KAI T-50 Golden Eagle (Hangul: 골든이글) merupakan pesawat tempur ringan dan jet latih lanjut dari Korea Selatan yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dan Lockheed Martin. T-50 sendiri merupakan pesawat supersonik buatan domestik pertama Korea Selatan dan salah satu dari jet latih yang masih ada di pasaran.[4] Pengembangan dimulai pada penghujung tahun 90-an, dengan penerbangan perdana dilakukan pada tahun 2002. Pesawat ini telah aktif digunakan oleh Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) semenjak tahun 2005.
T-50 makin berkembang dengan kehadiran varian akrobatik dan tempur, T-50B, TA-50, dan FA-50. Varian tempur F-50 kursi tunggal sempat dipertimbangkan sebelum akhirnya dibatalkan. Varian T-50B aktif digunakan oleh tim akrobatik udara ROKAF.
T-50 juga aktif digunakan oleh beberapa negara lain. Irak memesan 24 unit T-50IQ di tahun 2013 dan diterima pada tahun 2016.[5] TA-50 varian tempur ringan dipesan oleh Indonesia di tahun 2011, 16 unit telah aktif digunakan semenjak 2014, dengan pesanan tambahan 6 unit pada tahun 2021.[6]Filipina memesan dan menerima 12 unit FA-50 di tahun 2014, dengan pertimbangan pesanan tambahan 12 unit.[7]Thailand memesan 12 unit T-50TH pada tahun 2015. Pada tahun 2022, Polandia memesan 48 unit FA-50, disusul Malaysia di tahun 2023 memesan 18 unit FA-50 Blok 20.
Pengembangan
Program T/A-50 dimaksudkan sebagai pengganti dari berbagai pesawat latih dan serang ringan. Ini termasuk T-38 dan F-5B untuk pelatihan dan Cessna A-37BClose Air Support; yang dioperasikan AU Republik Korea.[butuh rujukan] Program ini pada awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan pesawat latih (trainer) secara mandiri yang mampu mencapai kecepatan supersonik untuk melatih dan mempersiapkan pilot bagi pesawat KF-16 (F-16 versi Korea).[8] T-50 membuat Korea Selatan menjadi negara ke-12 yang mampu memproduksi sebuah pesawat tempur jet yang utuh.[9] Beberapa produk Korea lainnya adalah KT-1 produk Samsung Aerospace (sekarang bagian dari KAI), dan produk lisensi KF-16. Sebagian besar sistem utama dan teknologinya disediakan oleh Lockheed Martin, secara umum bisa disebut T/A-50 mempunyai konfigurasi yang mirip dengan KF-16.[8]
Pengembangan pasawat ini 13% dibiayai oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries, dan 70% oleh pemerintah Korea Selatan.[10] KAI dan Lockheed Martin saat ini melakukan program kerjasama untuk memasarkan T-50 untuk pasar internasional.
Program induknya, dengan nama kode KTX-2, dimulai pada 1992,[11] tetapi Departemen Keuangan dan Ekonomi menunda program KTX-2 pada 1995 karena alasan finansial.[12] with the initial design of the aircraft, in 1999. It was renamed T-50 Golden Eagle in February 2000, with the final assembly of the first T-50 taking place between 15 January, 2001.[butuh rujukan] Penerbangan pertama T-50 terjadi pada Agustus 2002, dan pengujian tugas operasional pertama mulai Juli 28 sampai 14 Agustus, 2003.[13] Angkatan Udara Korsel menandatangani kontrak produksi untuk 25 T-50 pada Desember 2003, dan pengiriman dijadwalkan pada 2005 sampai 2009.[10]
Varian lain dari T-50 Golden Eagle termasuk pesawat serang ringan A-50, dan pesawat yang lebih canggih FA-50. Searah dengan program untuk mengkandangkan A-37 per 2015, 60 A-50 akan mulai digunakan sejak 2011.[14]
Persenjataan
Kanon 20 mm General ElectricM61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linear tanpa sambungan yang bisa dipasang internal tepat di belakang kokpit.[10] Sebuah rudal udara ke udara pencari panas AIM-9 Sidewinder bisa dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, dan rudal-rudal yang lain bisa dipasang di cantelan bawah sayap.[10] Senjata udara ke darat yang kompatibel di antaranya adalah rudal AGM-65 Maverick, peluncur roket LAU-3 dan LAU-68, bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84 .[13] Tiga tangki bahan bakar minyak eksternal bisa juga dipasang dipesawat ini.[13]
Spesifikasi T-50 dan perbandingannya
Produk
T-50 latih lanjut APT (Advanced Pilot Trainer)
TA-50 konversi pelatih FLI (Penerbangan-Lead-In)
FA-50 Serang Ringan
M-346, Italia APT
Karakteristik Operasi
rendahnya biaya perawatan operasional
kapasitas pelatihan taktis / harga pembuatan rendah
10.000 lbs (9750 lbs untuk memverifikasi atau 4,53 ton)
12.000 lbs (desain beban yang diperbolehkan 20.000 lbs)
2.8 ton
Tabel kinerja dan "Pertahanan Times" pada bulan November 2007, "Bulanan Penerbangan> Oktober 2005, Korea Aerospace Industries pengenalan T-50-halaman, website dari Italia M-346 untuk isi Spesifikasi resmi akan disebut.
M-346 lebih berat ditandai dan memiliki bagian yang sangat baik, M-346 anomali dari harga industri ringan tidak pasti apakah pembangunan yang sebenarnya akan. M-346 bersenjata 1 butir 1 dapat dipasang mujangman (T-50 adalah kemungkinan 3).
