Swinkels Family Brewers
Royal Swinkels Family Brewers (sebelumnya bernama Bavaria Brewery) adalah sebuah perusahaan keluarga asal Brabant Utara, Belanda, yang aktif memproduksi bir, minuman ringan, dan malt. Perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Swinkels selama tujuh generasi. Kantor pusat perusahaan ini terletak di Lieshout dan anak usahanya tersebar di 12 negara di seluruh dunia. Swinkels Family Brewers merupakan produsen bir terbesar kedua di Belanda setelah Heineken, dan merupakan produsen malt terbesar di Eropa. Perusahaan ini mencatatkan penjualan lebih dari 713 juta euro per tahun, yang mana dua pertiganya berasal dari lebih dari 130 negara selain Belanda. Untuk Eropa, penjualan terbesar disumbang oleh Prancis, Belgia, dan Italia. Sementara lebih dari seperempat pendapatannya dihasilkan dari luar Eropa, terutama dari Ethiopia. ProdukSwinkels Family Brewers memproduksi dan memasarkan bir, malt, dan minuman ringan. BirPerusahaan ini memiliki tujuh pabrik bir, yakni tiga di Belanda, tiga di Belgia, dan satu di Ethiopia. Pada tahun 2018, pabrik-pabrik ini berhasil memproduksi lebih dari 8 juta hektoliter bir. Perusahaan ini juga melisensikan produksi birnya di sembilan negara. Grup ini menjual bir dengan sejumlah merek, antara lain Bavaria, Swinckels', La Trappe, dan Rodenbach. Sekitar 9 persen dari total produksi bir perusahaan ini merupakan bir yang bebas alkohol maupun rendah alkohol (kurang dari 3.5%). Kontribusi bir pada pendapatan tahun 2018 hampir mencapai 70 persen.[1] MaltSwinkels Family Brewers memiliki dua pabrik malt, yakni satu di Lieshout dan satu di Eemshaven, dengan total kapasitas mencapai 245.000 ton malt, yang mana sepertiganya digunakan sendiri oleh Swinkels Family Brewers. Sementara sepertiga lainnya dijual melalui pihak ketiga di Eropa, dan sisanya dijual ke luar Eropa, terutama ke Amerika Latin, Amerika Selatan, dan Jepang. Penjualan malt menyumbang sekitar 15 persen dari total penjualan Swinkels Family Brewers.[1] Minuman ringanPerusahaan ini memproduksi sekitar 856.000 hektoliter minuman ringan per tahun, yang mana hampir 95 persen diantaranya dijual sebagai produk label swasta. Swinkels Family Brewers sendiri menggunakan merek 3ES dan B52. Minuman ringan menyumbang sekitar 7 persen dari total penjualan perusahaan ini.[1] SejarahPabrik bir lokalSejarah Swinkels Family Brewers dimulai pada tahun 1680. Saat itu, Dirk Vereijken memiliki sebuah pabrik bir di Kerkdijk, Lieshout, yang dapat dibuktikan dengan adanya arsip nota pajak pada tahun itu. Pabrik bir ini kemudian diserahkan ke anak perempuannya, selama tiga generasi berturut-turut. Nama keluarga pemilik pabrik ini adalah Van Moorsel dan Moorrees. Pada tahun 1764, Brigitta Moorrees menikahi Ambrosius Swinkels. Pasca kematian ibunya pada tahun 1773, Brigitta dan suaminya menjadi pemilik tunggal pabrik bir ini. Sejak saat itu, pabrik bir ini pun menjadi milik Keluarga Swinkels. Pabrik bir regionalSelama beberapa abad, pabrik bir ini hanya memproduksi bir untuk pasar lokal. Baru pada generasi keempat, produksi Swinkels ditingkatkan. Jan Swinkels, lahir tahun 1851, mulai mendistribusikan birnya ke Helmond yang berjarak 10 kilometer (6,2 mi) dari Lieshout pada tahun 1890. Penjualan pun meningkat dari 988 hektoliter bir pada tahun 1890 menjadi 1.900 hektoliter pada tahun 1900. Pasca Perang Dunia I, distribusi kembali dikembangkan ke North Brabant. Pada tahun 1923, produksi bir telah mencapai 3.325 hektoliter per tahun, sehingga pabrik baru harus dibangun di samping pabrik lama, agar permintaan tetap dapat dilayani. Pada saat generasi kelima mengambil alih Swinkels, mereka mulai menggunakan merek Bavaria. Nama ini terinspirasi dari fakta bahwa pabrik baru merupakan sebuah pabrik bir fermentasi bawah, yang digunakan untuk memproduksi bir pale lager (Bavarian). Distribusi nasionalDistribusi kembali diperluas ke Amsterdam, Rotterdam, Den Haag, dan Utrecht, empat kota terbesar di Belanda. Pada tahun 1933, perusahaan ini membangun pabrik botol, yang dapat memproduksi 2.000 botol per jam. Pada tahun 1940, perusahaan ini membangun sebuah pabrik malt. Produksi pabrik bir pada awal Perang Dunia II telah mencapai sekitar 40.000 hektoliter per tahun, dengan produknya telah didistribusikan ke hampir semua daerah di Belanda. Pada tahun 1955, perusahaan ini mulai memproduksi minuman ringan dengan merek 3-ES. Nama ini merujuk pada tiga orang yang menjadi generasi kelima Keluarga Swinkels. Pasca perang dunia, konsumsi bir Belanda turun signifikan. Baru