Taman Bumi Merangin-Jambi
Taman Bumi Global UNESCO Merangin-Jambi (Inggris: Merangin-Jambi UNESCO Global Geopark[1]) atau yang biasa dikenal dengan Geopark Merangin-Jambi adalah taman bumi dengan konsep manajemen pengelolaan kawasan yang menyerasikan keragaman geologi, hayati, dan budaya, melalui prinsip konservasi, edukasi, dan pembangunan yang berkelanjutan di kawasan terintegrasi Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Indonesia. Penggunaan dari kata Jambi pada nama Geopark tidak hanya merujuk pada wilayah administratif dari Provinsi Jambi, tetapi juga suatu pernyataan kebanggan pada Fosil Flora Jambi.[2] Taman Bumi Merangin-Jambi ini telah dikukuhkan melalui Sidang UNESCO pada 24 Mei 2023 di Paris, Prancis, dengan status Taman Bumi Global UNESCO.[3][4] Sebagai tambahan, disana juga terdapat suatu hamparan karst dengan bentang alam yang bervariasi, keduanya baik exokarst dan endokarst memiliki jejak peninggalan kuno. Kompleks Gunung Masurai dengan fenomena tektonik vulkanik menyebabkan formasi pada beberapa bentang alam seperti danau, air terjun, kekar kolom dan perwujudan panas bumi yang masih berlanjut sampai saat ini. Kompleks ini juga menjadi tempat tinggal bagi flora dan fauna langka dan dilindungi dan mengandung sejarah dari peradaban terdahulu. Semua keunikkan geologi ini ada dalam satu area yang dapat ditemukan di area Geopark Merangin Jambi. Secara keseluruhan, area Geopark Merangin Jambi adalah sebuah kawasan daratan sekitar 4,832.31 km². Secara administratif, kawasan ini terdiri dari 12 Kecamatan di Kabupaten Merangin, dengan jumlah 131 Desa/ Kelurahan. Kawasan ini membentang sejauh ± 121 km dari Timur ke Barat dan ± 117 km dari Utara ke Selatan. Rute jalan utama di rute Selatan-Utara dengan jarak ±80 km, selanjutnya rute Timur-Barat sekitar ±140 km. Rute darat untuk menempuh kawasan Gunung Masurai ±112 km.[5] Taman Bumi Global UNESCO Merangin-Jambi menjadi anggota dari Jaringan Taman Bumi Global (Global Geoparks Network) dan terkhusus Jaringan Taman Bumi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Geoparks Network) bentukan UNESCO. Taman bumi ini resmi didirikan pada tahun 2012, menyandang taman bumi nasional pada tahun 2014, dan pada 24 Mei 2023 telah diterima menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp) sekaligus menjadi Taman Bumi Global UNESCO yang pertama di provinsi Jambi, ke-2 di pulau Sumatra setelah Geopark Kaldera Toba dan yang ke-9 dimiliki oleh Indonesia.[6][7] FasilitasFasilitas dan akomodasi di wisata alam yang satu ini dapat dikatakan cukup memadai. Untuk kegiatan tracking menuju lokasi geopark, Anda perlu menyewa seorang guide dengan biaya 100 ribu rupiah per orangnya, sedangkan untuk biaya penyewaan perahu karet, Anda diwajibkan menggelontorkan dana sebesar 600 ribu. Satu buah perahu dapat digunakan untuk 5 orang pengunjung dan satu orang pemandu. Biaya pemandu perahu sendiri sudah termasuk kedalam biaya sewa perahu ini. Untuk keperluan penginapan, Anda dapat menyewa homestay dengan biaya rata-rata sekitar 200 ribu rupiah untuk satu malamnya. Satu buah homestay biasanya dapat digunakan untuk sekitar 10 orang pengunjung sekaligus.[8] Referensi
Pranala luar
|