TA-50 dari bersenjata lainnya: MK-82 500 dasar JDAM 9-kaki, MK-83 1000 dasar JDAM 5-kaki, roketeutan 8-kaki, LAU-68/131/3 MK-20/CBU-58 9 kaki, AGM-65 A / B / D model berdasarkan 8-kaki, menembak sasaran dua kaki dan kendaraan udara lainnya, 2-3 kaki
TA-50 dari serikat militan terbesar (payload eksternal maksimum): rudal udara - bom bom -3 - -3 tanker bom - bom - rudal
T/TA/FA-50 Range kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak ada data yang tepat, data untuk setiap variasi adalah sisi serius. Namun, mesin output yang sama, dan bahan bakar internal yang sama dibandingkan dengan gas dan sementara itu, memiliki daya jelajah dari yang cukup panjang, diperkirakan. Baru-baru ini pada bulan Oktober 2009 data termasuk Seoul Air Show di choehang jarak 1850 km (Max Cruise Range) sebagai unit konversi, yang 1.853 km = 1 nm untuk 1000 nm yang diketahui tentang menghakimi.
T-internal 50-konsumsi bahan bakar dan berat juga di Seoul Air Show pada bulan Oktober 2009 yang dikenal sebagai beberapa nilai lain, bahan bakar internal dan 2.182 kg, 6.636 kg dan mulus, termasuk bahan bakar internal yang disebut berat 8.818 kg. Selain itu, tingkat maksimum 39.600 ft / min (12.1 km/min) disebut beban desain -3 / 8 g, kecepatan maksimum Mach 1,5, berat 1, Berat maksimum lepas landas 27.300 lb(12.383 kg), berat kosong 14.600 lbs (6.622 kg), dll sumber utama diketahui.
T-50 penerbangan terbukti top speed 18 dan 23 November 2009 telah dilakukan pada hari kedua, 18 th, Mach 1,4 jenis driver berdasarkan stabilitas DBLT WLSS Roll popu manuver dilakukan, 23 melebihi Mach 1,5 Pada .
T-50 dari tingkat balik EM yang 15000 ft pada kekuatan dorong dan tarik menetralisir satu sama lain pada titik 14,5 'dengan merekam F-16 dan yang sejenis, tetapi, T-50 dan FA-50 dan tapje peralatan tambahan dan bersenjata karena tarik efek seperti tingkat peningkatan berubah diharapkan untuk turun. Dan dalam kasus F-16 tingkat gilirannya berkelanjutan harus diukur oleh dua 7G, 6.5G T-50 lebih unggul untuk membatasi. Perbedaan lain antara dorong maksimum untuk terus dalam praktik juga memengaruhi tingkat giliran. F-18 dan F-16 dari tingkat berbalik dalam keadaan bersenjata yang dikenal menjadi primadona, Mirage 2000, F-16 dari spesifikasi rupanya jatuh dari ketinggian tinggi F-16 semakin baik tingkat giliran.
T-50 Mach 0,5 atau kurang bermanuver daripada-M 346, jatuh lebih dari Mach 1,2 bermanuver daripada F-16 diketahui jatuh. Namun, sebagian besar perang udara dalam mendukung T-50 Mach 0,5-1,2 terjadi di daerah antara. Mulai mesin, supersonik T-50 untuk mengaktifkan afterburner dari mesin yang dilengkapi dengan pelatih, konsumsi bahan bakar rendah, mengingat bahwa mesin diperiksa dan diperbaiki sebagai seorang pejuang untuk mengganti mesin dapat dikembangkan.
Pada tahun 2009, Seoul, penjelasan ADEX dari penyiar penyiaran T-50 dapat berubah 360 derajat hanya 15 detik, dan kali ini abadi percepatan gravitasi pilot dikatakan 8G. (Air menunjukkan demonstrasi dari belokan dibuat dari ketinggian rendah.)
TNI Angkatan Udara – 16 unit pesawat T-50i diterima pada Januari 2014. Dilengkapi dengan meriam dan radar EL/M-2032 di tahun 2018.[15][16] 14 unit aktif digunakan hingga Agustus 2020.[17] Pada Juli 2021, Indonesia menandatangani kontrak pembelian senilai US$240 juta untuk 6 unit tambahan dan akan diterima pada Oktober 2024.[6][18]
Pada tanggal 20 Desember 2015, pesawat T50i Golden Eagle yang dimiliki oleh TNI AURepublik Indonesia dengan nomor ekor TT5007 jatuh saat melakukan solo aerobatik pada perayaan Gebyar Dirgantara Yogyakarta 2015 di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta. Pesawat tempur ringan itu jatuh pada pukul 09.53 WIB di halaman Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Menurut Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama Imran Baidirus, pesawat tersebut jatuh setelah melakukan atraksi selama 20 menit.[25]
Pilot pesawat tersebut adalah Letnan Kolonel Marda Sarjono. Sedangkan back seater-nya adalah Kapten Dwi Cahyadi. Pada saat kejadian, keduanya tidak sempat menarik dan menggunakan kursi pelontar sehingga menjadi korban dalam musibah tersebut. Saat ini penyebab kecelakaan masih diselidiki pihak terkait.
Pada 18 Juli 2022, pesawat T50i Golden Eagle yang bernomor ekor bernomor ekor TT-5009 dilaporkan jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan Blora, Jawa Tengah. Pesawat yang dipiloti Lettu Allan Safitra Indra Wahyudi ini jatuh saat melakukan latihan terbang malam. Akibat dari kecelakaan ini, sang pilot dinyatakan gugur saat bertugas.[26]
^"TUDM chooses FA-50". Scramble.nl. 2023-02-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-22. Diakses tanggal 2023-03-05.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)