Share to:

 

Tameng (heraldik)

Dalam heraldik, tameng adalah perisai yang menjadi elemen utama dalam sebuah pencapaian arma . Kata tersebut dapat digunakan dalam dua pengertian yang berbeda. Dalam pengertian pertama, tameng adalah perisai tempat arma dipajang. Adapun dalam pengertian yang kedua, tameng itu sendiri bisa menjadi sebuah muatan di dalam mantel arma, atau yang disebut sebagai tameng dalam.

Bentuk tameng berasal dari perisai yang digunakan oleh para ksatria dalam pertempuran. Karenanya, bentuknya dapat bervariasi dan berkembang menurut wilayah dan era. Karena perisai dianggap sebagai perlengkapan militer yang hanya diperuntukkan bagi pria, wanita Inggris biasanya meletakkan arma mereka di atas belah ketupat, atau berbentuk berlian, sementara para pendeta dan wanita di benua Eropa meletakkan arma mereka di atas perisai yang berbentuk oval. Bentuk lainnya juga dapat digunakan, seperti bentuk bundar yang biasa digunakan untuk arma yang diberikan kepada orang-orang Aborigin Kanada oleh Otoritas Heraldik Kanada, atau perisai Nguni yang digunakan dalam heraldik Afrika.

Walaupun tameng dapat digunakan sebagai muatan tersendiri, penggunaan tameng yang paling umum adalah untuk menampilkan arma lain sebagai bentuk penggabungan. Muatan tameng seperti itu biasanya diberi bentuk yang sama dengan perisai utama. Bila hanya ada satu muatan tameng, kadang-kadang disebut sebagai tameng dalam.

Tameng dalam biasanya digunakan oleh wanita yang telah menikah dan merupakan ahli waris heraldik, yakni tidak memiliki saudara laki-laki yang dapat mewarisi arma milik ayahnya. Tameng dalam tersebut diletakkan di tengah-tengah perisai arma milik suaminya.

Bentuk

Patung William Longespée the Younger (meninggal tahun 1250) di Katedral Salisbury, memperlihatkan perisai pemanas segitiga awal, bentuk yang digunakan sebagai "kanvas" untuk pajangan arma pada zaman heraldik klasik

Penggambaran perisai proto-heraldik paling awal pada paruh kedua abad ke-12 masih memiliki bentuk perisai layang-layang Norman yang digunakan sepanjang abad ke-11 hingga 12 Masehi. Sekitar tahun 1230-an, perisai yang digunakan oleh kavaleri berat menjadi lebih pendek dan mempunyai bentuk segitiga, yang sekarang disebut perisai pemanas .

Bentuk peralihan antara perisai layang-layang dan pemanas terlihat pada akhir abad ke-12 hingga awal abad ke-13 Masehi. Sebagai contoh, perisai William II Longespée (meninggal 1250) yang ditampilkan bersama patungnya di Katedral Salisbury berbentuk segitiga, adapun perisai yang ditampilkan pada patung ayahnya William Longespée, Earl of Salisbury ke-3 (w. 1226) masih memiliki bentuk memanjang.

Perisai pada monumen Geoffrey V, Pangeran Anjou (w. 1151) panjangnya hampir menutupi seluruh bagian dari tubuhnya. Perisai pemanas digunakan dalam peperangan selama puncak Zaman Ksatria, sekitar waktu Pertempuran Crecy (1346) dan berdirinya Ordo Garter (1348). Oleh karena itu, bentuk perisai tersebut digunakan dalam perarmaan dari "zaman klasik" dari heraldik ini.

Diawali pada abad ke-15, berbagai macam bentuk tameng pun mulai mengalami perkembangan. Pada era Tudor, tameng heraldik menjadi berbentuk lebih persegi, [1] mengambil bentuk lengkungan Tudor terbalik. Desain Eropa Kontinental sering kali menggunakan berbagai bentuk yang digunakan dalam jousting, yang menggabungkan "mulut" yang digunakan sebagai sandaran tombak ke dalam perisai; tameng seperti itu dikenal sebagai à bouche . Mulutnya ditampilkan dengan benar di sisi yang dekster saja, karena lemparan jousting dirancang untuk ksatria yang tidak kidal. Contoh heraldik perisai Inggris à bouche dapat dilihat pada tiang atap kayu rangka Lincoln's Inn Hall, London.

Bentuk bagian atas, samping, dan alas tameng dapat dijabarkan secara terpisah. Elemen-elemen tersebut dapat digabungkan secara bebas. [2] Perisai gaya Barok yang sangat kompleks dan rumit pada abad ke-17 Masehi tersedia dalam banyak variasi artistik.

Contoh bentuk variasi artistik tersebut misalnya perisai dengan lengkungan seperti pada kurung kurawal di bagian dasarnya, yang marak digunakan dalam heraldik Prancis pada abad ke-17 Masehi.

  1. Hulu: Bagian paling atas dari perisai
  2. Dekster: sisi kanan perisai saat dipakai (sebelah kiri menurut pengamat)
  3. Sinister: sisi kiri perisai saat dipakai (sebelah kanan menurut pengamat)
  4. Dasar: paling bawah
  5. Hulu dekster: pojok kanan atas
  6. Tengah hulu: tengah-tengah
  7. Hulu sinister: pojok kanan atas
  8. Titik kehormatan: tengah-tengah antara hulu tengah dan titik saf
  9. Fess Titik saf: paling tengah
  10. Nombril Point: tengah-tengah antara dasar dan titik kehormatan atau antara tengah dasar dan titik saf [3]
  11. Dasar dekster: bawah kanan
  12. Dasar sinister: bawah kiri
  13. Dasar tengah: bawah tengah

Belah ketupat

Mantel arma Pippa Middleton (dianugerahkan pada tahun 2011), berdasarkan mantel arma milik ayahnya. Versi belah ketupat ini, didukung dengan pita yang berwarna biru, melambangkan wanita yang belum menikah. [4] [5]
Mantel arma pria (berbentuk perisai) dan wanita (berbentuk belah ketupat) dalam relief di Southwark, London.

