Syamsuddin Batola
H. Syamsuddin Batola[1] (Lontara Bugis: ᨔᨔᨘᨉᨗ ᨅᨈᨚᨒ , transliterasi: Samsuddiŋ Batola ) (4 Juli 1967 – 12 Desember 2024)[2] adalah eks pemain sekaligus legenda PSM Makassar yang berposisi sebagai bek. Syamsuddin Batola bersama adiknya Zain Batola turut mempersembahkan gelar juara untuk PSM Makassar pada Divisi Utama Liga Indonesia 1999–2000. Sebelum pensiun sebagai pemain sepak bola profesional di Persim Maros pada tahun 2003, Syamsuddin Batola pernah memperkuat klub Pelita Jaya FC dan PKT Bontang pada era Galatama dan kemudian PSM Makassar pada awal era Liga Indonesia. Saat ini, Syamsuddin Batola melatih PSM Makassar di Piala Menpora 2021. Sebelumnya, ia melatih Persim Maros tahun 2020 untuk persiapan berlaga di Liga 3 dan Pra Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Selatan Cabang Sepakbola. Nama Syamsuddin Batola menjadi sorotan publik karena kemampuannya memaksimalkan skuat yang 100 persen pemain lokal untuk PSM Makassar di turnamen Piala Menpora 2021. Sebelumnya, PSM Makassar dengan kekuatan pemain lokal dianggap pengamat sepakbola tak dapat bersaing dengan Borneo F.C., Bhayangkara Solo FC, dan Persija Jakarta yang berisikan pemain asing. Pelatih asal Bontoa,[3][4] Kabupaten Maros dengan lisensi A AFC[3] ini akhirnya menuai pujian setelah mengantarkan PSM Makassar ke babak 8 besar. KarierBek asal Kabupaten Maros ini saat usianya masih belasan tahun memulai karier juniornya dengan status sebagai pemain Diklat PPLP Sulsel di Makassar. Setamat SMP, ia kemudian merantau dan berstatus sebagai pemain Diklat Ragunan di Jakarta. Selepas dari Diklat Ragunan, Syamsuddin direkrut Pelita Jaya yang dikenal sebagai klub yang doyan memanfaatkan pemain muda yang pernah menyandang status anggota skuat timnas junior. Dari Pelita Jaya, Syamsuddin hijrah ke PKT Bontang yang juga memiliki visi sama. Syamsuddin kembali ke Makassar untuk memperkuat PSM pada era Liga Indonesia. Pencapaian terbaiknya adalah trofi juara Liga Indonesia 1999-2000. Ia tampil pada laga final di Stadion Gelora Bung Karno melawan mantan mantan klubnya, PKT. Setelah gantung sepatu, Syamsuddin meneruskan kariernya sebagai pelatih.[5] Pemain
Asisten pelatih
Pelatih kepala
Teknis
Kursus kepelatihan
Prestasi
Referensi
|