Menurut Alkitab, Amnon lambat laun menaruh perasaan cinta terhadap saudari tirinya sehingga menjadi sakit karena rindu . Amnon mempunyai seorang teman dan penasihat bernama Yonadab yang juga saudara sepupunya dan dikatakan sebagai "seorang yang sangat cerdik".[1] Yonadab menasihati Amnon untuk berpura-pura sakit. Amnon melakukan seperti nasihat itu, berpura-pura sakit dan meminta Tamar menyediakan makanan untuknya. Kemudian ia mengajak gadis itu untuk tidur bersamanya. Ketika Tamar mencoba berbicara supaya Amnon tidak berbuat demikian, bahkan sebagai argumen terakhir meminta Amnon berbicara kepada ayah mereka supaya mereka bisa dinikahkan, Amnon memperkosanya.
13:1 Sesudah itu terjadilah yang berikut. Absalom bin Daud mempunyai seorang adik perempuan yang cantik, namanya Tamar; dan Amnon bin Daud jatuh cinta kepadanya. 13:2 Hati Amnon sangat tergoda, sehingga ia jatuh sakit karena Tamar, saudaranya itu, sebab anak perempuan itu masih perawan dan menurut anggapan Amnon mustahil untuk melakukan sesuatu terhadap dia. 13:3 Amnon mempunyai seorang sahabat bernama Yonadab, anak Simea kakak Daud. Yonadab itu seorang yang sangat cerdik. 13:4 Katanya kepada Amnon: "Hai anak raja, mengapa engkau demikian merana setiap pagi? Tidakkah lebih baik engkau memberitahukannya kepadaku?" Kata Amnon kepadanya: "Aku cinta kepada Tamar, adik perempuan Absalom, saudaraku itu." 13:5 Lalu berkatalah Yonadab kepadanya: "Berbaringlah di tempat tidurmu dan berbuat pura-pura sakit. Apabila ayahmu datang menengok engkau, maka haruslah engkau berkata kepadanya: Izinkanlah adikku Tamar datang memberi aku makan. Apabila ia menyediakan makanan di depan mataku, sehingga aku dapat melihatnya, maka aku akan memakannya dari tangannya." 13:6 Sesudah itu berbaringlah Amnon dan berbuat pura-pura sakit. Ketika raja datang menengok dia, berkatalah Amnon kepada raja: "Izinkanlah adikku Tamar datang membuat barang dua kue di depan mataku, supaya aku memakannya dari tangannya." 13:7 Lalu Daud menyuruh orang kepada Tamar, ke rumahnya, dengan pesan: "Pergilah ke rumah Amnon, kakakmu dan sediakanlah makanan baginya." 13:8 Maka Tamar pergi ke rumah Amnon, kakaknya, yang sedang berbaring-baring, lalu anak perempuan itu mengambil adonan, meremasnya dan membuat kue di depan matanya, kemudian dibakarnya kue itu. 13:9 Sesudah itu gadis itu mengambil kuali dan mengeluarkan isinya di depan Amnon, tetapi ia tidak mau makan. Berkatalah Amnon: "Suruhlah setiap orang keluar meninggalkan aku." Lalu keluarlah setiap orang meninggalkan dia. 13:10 Lalu berkatalah Amnon kepada Tamar: "Bawalah makanan itu ke dalam kamar, supaya aku memakannya dari tanganmu." Tamar mengambil kue yang disediakannya itu, lalu membawanya kepada Amnon, kakaknya, ke dalam kamar. 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: "Marilah tidur dengan aku, adikku." 13:12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: "Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu. 13:13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu." 13:14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.
