Taman Laut Raja AmpatRaja Ampat adalah taman nasional laut yang berada di pusat Coral Triangle. Kawasan Taman Nasional Raja Ampat yang dilindungi ini mempunyai luas 835,21 ha pada tahun 2007, kemudian diperluas menjadi 1.185. 940 ha.[1] Lokasi penyelaman Pulau Raja Ampat Koordinat: (0°30′0″S 130°0′0″E / 0.50000°S 130.00000°E) 50 mil atau memakan waktu 2 jam dengan mempergunakan speedboat dari pelabuhan Jeftman Sorong, lokasi penyelaman ini ditemukan pada tahun 1990 oleh Max Ammer, seorang warga negara Belanda. Perubahan status dari Suaka Alam Perairan (SAP) Raja Ampat menjadi Taman ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 32 Tahun 2022. Perubahan status tersebut dilakukan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi, dimana setiap kawasan konservasi yang fokus objeknya lebih dari satu, maka harus diubah menjadi Taman.[2] Lembaga Conservation International (CI) yang bekerjasama dengan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan sebuah penelitian di tahun 2001 dan 2002 yang menunjukkan bahwa Raja Ampat memiliki hampir 75% terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Selain itu, perairan Raja Ampat adalah tempat tinggal dari 1000 lebih jenis ikan karang dan 700 jenis Moluska. Spesies ikan yang hidup di perairan ini melebihi jumlah spesies hewan daratnya.[1] Kepulauan Raja Ampat memenangkan penghargaan Blue Park Award dari Marine Conservation Institute pada Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 2022 di Lisbon, Portugal.[2] Kabupaten ini berada di bagian barat pulau Papua yang memiliki luas wilayah 67.379,6 km2 dengan wilayah laut sebesar 87% dari total luas wilayah. Kabupaten Raja Ampat sendiri terdiri atas 610 gugusan pulau dengan empat pulau besar yaitu Pulau Misool, Pulau Salawati, Pulau Batanta dan Pulau Waigeo.[1] Referensi
|