pada tahun 1959, volume penjualan bir kembali pulih. Pada dekade 1960-an, perusahaan ini berhasil menggandakan produksinya. Pemain duniaPada tahun 1973, perusahaan ini mulai mengekspor produknya, pertama kali ke Eropa Selatan. Pada akhir dekade 1970-an, perusahaan ini memperkenalkan bir bebas alkohol, untuk diekspor ke negara Islam. Pada tahun 1981, total produksi bir mencapai 1.000.000 hektoliter. Mulai dekade 1990-an, perusahaan ini mengembangkan bisnisnya ke bir eksklusif dan bir musiman. Lebih lanjut, perusahaan ini juga mulai menyesuaikan birnya dengan selera masyarakat di tiap negara yang ingin disasar. Hasilnya, produk perusahaan ini dapat diekspor ke 130 negara. Pada tahun 1999, Trappist Koningshoeven Abbey, asal Berkel-Enschot, mengadakan perjanjian dengan Keluarga Swinkels untuk mengambil alih operasi sehari-hari dari pabrik bir rahib di dalam biara keabasan. Pabrik bir ini akhirnya dioperasikan oleh "De Koningshoeven NV", anak usaha Swinkels Family Brewers, namun gedung dan peralatannya tetap dimiliki oleh biara keabasan. Rahib tetap menjadi pengambil keputusan utama dalam proses pembuatan bir, sementara Swinkels Family Brewers hanya mengelola bisnis komersial. Produk bir dari pabrik ini dijual dengan merek La Trappe. Pada tanggal 10 Mei 2016, diumumkan bahwa perusahaan ini telah mengambil alih 60% saham Palm. Rencananya 40% saham sisanya akan diakuisisi pada tahun 2021.[2] Pada bulan November 2016, perusahaan ini mengakuisisi Latis Imports, untuk meningkatkan eksistensinya di Amerika Serikat.[3] Pada bulan Juni 2018, diputuskan bahwa nama Bavaria akan diganti dengan Swinkels Family Brewers.[4] Pada saat itu, manajemen perusahaan ini dilakukan oleh generasi ketujuh Keluarga Swinkels. GelarPada bulan Maret 2019, bertepatan dengan perayaan hari jadinya yang ke-300, Wim van de Donk, Komisioner Raja Belanda untuk Provinsi Brabant, mengumumkan bahwa Swinkels Family Brewers dapat mulai menggunakan gelar koninklijk, sehingga akhirnya mereka mengubah namanya menjadi 'Royal Swinkels Family Brewers'.[5] Vonis pengaturan hargaPada tanggal 18 April 2007, Komisi Eropa mengenakan denda kepada tiga pabrik bir besar asal Eropa, karena telah mengadakan kartel pengaturan harga di Belanda. Ketiganya adalah Heineken (denda €219,3 juta), Grolsch (denda €31,65 juta), dan Swinkels Family Brewers (€22,85 juta). Anggota kartel yang lain, InBev (sebelumnya bernama Interbrew), tidak dikenai denda, karena dapat menyediakan "informasi penting" mengenai kartel yang eksis mulai tahun 1996 hingga 1999 ini, serta mengenai kartel lain di Uni Eropa. Keempatnya menguasai 95% pasar bir Belanda, dengan Heineken menguasai 50%, sementara sisanya menguasai masing-masing 15%.[6] Komisioner Kompetisi Uni Eropa, Neelie Kroes mengatakan bahwa ia "sangat kecewa" karena kolusi ini terjadi di tingkat manajemen puncak. Ia menyatakan bahwa, "Hal ini tidak dapat diterima, bahwa pemasok bir besar telah berkolusi untuk menaikkan harga dan mengatur target pemasaran di antara mereka. Ia menambahkan, "Heineken, Grolsch, Bavaria, dan InBev pun mencoba menutupi kolusi ini dengan menggunakan kode dan singkatan nama dalam rapat rahasia untuk mengatur bir mana saja yang akan dijual oleh mereka masing-masing di supermarket, hotel, restoran, dan kafe. Pengaturan harga bahkan berlanjut ke label merek sendiri yang berharga murah dan rabat untuk bar.[6] Kampanye ambush marketing Piala DuniaPada Piala Dunia FIFA 2006, Swinkels Family Brewers mengajak 1.000 penggemar [tim nasional sepakbola Belanda]] untuk memakai pakaian serba oranye, yang disebut Leeuwenhosen, dengan logo Swinkels di pakaian tersebut. Leeuwenhosen diberikan secara gratis dengan membeli produk Swinkels Family Brewers sebelum Piala Dunia. Tindakan ini pun disebut sebagai ambush marketing oleh FIFA, karena Swinkels Family Brewers bukan merupakan sponsor pada ajang ini. Dengan adanya peringatan dari FIFA, staf Swinkels pada pertandingan Belanda v. Pantai Gading pun meminta penonton untuk melepas pakaian ini sebelum masuk ke dalam stadion, dan menyediakan pakaian ganti.[7] Pada Piala Dunia FIFA 2010, 36 wanita memakai rok mini ke pertandingan Belanda vs Denmark di Johannesburg, menggunakan tiket yang sebagian dipasok oleh penyiar ITV dan mantan pesepakbola berkebangsaan Britania Raya, Robbie Earle. Petugas FIFA pun mengeluarkan semua wanita ini dan melaporkannya ke kepolisian. Mereka akhirnya dibebaskan setelah ada pembicaraan antara manajemen Swinkels Family Brewers dan FIFA.[8][9] Publikasi
Referensi
Pranala luar |