Kejadian selanjutnya
Setelah memerkosa, Amnon diliputi kebencian terhadap Tamar dan menyuruhnya kembali ke rumahnya. Tamar menyatakan perkabungan dengan mengoyakkan baju kurungnya dan menaruh abu pada kepalanya. Ia mengadu kepada abang kandungnya, Absalom, yang mencoba menghiburnya dan menempatkannya di dalam rumahnya, di mana Tamar menjadi seorang "perempuan terasing" (TB: "seorang diri"). Ketika Raja Daud, ayah Tamar dan Amnon, mendengar mengenai hal pemerkosaan itu, ia marah, tetapi tidak berbuat apa-apa. Menurut Gulungan Laut Mati dan versi bahasa Yunani kuno untuk 2 Samuel 13:21, "... ia tidak menghukum putranya, Amnon, karena ia mengasihinya, sebab ia adalah putra sulungnya."[2]
13:15 Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: "Bangunlah, enyahlah!" 13:16 Lalu berkatalah gadis itu kepadanya: "Tidak kakakku, sebab menyuruh aku pergi adalah lebih jahat dari pada apa yang telah kaulakukan kepadaku tadi." Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan dia. 13:17 Dipanggilnya orang muda yang melayani dia, katanya: "Suruhlah perempuan ini pergi dari padaku dan kuncilah pintu di belakangnya." 13:18 Gadis itu memakai baju kurung yang maha indah; sebab demikianlah puteri-puteri raja yang masih perawan berpakaikan baju kurung panjang. Kemudian pelayan itu menyuruh dia keluar, lalu mengunci pintu di belakangnya. 13:19 Lalu Tamar menaruh abu di atas kepalanya, mengoyakkan baju kurung yang maha indah yang dipakainya, meletakkan tangannya di atas kepalanya dan pergilah ia sambil meratap dengan nyaring. 13:20 Bertanyalah Absalom, kakaknya, kepadanya: "Apakah Amnon, kakakmu itu, bersetubuh dengan engkau? Maka sekarang, adikku, diamlah saja, bukankah ia kakakmu, janganlah begitu memikirkan perkara itu." Lalu Tamar tinggal di rumah Absalom, kakaknya itu, seorang diri. 13:21 Ketika segala perkara itu didengar raja Daud sangat marahlah ia. 13:22 Dan Absalom tidak berkata-kata dengan Amnon, baik tentang yang jahat maupun tentang yang baik, tetapi Absalom membenci Amnon, sebab ia telah memperkosa Tamar, adiknya.
Absalom membunuh Amnon
Absalom, yang membenci abang tirinya, Amnon, karena telah memperkosa Tamar, menunggu dua tahun dan akhirnya menyuruh orang membunuh Amnon.
13:23 Sesudah lewat dua tahun, Absalom mengadakan pengguntingan bulu domba di Baal-Hazor yang dekat kota Efraim. Lalu Absalom mengundang semua anak raja. 13:24 Kemudian Absalom menghadap raja, lalu berkata: "Hambamu ini mengadakan pengguntingan bulu domba. Kiranya raja dan pegawai-pegawainya ikut bersama-sama dengan hambamu ini." 13:25 Tetapi raja berkata kepada Absalom: "Maaf, anakku, jangan kami semua pergi, supaya kami jangan menyusahkan engkau." Lalu Absalom mendesak, tetapi raja tidak mau pergi, ia hanya memberi restu kepadanya. 13:26 Kemudian berkatalah Absalom: "Kalau tidak, izinkanlah kakakku Amnon pergi beserta kami." Tetapi raja menjawabnya: "Apa gunanya ia pergi bersama-sama dengan engkau?" 13:27 Tetapi ketika Absalom mendesak, diizinkannyalah Amnon dan semua anak raja pergi beserta dia. 13:28 Lalu Absalom memerintahkan orang-orangnya, demikian: "Perhatikan! Apabila hati Amnon menjadi gembira karena anggur, dan aku berkata kepadamu: Paranglah Amnon, maka haruslah kamu membunuh dia. Jangan takut. Bukankah aku yang memerintahkannya kepadamu? Kuatkanlah hatimu dan tunjukkanlah dirimu sebagai orang yang gagah perkasa!" 13:29 Orang-orang Absalom memperlakukan Amnon seperti yang diperintahkan Absalom. Lalu bangunlah semua anak raja itu, mereka menaiki bagalnya masing-masing dan melarikan diri.
