipat-lipat dengan adanya enzim sukrase.[5] Hidrolisis juga dapat dipercepat dengan asam, misalnya dengan kalium bitartrat atau jus lemon, keduanya asam lemah. Demikian juga, keasaman lambung mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa selama proses pencernaan dalam tubuh. Lihat jugaReferensi
|