Dalam tradisi heraldik Inggris, belah ketupat telah dipakai oleh para wanita sejak abad ke-13 Masehi[6] untuk menampilkan arma mereka, alih-alih tameng atau perisai, yang sering kali dihubungkan dengan peperangan dan maskulinitas. Dalam hal ini, tameng tersebut ditampilkan tanpa jambul atau helm karena seorang wanita. Untuk tujuan praktis pengelompokan, belah ketupat dapat diperlakukan sebagai sebuah variasi dari tameng heraldik.

Menurut aturan tradisional yang berlaku, golongan perempuan yang memiliki hak untuk menampilkan arma mereka sendiri sangatlah terbatas, misalnya seorang penguasa monarki perempuan—yang menggunakan tameng sebagai seorang komandan militer, alih-alih belah ketupat—dan wanita bangsawan, yang boleh menampilkan armanya sendiri di atas belah ketupat, bahkan jika mereka telah menikah. [7] Secara umum, perempuan diwakili oleh arma dari ayahnya yang disula dengan arma suaminya pada sebuah tameng sebagai bentuk penggabungan .

Dalam heraldik Kanada modern, dan juga otorias heraldik modern tertentu yang lainnya, wanita dapat dianugerahi arma milik mereka sendiri dan ditampilkan di atas sebuah tameng.[butuh rujukan]Wanita-wanita bangsawan Inggris biasanya menampilkan arma mereka di atas sebuah belah ketupat. [7] Bentuk oval atau cartouche terkadang juga dipakai sebagai pengganti belah ketupat untuk wanita yang merupakan seorang narajata (memiliki mantel arma).

Sebagai sebuah hasil dari keputusan yang dikeluarkan oleh para Raja Arma Inggris pada tanggal 7 April 1995 dan 6 November 1997, [8] wanita yang menikah di Inggris, Irlandia Utara dan Wales dan di negara-negara lainnya yang mengakui kedaulatan Kolega Arma di London (misalnya Selandia Baru) juga memiliki pilihan untuk menggunakan arma dari suaminya saja, dan ditandai dengan belah ketupat kecil sebagai pembeda untuk menunjukkan bahwa arma tersebut ditampilkan untuk istri dan bukan untuk suami; [7] atau memakai arma pribadinya sendiri, ditandai dengan perisai kecil sebagai pelindung untuk alasan yang sama. [7] Wanita yang telah bercerai secara teoritis boleh menggunakan arma dari mantan suaminya yang dibedakan dengan sebuah mascle, hingga ia menikah kembali. [7] Wanita yang menjadi janda umumnya menampilkan perisai yang berbentuk belah ketupat yang disula, kecuali jika mereka adalah seorang ahli waris heraldik, dalam hal ini mereka dapat menampilkan perisai berbentuk belah ketupat dengan tameng kepura-puraan yang tidak berubah di tengahnya. [9] Wanita yang melakukan pernikahan dengan sesama jenis kelaminnya dapat menggunakan perisai atau spanduk untuk menyatukan arma, namun mereka hanya dapat menggunakan belah ketupat atau spanduk ketika salah satu pasangan meninggal. [10]

Titik-titik

Titik-titik perisai mengacu pada posisi tertentu yang digunakan dalam blazon (deskripsi arma) untuk menjelaskan tempat dari sebuah muatan harus diletakkan. [11]

Titik-titik dari tameng atau perisai heraldik

Tameng dalam

Arms of Birgitte, Duchess of Gloucester.
Arma Birgitte, Adipati Wanita Gloucester . Ini menggambarkan arma ayahnya diletakkan di atas arma suaminya ( Richard, Adipati Gloucester ) sebagai sebuah tameng dalam

Tameng dalam merupakan tameng yang lebih kecil yang ditempatkan di dalam atau ditumpangkan di atas perisai utama dari sebuah mantel arma.

Referensi

  1. ^ Grazebrook 1890, p.38.
  2. ^ Grazebrook 1890, plate I.
  3. ^ Webster's Revised Unabridged Dictionary. Springfield, Mass: G. & C. Merriam. 1913. ISBN 0760749752. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 June 2022. Diakses tanggal 22 June 2023. 
  4. ^ "Royal wedding: Kate Middleton coat of arms unveiled". BBC News. 19 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 April 2011. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  5. ^ Bates, Stephen (19 April 2011). "Kate Middleton family gets coat of arms". The Guardian. UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 February 2014. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  6. ^ Grazebrook (1890), hlm. 20.
  7. ^ a b c d e The Arms of Women (2002).
  8. ^ Coat of Arms.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  9. ^ Fearn, Jacqueline (1980). Discovering Heraldry. Shire. hlm. 61. 
  10. ^ Thomas Woodcock, Garter King of Arms; Patric Dickinson, Clarenceux King of Arms; H Bedingfeld, Norroy and Ulster King of Arms (29 March 2014). "The Arms of Individuals in Same-Sex Marriages". college-of-arms.gov.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2019. Diakses tanggal 31 July 2019. 
  11. ^ Boutell (1914), hlm. 33, figure 27; Woodward & Burnett (1892), hlm. 58
Kembali kehalaman sebelumnya