Penafsiran
Michael D. Coogan berpendapat bahwa penempatan kisah pemerkosaan Tamar, segera setelah kisah Batsyeba, merupakan cara penulis untuk membandingkan Amnon dengan Daud: sebagaimana Daud menyalahi Batsyeba, demikianlah Amnon menyalahi Tamar, "seperti bapak seperti anak."[3] Namun, Mark Gray, tidak setuju dengan pendapat itu, karena menurutnya "pemerkosaan Tamar merupakan tindakan penganiayaan yang keji, berbeda dengan pertemuan Daud dengan Batsyeba."[4]
Mary J. Evans menggambarkan Tamar sebagai seroang "anak perempuan yang cantik, baik hati, patuh, saleh, yang dihancurkan oleh keluarganya sendiri" ("beautiful, good-hearted obedient, righteous daughter who is totally destroyed by her family").[5] Setelah perkosaan, ketika Amnon mencoba mengusir Tamar, perempuan itu menjawab "Tidak kakakku, sebab menyuruh aku pergi adalah lebih jahat dari pada apa yang telah kaulakukan kepadaku tadi." (2 Samuel 13:15–16). Jawaban ini merujuk kepada Ulangan 22:28 yang menyatakan bahwa seseorang laki-laki yang memperkosa seorang perempuan perawan harus menikahinya. Hukum Alkitab melarang seorang laki-laki untuk berhubungan badan dengan saudara perempuannya; Kyle McCarter berpendapat bahwa hukum itu mungkin tidak diberlakukan saat itu, atau diabaikan oleh Daud, atau tidak berlaku bagi keluarga kerajaan.[6]
Michael D. Coogan, dalam bagiannya mengenai para perempuan di dalam Kitab 2 Samuel, menggambarkan Tamar sebagai seorang "tokoh pasif" yang kisahnya "diceritakan dengan pathos yang besar." Coogan juga menunjukkan kekhususan gambaran di akhir kisah hidupnya, di mana Tamar ditinggalkan sebagai seorang "perempuan terasing dalam rumah Absalom, abangnya" (2 Samuel 13:20). Ayat terakhir mengenai Tamar ini dimaksudkan supaya pembaca dapat merasa kasihan terhadapnya.[3]
Rujukan dalam sastra
Georg Christian Lehms, Des israelitischen Printzens Absolons und seiner Prinzcessin Schwester Thamar Staats- Lebens- und Helden-Geschichte (Kisah sejarah kehidupan dan kepahlawanan pangeran Israel Absalom dan saudarinya, putri raja, Tamar), novel dalam bahasa Jerman diterbitkan di Nuremberg, 1710
Penyair Spanyol, Federico García Lorca, menulis sebuah sajak mengenai perkosaan Amnon terhadap saudara perempuannya, Tamar, yang termasuk dalam koleksi sajak Lorca tahun 1928 Romancero Gitano (diterjemahkan sebagai Gypsy Ballads). Versi Lorca berbeda dengan kisah Alkitab asalnya - Amnon digambarkan dikuasai secara mendadak oleh rasa cinta yang tidak terkontrol, tanpa perencanaan jahat sebelumnya, sebagaimana dalam cerita aslinya. Ia menyerang dan memperkosa Tamar dan kemudian melarikan diri di tengah malam dengan menunggangi kudanya, dan para pemanah menembakinya dari atas tembok pertahanan - di mana Raja Daud memotong senar harpanya.
Stefan Heym dalam karyanya 1973 "The King David Report",[7] di mana penulis asal Jerman Timur ini menggambarkan seorang penulis sejarah istana menulis catatan sejarah "resmi" pemerintahan Raja Daud, dan menyediakan satu bab untuk merekam hasil wawancaranya dengan Tamar - yang digambarkannya telah menjadi gila akibat pengalaman buruknya.
^ abCoogan, Michael D. A Brief Introduction to the Old Testament.. (Oxford University Press: 2009), 212.
^Gray, Mark (1998). "Amnon: A Chip off the Old Block? Rhetorical Strategy in 2 Samuel 13:7-15: The Rape of Tamar and the Humiliation of the Poor". JSOT. 77: 40.
^Mary J. Evans, "Women," in Bill T. Arnold and H. G. M. Williamson (eds.), Dictionary of the Old Testament Historical Books (Downers Grove: IVP, 2005), 994.
^P. Kyle McCarter Jr, "Second Samuel Commentary," Harold W. Attridge (eds.), Harper Collins Study Bible; Including Apocryphal Deuterocanonical Books Student Edition NRSV (New York: Harper One, 2006), 454.